Dua pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral, Jolo, Filipina, dipastikan adalah warga negara Indonesia (WNI) asal dari Sulawesi.
"Bomber di Filipina itu WNI bernama Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani Saleh," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo
di Mabes Polri, Jakarta, Selasa.
Kedua pelaku bom bunuh diri yang merupakan pasangan suami-istri tersebut diketahui berasal dari Sulawesi. Detasemen Khusus 88 masih mendalami latar belakang keduanya.
Selanjutnya akan dicocokkan hasil tes DNA dua mendiang pelaku dengan keluarganya. "Kalau cocok, bisa disimpulkan bahwa kedua pelaku bom bunuh diri itu adalah dua orang tersebut," katanya.
Baca juga: Presiden Duterte tarik diplomat dari Kanada
Awalnya Kepolisian Filipina sulit untuk mengidentifikasi pelaku bom bunuh diri di gereja tersebut. Densus 88 yang bekerjasama dengan Kepolisian Filipina hanya mengantongi informasi bahwa pelaku diduga WNI.
"Dari lima tersangka yang ditangkap di Filipina, kami mendapat informasi kalau pelaku diduga orang Indonesia karena dari logat bicara dan kebiasaannya seperti orang Indonesia," katanya.
Kemudian setelah anggota Jamaah Ansharut Daulah Kalimantan Timur bernama Yoga ditangkap di Malaysia dan anggota JAD Sumbar, Novendri alias Abu Zahran alias Abu Jundi ditangkap di Kota Padang, Sumatera Barat, baru kemudian identitas dua pelaku bom bunuh diri terungkap.
Bom meledak di sebuah gereja di Pulau Jolo, Sulu, Filipina, pada 27 Januari 2019 mengakibatkan 22 orang tewas dan sekitar seratus orang terluka.
Baca juga: Penangkapan teroris di Kalbar, Polisi temukan bom rakitan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Bomber di Filipina itu WNI bernama Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani Saleh," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo
di Mabes Polri, Jakarta, Selasa.
Kedua pelaku bom bunuh diri yang merupakan pasangan suami-istri tersebut diketahui berasal dari Sulawesi. Detasemen Khusus 88 masih mendalami latar belakang keduanya.
Selanjutnya akan dicocokkan hasil tes DNA dua mendiang pelaku dengan keluarganya. "Kalau cocok, bisa disimpulkan bahwa kedua pelaku bom bunuh diri itu adalah dua orang tersebut," katanya.
Baca juga: Presiden Duterte tarik diplomat dari Kanada
Awalnya Kepolisian Filipina sulit untuk mengidentifikasi pelaku bom bunuh diri di gereja tersebut. Densus 88 yang bekerjasama dengan Kepolisian Filipina hanya mengantongi informasi bahwa pelaku diduga WNI.
"Dari lima tersangka yang ditangkap di Filipina, kami mendapat informasi kalau pelaku diduga orang Indonesia karena dari logat bicara dan kebiasaannya seperti orang Indonesia," katanya.
Kemudian setelah anggota Jamaah Ansharut Daulah Kalimantan Timur bernama Yoga ditangkap di Malaysia dan anggota JAD Sumbar, Novendri alias Abu Zahran alias Abu Jundi ditangkap di Kota Padang, Sumatera Barat, baru kemudian identitas dua pelaku bom bunuh diri terungkap.
Bom meledak di sebuah gereja di Pulau Jolo, Sulu, Filipina, pada 27 Januari 2019 mengakibatkan 22 orang tewas dan sekitar seratus orang terluka.
Baca juga: Penangkapan teroris di Kalbar, Polisi temukan bom rakitan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019