Pontianak (Antaranews Kalbar) - Festival Meriam Karbit tingkat pelajar SMA ikut menyemarakkan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Pontianak, Kalimantan Barat ke-247.

"Sebanyak delapan kelompok ikut serta dalam memeriahkan Festival Meriam Karbit tingkat SMA yang digelar rutin setiap tahunnya dalam memperingati HUT Pontianak ke-247," kata Plt Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Selasa.

Ia menjelaskan, Festival Meriam Karbit tingkat SMA pada 2018 dpusatkan di pinggir Sungai Kapuas, Jalan Yusuf Karim, Kelurahan Banjar Serasan, Kecamatan Pontianak Timur.

"Selain Hari Raya Idul Fitri, maka Festival Meriam Karbit juga digelar setiap menyambut HUT Kota Pontianak. Bedanya, peserta adalah pelajar tingkat SMA maupun sederajat," ujarnya.

Ia menambahkan, Festival Meriam Karbit yang diikuti pelajar tingkat SMA ini bertujuan supaya permainan rakyat tradisional ini dikenal di kalangan generasi muda dan mereka ikut melestarikan budaya khas Kota Pontianak.

Menurutnya, meriam karbit yang disediakan panitia sebanyak sembilan buah. Sedangkan aspek penilaian, diantaranya suara dentuman meriam, kekompakkan peserta, kostum yang dikenakan dan penilaian lainnya yang ditetapkan juri.

Ia berpendapat, maksimal tidaknya dentuman yang dihasilkan oleh sebuah meriam karbit, tergantung pada bagaimana peserta mematangkan karbit yang dimasukkan ke dalam meriam, sehingga saat disulut, suara yang dihasilkan pun menggelegar.

Ia mendukung apabila permainan karbit ini masuk dalam mata pelajaran muatan lokal sebagai bagian dari sejarah Kota Pontianak sehingga anak-anak sejak dini mengenal budaya dan latar belakang berdirinya Kota Pontianak.

"Generasi muda diharapkan bisa memaknai dan memahami filosofi permainan meriam karbit ini," katanya.

Salah seorang warga Banjar Serasan, Azmi menyambut ?baik digelarnya Festival Meriam Karbit ini. Sebab, kata dia, banyak dampak positif dari festival ini, diantaranya bisa mendorong kreativitas anak-anak muda ?khususnya pelajar, sekaligus menanamkan semangat bergotong royong diantara mereka.?

"Pasalnya, meskipun biaya yang dikeluarkan untuk membuat sebuah meriam terbilang cukup mahal, tetapi dengan bergotong royong dan saling urunan memberikan sumbangan dana, meriam tersebut bisa mereka buat. Semangat gotong royong itulah menjadi filosofi dalam festival meriam karbit ini," katanya.

Ia menilai, digelarnya Festival Meriam Karbit di kalangan pelajar SMA ini sangat bagus sebagai upaya menanamkan pengetahuan tentang budaya kepada generasi muda. "Dengan demikian budaya yang kita miliki ini tetap terjaga kelestariannya," ujar Azmi.

(A057/L005) 

Pewarta: Andilala

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018