PT Angkasa Pura II Bandara Supadio meningkatkan kualitas pelayanan terutama dari pasokan listrik dengan menjadi pelanggan Premium Silver dari PLN berkapasitas daya 3.465 kVA

Menurut Executive General Manager Angkasa Pura II Pontianak, Eri Braliantoro, untuk meningkatkan mutu layanan pada pengguna jasa bandara pihaknya membutuhkan kualitas pasokan listrik yang andal tanpa padam, sehingga para pengguna jasa penerbangan di Bandara Internasional Supadio dapat menikmati layanan secara maksimal.

Diakuinya, selain meningkatkan performa layanan dan mengurangi keluhan terhadap listrik, menjadi pelanggan premium tentunya akan menghemat biaya operasional, karena pihaknya dapat menekan biaya pemeliharaan genset sebagai antisipasi jika terjadi padam.

"Kami berupaya  melakukan optimalisasi pelayanan bandara, support dari Stakeholder sangat kami butuhkan, termasuk listrik dari PLN. Layanan premium ini pastinya akan meningkatkan performa layanan kami kepada pengguna jasa bandara. Semoga kerja sama kita ini dapat meningkatkan mutu layanan kepada masyarakat khususnya pengguna jasa bandara," ungkap Eri.

Sementara itu ditempat yang sama, General Manager UIW Kalbar, Agung Murdifi mengatakan, PT  Angkasa Pura II merupakan pelanggan premium ke 29 PLN Unit Induk Wilayah Kalimantan Barat.  Proses permohonan menjadi pelanggan premium sangat mudah dan tidak berbelit-belit.

Berawal dari beberapa kunjungan probing yang dilakukan oleh Account Executive (AE) PLN Pontianak, akhirnya pihak PT Angkasa Pura II tertarik dan mengajukan permohonan pada tanggal 13 Mei 2019 lalu, dilanjutkan dengan penandatanganan MOU menjadi pelanggan premium.

Selang 2 bulan permohonan menjadi pelanggan premium diproses, dilanjutkan dengan pembangunan jaringan SKTM khusus ke Bandara Supadio kini PT. Angkasa Pura dapat menikmati layanan prima dari PLN.
"Sebagai pelanggan premium, aliran listrik PT. Angkasa Pura II akan dipasok dari 2 penyulang, yakni penyulang Bandara sebagai penyulang utama, dan penyulang Arteri sebagai penyulang cadangan, sementara listrik akan dipasok dari Gardu Induk Sungai Raya," jelas Agung.

Dijelaskannya pula, bahwa untuk kehandalan pasokan listrik, disisi jaringan SKTM Bandara Internasional Supadio dipasang alat Automatic Change Over Switch (ACOS) yang berfungsi secara otomatis memindah suplai energi listrik ke Penyulang cadangan jika sewaktu-waktu terjadi gangguan.

"Jika terjadi gangguan pada penyulang utama maka secara otomatis per 0,1 hingga 0,5 detik akan dipasok melalui penyulang cadangan," imbuh Agung.

Sebagai informasi, Bandara Internasional Supadio yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura II yang dibangun pada tahun 1940-an ini dulunya dikenal dengan nama Bandara Sungai Durian. Setelah mengalami beberapa kali perluasan, kini Bandara yang terletak di Kabupaten Kubu Raya ini memiliki luas sekitar 366 hektare, landasan pacu sepanjang 2.250 meter dan lebar 45 meter. Melayani berbagai destinasi dengan 9 Maskapai penerbangan.


 

Pewarta: Teguh Imam Wibowo/Rilis

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019