Pontianak (Antaranews Kalbar) - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF telah menerbitkan obligasi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) IV tahap III Tahun 2018 senilai Rp2 triliun dengan rating idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
"Penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari PUB IV yang diupayakan SMF dalam menghimpun dana dengan target sebesar Rp 12 triliun," ujar Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo dalam siaran pers yang diterima Antara di Pontianak, Rabu.
Ananta menjelaskan bahwa obligasi tersebut terdiri dari tiga seri, yaitu seri A dengan nilai sebesar Rp1 triliun dengan bunga tetap sebesar 6 persen dan jangka waktu 370 hari sejak tanggal emisi. Sedangkan untuk seri B jumlah obligasi yang ditawarkan sebesar Rp800 miliar, tingkat bunga 6,85 persen dengan jangka waktu 3 tahun sejak tanggal emisi. Kemudian Seri C sebesar Rp200 miliar, dengan bunga sebesar 6,95 persen berjangka waktu 5 tahun sejak tanggal emisi.
"Minat investor untuk berinvestasi pada surat utang SMF cukup tinggi. Hal tersebut terlihat dengan adanya kelebihan permintaan . Intinya minat investor yang masuk pada saat book building untuk obligasi PUB IV tahap III ini melebihi target yaitu mencapai Rp4 triliun. Namun yang kami ambil hanya sebesar Rp2 triliun sesuai target awal penerbitan," kata dia.
Menurutnya obligasi tersebut telah memenuhi kriteria instrumen bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.36/POJK.05/2016, Tentang Perubahan atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.1/POJK.05/2016, Tentang Investasi Surat Berharga Bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank.
"Dana yang diperoleh dari obligasi ini rencananya akan digunakan untuk memberikan pinjaman kepada penyalur KPR. Penerbitan obligasi ini merupakan bentuk komitmen dari SMF sebagai penyedia likuiditas jangka menengah panjang bagi penyalur KPR," jelas dia.
Ananta menambahkan terkait penerbitan obligasi berikutnya direncanakan akan diterbitkan pada kuartal II tahun 2018 dengan nominal penerbitan disesuaikan dengan kebutuhan likuiditas SMF.
Dikatakan dia melalui kegiatan sekuritisasi dan penyaluran pinjaman, sejak awal berdirinya di tahun 2005, SMF telah mengalirkan dana dari pasar modal ke penyalur KPR sampai dengan 31 Desember 2017 kumulatif mencapai Rp35,63 triliun. Itu terdiri dari penyaluran pinjaman sebesar Rp 27,47 triliun dan sekuritisasi sebesar Rp8,1 triliun.
"Dari seluruh dana yang dialirkan tersebut, telah membiayai kurang lebih 846 ribu debitur KPR dari Aceh sampai Papua. Terkait sekuritisasi, sejak 2009 sampai dengan 2017 SMF telah memfasilitasi 11 kali transaksi sekuritisasi. Sedangkan, untuk kerja sama pembiayaan, SMF juga telah bekerja sama dengan bank umum, bank syariah, bank pembangunan daerah dan perusahaan pembiayaan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari PUB IV yang diupayakan SMF dalam menghimpun dana dengan target sebesar Rp 12 triliun," ujar Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo dalam siaran pers yang diterima Antara di Pontianak, Rabu.
Ananta menjelaskan bahwa obligasi tersebut terdiri dari tiga seri, yaitu seri A dengan nilai sebesar Rp1 triliun dengan bunga tetap sebesar 6 persen dan jangka waktu 370 hari sejak tanggal emisi. Sedangkan untuk seri B jumlah obligasi yang ditawarkan sebesar Rp800 miliar, tingkat bunga 6,85 persen dengan jangka waktu 3 tahun sejak tanggal emisi. Kemudian Seri C sebesar Rp200 miliar, dengan bunga sebesar 6,95 persen berjangka waktu 5 tahun sejak tanggal emisi.
"Minat investor untuk berinvestasi pada surat utang SMF cukup tinggi. Hal tersebut terlihat dengan adanya kelebihan permintaan . Intinya minat investor yang masuk pada saat book building untuk obligasi PUB IV tahap III ini melebihi target yaitu mencapai Rp4 triliun. Namun yang kami ambil hanya sebesar Rp2 triliun sesuai target awal penerbitan," kata dia.
Menurutnya obligasi tersebut telah memenuhi kriteria instrumen bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.36/POJK.05/2016, Tentang Perubahan atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.1/POJK.05/2016, Tentang Investasi Surat Berharga Bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank.
"Dana yang diperoleh dari obligasi ini rencananya akan digunakan untuk memberikan pinjaman kepada penyalur KPR. Penerbitan obligasi ini merupakan bentuk komitmen dari SMF sebagai penyedia likuiditas jangka menengah panjang bagi penyalur KPR," jelas dia.
Ananta menambahkan terkait penerbitan obligasi berikutnya direncanakan akan diterbitkan pada kuartal II tahun 2018 dengan nominal penerbitan disesuaikan dengan kebutuhan likuiditas SMF.
Dikatakan dia melalui kegiatan sekuritisasi dan penyaluran pinjaman, sejak awal berdirinya di tahun 2005, SMF telah mengalirkan dana dari pasar modal ke penyalur KPR sampai dengan 31 Desember 2017 kumulatif mencapai Rp35,63 triliun. Itu terdiri dari penyaluran pinjaman sebesar Rp 27,47 triliun dan sekuritisasi sebesar Rp8,1 triliun.
"Dari seluruh dana yang dialirkan tersebut, telah membiayai kurang lebih 846 ribu debitur KPR dari Aceh sampai Papua. Terkait sekuritisasi, sejak 2009 sampai dengan 2017 SMF telah memfasilitasi 11 kali transaksi sekuritisasi. Sedangkan, untuk kerja sama pembiayaan, SMF juga telah bekerja sama dengan bank umum, bank syariah, bank pembangunan daerah dan perusahaan pembiayaan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018