Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan ucapan bunga "flamboyan" yang disematkan Presiden Joko Widodo untuk Ibu Negara Republik Indonesia periode 2004-2014 Ani Yudhoyono sangat menyentuh hati.
"Tentu pidato beliau juga yang sangat mengharukan, menyentuh hati kami bahkan menggunakan istilah 'flamboyan telah pergi tetapi akan selalu di hati', kami meneteskan air mata," kata AHY seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Rabu.
AHY datang bersama istrinya Annisa Pohan sedangkan Ibas juga datang bersama dengan istrinya Aliya Rajasa. AHY dan Ibas mengenakan batik hitam yang warna dan coraknya senada sedangkan Annisa dan Aliya mengenakan kebaya putih serta bersanggul.
Sementara Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan putra bungsu mereka Kaesang Pangarep. Mereka bertujuh tampak akrab di meja oval Istana Merdeka sambil bercakap ringan.
Saat menjadi i inspektur upacara pemakaman mendiang Ani Yudhoyono di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata pada Minggu (2/6), Presiden Joko Widodo mengakhiri pidatonya dengan ucapan "Flamboyan telah pergi, namun tetap akan hidup di hati rakyat Indonesia yang mencintainya".
Kata 'flamboyan' yang disitir Jokowi dalam akhir pidatonya diambil dari sebuah puisi yang dikarang oleh SBY untuk Kristiani Herrawati atau Ani Yudhoyono kala masih muda. Flamboyan yang dimaksud adalah Ibu Ani muda yang saat itu sekitar tahun 1973-an tinggal di Jalan Flamboyan.
"Karena memang dari dulu Pak SBY memanggil dengan sebutan flamboyan bagi Bu Ani, itu sejak beliau taruna di Akedemi Militer, jadi ibu Ani itu dibuatkan puisi dengan judul Flamboyan, dan kemarin kembali diangkat dalam proses pemakaman, sehingga menghadirkan kembali banyak sekali memori kenangan bahwa memang Ibunda Ani itu seorang yang teguh kuat, inspiratif, dan insyaAllah selalu menyayangi keluarga serta masyarakat Indonesia dimanapun berada," tambah AHY.
Ani Yudhoyono meninggal dunia pada Sabtu (1/6) pukul 11:50 waktu Singapura. Sejak Februari lalu, Ani Yudhoyono menjalani perawatan medis di National University Hospital (NUH) berjuang melawan kanker darah. "Jadi saya ucapkan terima kasih sekali lagi kepada beliau yang telah berkenan memberikan sambutan ataupun salam perpisahan mewakili seluruh rakyat Indonesia," ungkap AHY.
AHY mengaku tidak ada perbincangan lain termasuk soal politik dalam pertemuan tersebut.
"Tidak ada sama sekali, ini adalah sebuah silaturahim antar dua keluarga, keluarga SBY dengan keluarga Jokowi. Ini adalah silaturahmi yang harus dijaga, dipelihara, dan mudah-mudahan semakin kita menjaga silaturahmi ini semakin banyak kebaikan untuk kita semuanya," ungkap AHY.
Menurut AHY, Presiden Jokowi juga menitipkan pesan kepada Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar SBY dapat selalu sehat dan bisa tegar.
"Karena kita tahu sendiri ayahanda kami tercinta juga sangat merasa kehilangan, sangat wajar, 46 tahun bersama-sama ibu Ani, dan ketika secara mengagetkan Ibu Ani dipanggil yang maha kuasa tentunya ada kehampaan itu," tambah AHY.
AHY juga mengatakan bahwa Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Jokowi berharap agar AHY dan Ibas serta segenap cucu dapat terus berkumpul dan memberikan dukungan kepada SBY.
"Supaya bisa melalui hari-hari yang tidak mudah bagi kami sekeluarga. Tapi Insya Allah kami terus tegar dan menata hati termasuk menyongsong hari esok yang lebih baik walaupun tanpa hadirnya Ibu Ani di samping kami," ungkap AHY.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Tentu pidato beliau juga yang sangat mengharukan, menyentuh hati kami bahkan menggunakan istilah 'flamboyan telah pergi tetapi akan selalu di hati', kami meneteskan air mata," kata AHY seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Rabu.
AHY datang bersama istrinya Annisa Pohan sedangkan Ibas juga datang bersama dengan istrinya Aliya Rajasa. AHY dan Ibas mengenakan batik hitam yang warna dan coraknya senada sedangkan Annisa dan Aliya mengenakan kebaya putih serta bersanggul.
Sementara Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan putra bungsu mereka Kaesang Pangarep. Mereka bertujuh tampak akrab di meja oval Istana Merdeka sambil bercakap ringan.
Saat menjadi i inspektur upacara pemakaman mendiang Ani Yudhoyono di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata pada Minggu (2/6), Presiden Joko Widodo mengakhiri pidatonya dengan ucapan "Flamboyan telah pergi, namun tetap akan hidup di hati rakyat Indonesia yang mencintainya".
Kata 'flamboyan' yang disitir Jokowi dalam akhir pidatonya diambil dari sebuah puisi yang dikarang oleh SBY untuk Kristiani Herrawati atau Ani Yudhoyono kala masih muda. Flamboyan yang dimaksud adalah Ibu Ani muda yang saat itu sekitar tahun 1973-an tinggal di Jalan Flamboyan.
"Karena memang dari dulu Pak SBY memanggil dengan sebutan flamboyan bagi Bu Ani, itu sejak beliau taruna di Akedemi Militer, jadi ibu Ani itu dibuatkan puisi dengan judul Flamboyan, dan kemarin kembali diangkat dalam proses pemakaman, sehingga menghadirkan kembali banyak sekali memori kenangan bahwa memang Ibunda Ani itu seorang yang teguh kuat, inspiratif, dan insyaAllah selalu menyayangi keluarga serta masyarakat Indonesia dimanapun berada," tambah AHY.
Ani Yudhoyono meninggal dunia pada Sabtu (1/6) pukul 11:50 waktu Singapura. Sejak Februari lalu, Ani Yudhoyono menjalani perawatan medis di National University Hospital (NUH) berjuang melawan kanker darah. "Jadi saya ucapkan terima kasih sekali lagi kepada beliau yang telah berkenan memberikan sambutan ataupun salam perpisahan mewakili seluruh rakyat Indonesia," ungkap AHY.
AHY mengaku tidak ada perbincangan lain termasuk soal politik dalam pertemuan tersebut.
"Tidak ada sama sekali, ini adalah sebuah silaturahim antar dua keluarga, keluarga SBY dengan keluarga Jokowi. Ini adalah silaturahmi yang harus dijaga, dipelihara, dan mudah-mudahan semakin kita menjaga silaturahmi ini semakin banyak kebaikan untuk kita semuanya," ungkap AHY.
Menurut AHY, Presiden Jokowi juga menitipkan pesan kepada Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar SBY dapat selalu sehat dan bisa tegar.
"Karena kita tahu sendiri ayahanda kami tercinta juga sangat merasa kehilangan, sangat wajar, 46 tahun bersama-sama ibu Ani, dan ketika secara mengagetkan Ibu Ani dipanggil yang maha kuasa tentunya ada kehampaan itu," tambah AHY.
AHY juga mengatakan bahwa Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Jokowi berharap agar AHY dan Ibas serta segenap cucu dapat terus berkumpul dan memberikan dukungan kepada SBY.
"Supaya bisa melalui hari-hari yang tidak mudah bagi kami sekeluarga. Tapi Insya Allah kami terus tegar dan menata hati termasuk menyongsong hari esok yang lebih baik walaupun tanpa hadirnya Ibu Ani di samping kami," ungkap AHY.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019