Mempawah (Antaranews Kalbar) - Ketua Gapoktan Karya Bersama Simpang Empat, desa Wajok Hilir, Kecamatan Siantan, Kabupaten Mempawah, Mad Ra'i mengeluhkan tugas pokok dan fungsi tenaga penyuluh pertanian di Kabupaten Mempawah. 

Keluhan tersebut didasari atas hilangnya peran tenaga penyuluh, khususnya yang ditugaskan di UPT Pertanian di Kecamatan Siantan.

"Di kampung kami ini potensi pertaniannya cukup baik. Sudah lama kami mendambakan kehadiran tenaga penyuluh sebagai pendamping petani. Sayangnya justru kami ini sama sekali tidak pernah dikunjungi tenaga penyuluh pertanian itu," ungkap Mad Ra'i, Minggu.

Menurut Mad Ra'i tak hanya menghasilkan tanaman pangan seperti padi dan jagung, talas ataupun jenis hortikultura lainnya seperti semangka, melewa, kacang-kacangan dan lain sebagainya cukup terkenal dihasilkan di desanya itu. Namun, diakui terkadang kegelisahan atas serangan penyakit tanaman seperti hama wereng dan lain sebagainya begitu menjadi momok yang dikhawatirkan merugikan kelompok tani Simpang Empat, desa Wajok Hilir, Kecamatan Siantan Kabupaten Mempawah.

"Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan. Apalagi sejauh ini tenaga penyuluh pertanian disini boleh dibilang tidak pernah sampai ke tempat kami. Lantas siapa lagi yang seharusnya membantu dan memberikan solusi kepada petani kalau bukan mereka," kesal Mad Ra'i.

Tak hanya Mad Ra'i. Warga desa lainnya pun juga meluapkan kekesalannya terhadap pemerintah daerah yang dinilai kurang memperhatikan berbagai aspek penting terkait kelangsungan hidup mereka di desa tersebut.

"Bukan hanya dari aspek pertanian. Dari aspek pendidikan, kesehatan dan infrastruktur sebenarnya kami juga perlu diperhatikan," ujar Dimas, warga desa.

Sebagai penduduk asli warga desa itu Dimas mengaku heran. Bahkan aspirasi tersebut sebelumnya juga pernah disampaikan kepada wakil rakyat di daerah pemilihan Siantan-Segedong.

"Sudah pernah kami sampaikan aspirasi kami menyangkut perlunya peran penyuluh kepada anggota dewan. Tapi tidak terlalu digubris," ungkap Dimas.

Meski enggan menyebutkan secara jelas siapa anggota dewan yang dimaksudkannya itu, Dimas tak ragu membeberkan bahwa anggota legislatif DPRD Mempawah yang dimaksudnya itu pada pemilu legislatif lalu setidaknya pernah membeli suara warga di kampungnya per suara sebesar Rp.100ribu.

"Ada yang koordinir caleg beli suara warga pileg 2014, kepala dusun yang koordinir. Seingat saya disini dia dapat sekitar 300 suara. Sekali sudah duduk aspirasi kita tidak digubris," ungkap Dimas.

Atas pengalaman tersebut kedepan Dimas berharap warga Simpang Empat, Wajok Hilir semakin cerdas dalam menentukan pilihan dalam mewakili aspirasi mereka pada pilkada maupun pemilu legislatif yang akan datang. 

"Di kampung kami ini Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusianya cukup baik. Potensi pertanian bagus, masyarakatnya giat bekerja. Pemerintah dan wakil rakyatnya saja yang kurang peka terhadap persoalan masyarakat disini," ujar Dimas.
 

Pewarta: Aries Zaldi

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018