Pontianak (Antaranews Kalbar) - Sebanyak 238 warga ikut dalam bakti sosial operasi katarak gratis di Rumah Sakit Tingkat IV 07 02 Sintang yang digelar oleh Sinar Mas Agribusiness and Food, relawan Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas Agribusiness and Food, Korem 121/Alambhana Wanawai Sintang, Sabtu.

CEO Perkebunan Sinar Mas Agribusiness and Food wilayah Kalimantan Barat, Susanto Yang di Sintang, mengatakan baksos operasi katarak ini diikuti masyarakat dari kabupaten Sintang, Kapuas Hulu, Melawi dan Sekadau.

Bakti sosial ini juga merupakan program kepedulian Sinar Mas yang rutin dilakukan di wilayah kerja, yakni program bebas katarak, hernia, dan bibir sumbing dalam radius lima kilometer dari wilayah kerja Sinar Mas yang diperuntukkan bagi keluarga kurang mampu, namun melihat begitu banyaknya warga masyarakat yang menderita katarak, maka wilayah yang akan dibantu operasi diperluas dan bekerjasama dg Korem 121/ABW menjadi mencakup empat kabupaten.

Dipilih Sintang menjadi lokasi kegiatan baksos ini karena melihat mobilitas yang lebih mudah dan sarana yang lengkap. Hal lain pun dikarenakan untuk menangani jumlah pasien yang lebih besar sehingga merupakan perluasan dari program kepedulian lima kilometer yang menjadi sebuah program rutin dan berkelanjutan yang dilaksanakan oleh para relawan Tzu Chi perwakilan Sinar Mas. 

“Baksos ini merupakan wujud konkret kontribusi perusahaan terhadap warga masyarakat di bidang kesehatan, selain kontribusi perusahaan dalam hal penyerapan tenaga kerja dan mendorong pembangunan ekonomi daerah,” kata Susanto Yang.

Sementara itu, Danrem 121/ABW, Kolonel Inf Bambang Trisnohadi menyambut baik digelarnya baksos pengobatan katarak bagi warga Sintang dan beberapa kabupaten sekitarnya.

Korem 121/Alambhana Wanawai Sintang turut mendukung kegiatan baksos ini dengan menerjunkan personil dalam mencari pasien yang akan diobati dan membantu masyarakat selama kegiatan berlangsung. Korem 121/Alambhana Wanawai Sintang juga menyediakan prasarana untuk pelaksanaan baksos operasi katarak. 

"Baksos operasi katarak kali ini juga sekaligus bertepatan dengan peringatan Hari Juang Kartika Tentara Nasional Indonesia Angakatan Darat (TNI AD) yang diperingati setiap 15 Desember dan menjadi hari ulang tahun TNI AD," kata Bambang.

"Tahun ini, baksos operasi katarak menjadi sebuah momentum spesial bagi Korem 121/Alambhana Wanawai Sintang dalam memperingati ulang tahun TNI AD yang ke-73. Kami melibatkan dokter dan perawat dari personil kami untuk membantu masyarakat selama baksos operasi katarak berlangsung,” jelas Bambang.

Dari hasil screening terhadap dari 700 calon pasien, sebanyak 238 orang dinyatakan lolos tahap screening yang akan menjalani operasi pada 14 dan 15 Desember 2018.

Katarak merupakan salah satu penyakit yang bisa mengakibatkan kebutaan total pada pasiennya, angka kebutaan yang terjadi di dunia termasuk di Indonesia paling banyak diakibatkan penyakit ini. Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nila Farid Moeloek menyatakan katarak merupakan penyumbang terbesar kebutaan di Indonesia yang hampir mencapai 60 persen, dimana usia lanjut menjadi salah satu faktor pemicunya.

Katarak susah dicegah, yang bisa dicegah adalah kebutaan karena katarak dan bisa dihindari dengan cara dioperasi. Operasi katarak adalah operasi paling efektif, paling efisien, paling menimbulkan benefit paling tinggi daripada tindakan prosedur lainnya, sehingga orang yang tadinya tidak produktif jadi produktif lagi. 

Di Indonesia diperkirakan setiap tahun kasus baru buta katarak akan selalu bertambah sebesar 0,1 persen dari jumlah penduduk atau kira-kira 250.000 orang per tahun. Sementara kemampuan untuk melakukan operasi katarak setiap tahun diperkirakan baru mencapai 180.000 per tahun, sehingga setiap tahun selalu bertambah backlog katarak sebesar 70.000.

Asisten Bidang Pemerintahan Sekda Sintang, Abdul Syufriadi juga menyampaikan ucapan berterima kasihnya kepada Korem 121/ABW dan Yayasan Buddha Tzu Chi serta Sinar mas yang telah menggelar bakti sosial operasi katarak dalam bentuk program kepedulian sosialnya tersebut.

"Harapan kami ke depan tentu jumlah masyarakat penerima program ini lebih besar dari saat ini," kata Abdul Syufriadi.

Ardi Pratama kelas tujuh SMP asal Sejiram, Kecamatan Semitau Kabupaten Kapuas Hulu ikut dalam bakti sosial tersebut, dia menderita katarak sejak kelas IV SD. Karena keterbatasan biaya sehingga Ardi baru mendapat operasi katarak dalam program bakti sosial ini.

"Terima kasih kepada Korem 121/ABW dan Yayasan Buddha Tzui Chi Indonesia dan Sinar Mas yang telah membantu dalam operasi katarak saya dan warga lainnya," katanya.

Andreas Tampang (54) juga ikut dalam bakti sosial operasi katarak gratis ini. Warga Ketungau Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu ini berharap, bakti sosial berupa operasi katarak terus dilanjutkan, sehingga warga tidak mampu bisa terbantu dengan program tersebut.

Yayasan Budha Tzu Chi merupakan NGO internasional yang bergerak di bidang sosial, kesehatan, pendidikan dan budaya humanis.

Yayasan ini didirikan Master Cheng Yen di Hua Lien, Taiwan pada tahun 1966, yang hingga saat ini telah tersebar di 54 negara. Dalam menjalankan misi dan kegiatannya, Tzu Chi selalu memegang teguh prinsip cinta kasih universal tanpa membeda-bedakan agama, ras dan suku bangsa.

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018