Kalbar mulai menyiapkan berbagai hal terkait pelaksanaan Seleksi Tilawatil Qur'an Tingkat Nasional (STQN) XXV Tahun 2019 yang akan dilaksanakan di Kota Pontianak, pada akhir Juni hingga awal Juli mendatang.
"Dengan kegiatan Launching STQ Nasional XXV yang kita laksanakan ini, maka kita memiliki waktu dua bulan untuk menyiapkannya. Namun, semua sudah kita rancang dan kita menargetkan kegiatan ini akan dilaksanakan berbeda dari daerah lainnya," kata Gubernur Kalbar Sutarmidji di Pontianak, Jumat.
Dia mengatakan, panitia STQ Nasional XXV yang sudah dibentuk, sudah menyiapkan beberapa rancangan untuk menyukseskannya.
Pelaksanaan STQ Tingkat Nasional tidak hanya dipandang sebagai seleksi membaca Al-Qur'an dengan tata cara membaca AI-Qur'an yang baik dan benar, tetapi menjadi kompetensi yang diselenggarakan untuk menyaring bibit unggul yang dipersiapkan sebagai perwakilan Indonesia untuk pelaksanaan kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Tingkat lnternastonal.
Menurut Sutarmidji, di era Generasi milenial saat ini, rata-rata generasi muda lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar perangkat mobile dari pada melakukan hal lain yang berguna.
Contohnya saat Ini generasi muda lebih betah menghabiskan waktunya hanya untuk menonton video, membuka facebook, membuka whattsApp, membuka Instagram dan bermain game daripada melakukan hai-hai yang bersifat positif salah satunya seperti membaca Al-Qur'an.
"Ini menjadi sebuah kehawatiran bagi kita semua, bahwa kebiasaan yang sering dilakukan ini menjadi sebuah budaya yang tertanam pada generasi-generasi mendatang. Saya berharap ada pelaksanaan kegiatan yang mendidik, yang salah satunya berkaitan dengan nilai-nilai agama seperti Seleksi Tilawatil Qur'an (STQ) ini," tuturnya.
Ia berharap, dengan diselenggarakannya STQ inl akan mampu meningkatkan kecintaan masyarakat untuk terus memahami, menghayati, serta mengamalkan kandungan yang terdapat pada ayat sud AI-Qur’an.
Di tempat yang sama, Dirjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin mengingatkan bahwa pagelaran STQ bukan sekadar kegiatan tahunan, akan tetapi memiliki makna untuk mendekatkan umat kepada nilai-nilai Al-Quran.
"Pelaksanaan kegiatan STQ yang telah membudaya di tanah air ini, merupakan angin segar bagi umat Islam untuk lebih giat membaca, mempelajari, memahami, dan mengamalkan Al-Quran sebagai pedoman hidup yang menuntun manusia kepada perilaku yang baik dan benar," kata Amin.
Dia menambahkan, dalam rangkaian pelaksanaan STQ Nasional tahun 2019 ini, selain melanjutkan inovasi sebelumnya seperti e-MTQ, Bimas Islam melahirkan inovasi-inovasi baru.
Inovasi pertama, katanya, pagelaran STQ Nasional tahun ini akan lebih optimal dalam memanfaatkan teknologi informasi terkait pendaftaran melalui finger print, penggunaan aplikasi e-Maqra hingga proses penjurian melalui aplikasi musabaqah sebagai bentuk adaptasi terhadap era digital.
Kedua, lanjutnya, pada penyelenggaraan STQ Nasional tahun ini juga telah dibuat Kode Etik Juri sebagai upaya menjaga kredibilitas pelaksanaan kegiatan, sekaligus kesucian momen yang berlabel Alquran.
Ketiga, dalam pelaksanaan event STQ Nasional ini juga telah disiapkan berbagai layanan publik sebagai bentuk hadirnya pemerintah di tengah-tengah masyarakat.
Layanan tersebut antara lain Layanan Konsultasi Syariah, Konsultasi Pernikahan dan Keluarga Sakinah, serta Layanan Konsultasi Zakat dan Wakaf.
"Kami berkomitmen untuk terus menghadirkan inovasi layanan publik bervisi masa depan yang akan direplikasi oleh seluruh satuan unit kerja Kementerian Agama di seluruh Indonesia," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Dengan kegiatan Launching STQ Nasional XXV yang kita laksanakan ini, maka kita memiliki waktu dua bulan untuk menyiapkannya. Namun, semua sudah kita rancang dan kita menargetkan kegiatan ini akan dilaksanakan berbeda dari daerah lainnya," kata Gubernur Kalbar Sutarmidji di Pontianak, Jumat.
Dia mengatakan, panitia STQ Nasional XXV yang sudah dibentuk, sudah menyiapkan beberapa rancangan untuk menyukseskannya.
Pelaksanaan STQ Tingkat Nasional tidak hanya dipandang sebagai seleksi membaca Al-Qur'an dengan tata cara membaca AI-Qur'an yang baik dan benar, tetapi menjadi kompetensi yang diselenggarakan untuk menyaring bibit unggul yang dipersiapkan sebagai perwakilan Indonesia untuk pelaksanaan kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Tingkat lnternastonal.
Menurut Sutarmidji, di era Generasi milenial saat ini, rata-rata generasi muda lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar perangkat mobile dari pada melakukan hal lain yang berguna.
Contohnya saat Ini generasi muda lebih betah menghabiskan waktunya hanya untuk menonton video, membuka facebook, membuka whattsApp, membuka Instagram dan bermain game daripada melakukan hai-hai yang bersifat positif salah satunya seperti membaca Al-Qur'an.
"Ini menjadi sebuah kehawatiran bagi kita semua, bahwa kebiasaan yang sering dilakukan ini menjadi sebuah budaya yang tertanam pada generasi-generasi mendatang. Saya berharap ada pelaksanaan kegiatan yang mendidik, yang salah satunya berkaitan dengan nilai-nilai agama seperti Seleksi Tilawatil Qur'an (STQ) ini," tuturnya.
Ia berharap, dengan diselenggarakannya STQ inl akan mampu meningkatkan kecintaan masyarakat untuk terus memahami, menghayati, serta mengamalkan kandungan yang terdapat pada ayat sud AI-Qur’an.
Di tempat yang sama, Dirjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin mengingatkan bahwa pagelaran STQ bukan sekadar kegiatan tahunan, akan tetapi memiliki makna untuk mendekatkan umat kepada nilai-nilai Al-Quran.
"Pelaksanaan kegiatan STQ yang telah membudaya di tanah air ini, merupakan angin segar bagi umat Islam untuk lebih giat membaca, mempelajari, memahami, dan mengamalkan Al-Quran sebagai pedoman hidup yang menuntun manusia kepada perilaku yang baik dan benar," kata Amin.
Dia menambahkan, dalam rangkaian pelaksanaan STQ Nasional tahun 2019 ini, selain melanjutkan inovasi sebelumnya seperti e-MTQ, Bimas Islam melahirkan inovasi-inovasi baru.
Inovasi pertama, katanya, pagelaran STQ Nasional tahun ini akan lebih optimal dalam memanfaatkan teknologi informasi terkait pendaftaran melalui finger print, penggunaan aplikasi e-Maqra hingga proses penjurian melalui aplikasi musabaqah sebagai bentuk adaptasi terhadap era digital.
Kedua, lanjutnya, pada penyelenggaraan STQ Nasional tahun ini juga telah dibuat Kode Etik Juri sebagai upaya menjaga kredibilitas pelaksanaan kegiatan, sekaligus kesucian momen yang berlabel Alquran.
Ketiga, dalam pelaksanaan event STQ Nasional ini juga telah disiapkan berbagai layanan publik sebagai bentuk hadirnya pemerintah di tengah-tengah masyarakat.
Layanan tersebut antara lain Layanan Konsultasi Syariah, Konsultasi Pernikahan dan Keluarga Sakinah, serta Layanan Konsultasi Zakat dan Wakaf.
"Kami berkomitmen untuk terus menghadirkan inovasi layanan publik bervisi masa depan yang akan direplikasi oleh seluruh satuan unit kerja Kementerian Agama di seluruh Indonesia," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019