Bandara Internasional Supadio Pontianak, Kalimantan Barat di Kubu Raya saat ini intens melakukan pengawasan untuk mencegah penyebaran dan penularan virus cacar monyet (monkeypox).
"Apa yang kami lakukan juga sebagaimana arahan atau surat edaran dari Kemenkes untuk antisipasi penyebaran dan penularan virus cacar monyet masuk di Indonesia," ujar Dokter Kantor Kesehatan Pelabuhan (KPP) Bandara Supadio Pontianak, Andy Gunawan Pasiribu di Kubu Raya, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa pengawasan intensif tersebut diutamakan pada penumpang kedatangan internasional. "Di Bandara Supadio Pontianak ini ada dua rute internasional yakni dari Kuching dan Kuala Lumpur, Malaysia. Di dua rute kedatangan itu yang kita maksimalkan untuk pengawasannya," jelas dia.
Andy menyebutkan meskipun negara Malaysia bukan endemik cacar monyet namun ditakutkan penumpang dari negara tersebut ke Pontianak pernah melakukan perjalanan wisata dari negara asal penyebaran cacar monyet seperti dari Singapura atau negara di Afrika.
"Pengawasan ini sebagai antisipasi. Sejauh ini belum ditemukan penumpang yang terkena cacar monyet," kata dia.
Pengawasan yang ada berdasarkan sifat atau gejala dari cacar monyet tersebut. Gejala - gejala tersebut seperti demam, lemas, sakit kepala dan lainnya. "Namun yang paling mencolok dan tampak di luar adalah seperti ruam dan campak di tumbuh atau kulit manusia," kata dia.
Dikatakannya, apabila ditemukan penumpang yang memiliki gejala dari cacar monyet, pihaknya akan memperlakukan secara khusus. "Penumpang akan kita isolasi dan dibawa ke jalur khusus. Keluar dari bandara saat akan dirujuk juga melalui jalur khusus, bukan seperti penumpang lainnya. Penumpang akan dirujuk ke RSUD Soedarso," sebutnya.
Penularan cacar monyet melalui udara, bersentuhan langsung dengan penderita dan mengkonsumsi daging pembawa penyakit seperti monyet, tikus dan tupai. "Jadi agar terhindar cacar monyet tersebut harus dihindari bentuk penularan nya," kata dia.*
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Apa yang kami lakukan juga sebagaimana arahan atau surat edaran dari Kemenkes untuk antisipasi penyebaran dan penularan virus cacar monyet masuk di Indonesia," ujar Dokter Kantor Kesehatan Pelabuhan (KPP) Bandara Supadio Pontianak, Andy Gunawan Pasiribu di Kubu Raya, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa pengawasan intensif tersebut diutamakan pada penumpang kedatangan internasional. "Di Bandara Supadio Pontianak ini ada dua rute internasional yakni dari Kuching dan Kuala Lumpur, Malaysia. Di dua rute kedatangan itu yang kita maksimalkan untuk pengawasannya," jelas dia.
Andy menyebutkan meskipun negara Malaysia bukan endemik cacar monyet namun ditakutkan penumpang dari negara tersebut ke Pontianak pernah melakukan perjalanan wisata dari negara asal penyebaran cacar monyet seperti dari Singapura atau negara di Afrika.
"Pengawasan ini sebagai antisipasi. Sejauh ini belum ditemukan penumpang yang terkena cacar monyet," kata dia.
Pengawasan yang ada berdasarkan sifat atau gejala dari cacar monyet tersebut. Gejala - gejala tersebut seperti demam, lemas, sakit kepala dan lainnya. "Namun yang paling mencolok dan tampak di luar adalah seperti ruam dan campak di tumbuh atau kulit manusia," kata dia.
Dikatakannya, apabila ditemukan penumpang yang memiliki gejala dari cacar monyet, pihaknya akan memperlakukan secara khusus. "Penumpang akan kita isolasi dan dibawa ke jalur khusus. Keluar dari bandara saat akan dirujuk juga melalui jalur khusus, bukan seperti penumpang lainnya. Penumpang akan dirujuk ke RSUD Soedarso," sebutnya.
Penularan cacar monyet melalui udara, bersentuhan langsung dengan penderita dan mengkonsumsi daging pembawa penyakit seperti monyet, tikus dan tupai. "Jadi agar terhindar cacar monyet tersebut harus dihindari bentuk penularan nya," kata dia.*
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019