Jakarta (Antaranews Kalbar) - Honda Prospect Motor (HPM) berencana memperkenalkan versi terbaru kendaraan sport utility vehicle (SUV) berkapasitas lima penumpang, Honda HR-V, pada pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018, 2-12 Agustus, di ICE-BSD, Tangerang.
Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual HPM, Jonfis Fandy, mengatakan bahwa HR-V terbaru akan tampil dengan sejumlah ubahan yang membuatnya terlihat lebih "ganteng".
"Nanti lihat saja di lokasi. Jadi tambah ganteng," kata Jonfis Fandy di sela-sela pembukaan diler Honda Nusantara MT Haryono, Jakarta Selatan, Selasa.
Kendati demikian, ia tidak mau membocorkan bagian-bagian yang diubah pada Honda HR-V terbaru itu kendati ia menilai bahwa perubahannya akan cukup signifikan.
"Menurut kami ya (perubahan) mayor karena cukup besar dan ketika dilihat sekilas, terlihat lain," katanya.
Josfis mengatakan mobil itu sudah dipesan saat GIIAS 2018, kendati ia belum bisa menyebutkan harganya apakah naik atau tetap.
"Harga belum. Habis auto show kami lihat lagi. Sekarang bukan saat yang mudah ya di tengah melemahnya nilai tukar rupiah, faktor suku bunga juga berpengaruh pada industri ini. Jadi kami tak bisa buru-buru putuskan harga," pungkas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual HPM, Jonfis Fandy, mengatakan bahwa HR-V terbaru akan tampil dengan sejumlah ubahan yang membuatnya terlihat lebih "ganteng".
"Nanti lihat saja di lokasi. Jadi tambah ganteng," kata Jonfis Fandy di sela-sela pembukaan diler Honda Nusantara MT Haryono, Jakarta Selatan, Selasa.
Kendati demikian, ia tidak mau membocorkan bagian-bagian yang diubah pada Honda HR-V terbaru itu kendati ia menilai bahwa perubahannya akan cukup signifikan.
"Menurut kami ya (perubahan) mayor karena cukup besar dan ketika dilihat sekilas, terlihat lain," katanya.
Josfis mengatakan mobil itu sudah dipesan saat GIIAS 2018, kendati ia belum bisa menyebutkan harganya apakah naik atau tetap.
"Harga belum. Habis auto show kami lihat lagi. Sekarang bukan saat yang mudah ya di tengah melemahnya nilai tukar rupiah, faktor suku bunga juga berpengaruh pada industri ini. Jadi kami tak bisa buru-buru putuskan harga," pungkas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018