Pontianak (Antaranews Kalbar) - PT Aneka Tambang Tbk (Antam) menargetkan PT Indonesia Chemical Alumina (ICA) yang bertempat di Tayan, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, kembali beroperasi pada September 2018

"Sekarang PT ICA sudah diambil alih sepenuhnya oleh PT Antam Tbk, dan diharapkan awal September ini sudah mulai bisa beroperasi," kata Direktur Utama PT Antam Tbk, Arie Prabowo Ario Tedjo saat dihubungi di Pontianak, Kalimantan Barat, Senin.

Ia mengungkapkan, pada Selasa lalu sudah menandatangani pembelian saham dari pihak Jepang sebesar 20 persen di Tokyo, Jepang.

"Mudah-mudahan awal September ini PT ICA sudah mulai beroperasi dan di bulan November bisa mulai memproduksi secara komersial," kata dia.

Ia melanjutkan, setelah pengambilalihan tersebut, PT ICA tidak lagi tergantung pada pihak Jepang. "Nasib PT ICA kami tentukan sendiri, dan semoga lebih baik dan sukses," ujar Arie Prabowo.

Untuk merealisasikan hal itu, ia meminta dukungan dari seluruh pemangku kepentingan baik dari pemerintah maupun seluruh elemen masyarkat khususnya yang ada di Kecamatan Tayan Hilir, Toba, Meliau dan secara umum masyarakat Kalimantan Barat.

"Dukungan yang paling kami harapkan adalah terpeliharanya kondisi keamanan dan adanya keharmonisan antara PT Antam Tbk dan seluruh stakeholders masyarakat yang ada sehingga kita semua dapat bergandeng tangan menjaga aset milik negara ini bisa berkembang dan membangun daerah Kalbar," katanya.

Pada pertengahan tahun lalu, PT ANTAM Tbk telah mengumumkan akan mengevaluasi investasi perseroan di PT Indonesia Chemical Alumina (PT ICA) pascadiputusnya kerja sama oleh perusahaan Showa Denko KK (SDK) asal Jepang.

PT ICA merupakan perusahaan patungan antara Antam dan SDK yang mengoperasikan pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) Tayan.

Dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan dengan kode ANTM ini menjelaskan, pemutusan kerja sama yang dilakukan SDK ini lantaran PT ICA belum memberikan profitibilitas dan level produksi berada di bawah tingkat yang diinginkan.

Dalam perusahaan patungan tersebut, ANTM memiliki 80 persen saham dalam di PT ICA. Sedangkan, SDK hanya memiliki 20 persen saham.

Pabrik pengolahan di Tayan sejak pemutusan kerja sama tersebut tidak beroperasi hanya bersifat pemeliharaan.

Baca juga: Serap SDM Lokal, PT ICA Raih Dukungan

Pewarta: Teguh Imam Wibowo/Slamet

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018