Pontianak (Antara Kalbar) - Pemerintah Kota Pontianak bekerja sama perusahaan sawit setempat akan mengeruk Sungai Malaya dengan alat berat untuk mengatasi banjir.
Wakil Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Jumat, mengatakan sebagai langkah cepat, pihaknya mengeruk Sungai Malaya, Parit Nenas, dan Parit Pangeran.
"Langkah pertama, Sabtu besok (20/1), rencananya akan dikerahkan ekskavator, baik model amfibi maupun manual. Alat berat itu diturunkan untuk membersihkan gulma dan semak di sepanjang Sungai Malaya," ungkap Edi.
Sementara, untuk jangka panjang, akan dilakukan studi untuk pembangunan danau buatan yang berfungsi sebagai penampung air tawar pada musim kemarau, dan penampungan air pada musim penghujan, katanya.
"Untuk selanjutnya harus ada regulasi ketat agar bangunan di kawasan tersebut. Lantainya harus berada di atas air pasang tertinggi, seperti rumah-rumah panggung yang melebihi tinggi jalan, agar rumah masyarakat tidak mudah terendam apabila di musim penghujan," ungkapnya.
Terutama, menurut Edi, bagi pengembang perumahan agar tidak membangun rumah lebih tinggi dari muka air tanah dasar. Itu merupakan persiapan jangka panjang karena kalau tidak, mau sampai kapan pun, rumah yang di bawah muka air pasang tetap tergenang.
Dia menambahkan, dalam hal ini, pihak perusahaan sawit yang hak guna usahanya berada di sepanjang aliran itu tetap akan membantu peralatan. Mereka menurunkan ekskavator untuk mempercepat, membersihkan gulma dan membuat beberapa kanal serta memperdalam parit karena tanahnya bisa digunakan untuk membuat tanggul.
"Sekarang sebagian besar masyarakat yang sempat menumpang di rumah keluarga atau lainnya sudah balik ke rumah mereka masing-masing sebagai dampak banjir satu pekan lalu," kata Edi.
(A057/K007)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
Wakil Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Jumat, mengatakan sebagai langkah cepat, pihaknya mengeruk Sungai Malaya, Parit Nenas, dan Parit Pangeran.
"Langkah pertama, Sabtu besok (20/1), rencananya akan dikerahkan ekskavator, baik model amfibi maupun manual. Alat berat itu diturunkan untuk membersihkan gulma dan semak di sepanjang Sungai Malaya," ungkap Edi.
Sementara, untuk jangka panjang, akan dilakukan studi untuk pembangunan danau buatan yang berfungsi sebagai penampung air tawar pada musim kemarau, dan penampungan air pada musim penghujan, katanya.
"Untuk selanjutnya harus ada regulasi ketat agar bangunan di kawasan tersebut. Lantainya harus berada di atas air pasang tertinggi, seperti rumah-rumah panggung yang melebihi tinggi jalan, agar rumah masyarakat tidak mudah terendam apabila di musim penghujan," ungkapnya.
Terutama, menurut Edi, bagi pengembang perumahan agar tidak membangun rumah lebih tinggi dari muka air tanah dasar. Itu merupakan persiapan jangka panjang karena kalau tidak, mau sampai kapan pun, rumah yang di bawah muka air pasang tetap tergenang.
Dia menambahkan, dalam hal ini, pihak perusahaan sawit yang hak guna usahanya berada di sepanjang aliran itu tetap akan membantu peralatan. Mereka menurunkan ekskavator untuk mempercepat, membersihkan gulma dan membuat beberapa kanal serta memperdalam parit karena tanahnya bisa digunakan untuk membuat tanggul.
"Sekarang sebagian besar masyarakat yang sempat menumpang di rumah keluarga atau lainnya sudah balik ke rumah mereka masing-masing sebagai dampak banjir satu pekan lalu," kata Edi.
(A057/K007)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018