Ratusan pengemudi mitra transportasi aplikasi daring, Gojek menggelar unjuk rasa di Makassar, Kamis, terkait dugaan dihilangkannya jasa insentif selama pandemi Coronavirus Disease (COVID-19).
Aksi ini dilakukan di dua tempat yakni di kantor Gojek Indonesia Cabang Makassar, jalan Sultan Alauddin dan kemudian bergeser ke kantor DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, jalan Urip Sumoharjo. Unjukrasa tersebut mendapat pengawalan dari aparat keamanan.
Saat di kantor perwakilan Gojek, ratusan mitra Gojek ini meminta penjelasan kepada manajemen soal insentif itu, mengingat sudah dua bulan sejak pandemi, insentif tidak diberlakukan dan dinilai terkesan dihilangkan. Namun sayangnya, tidak ada satupun pihak manajemen yang menjelaskan.
Kendati aksi itu terpimpin, namun protokol kesehatan seperti physical distancing atau jaga jarak tidak dihiraukan, bahkan ada beberapa diantaranya tidak mengenakan masker, pendemo tetap berkumpul sambil meneriakkan tuntutan mereka.
Karena tidak digubris pihak manajemen, demonstran pun bergeser ke kantor DPRD Sulsel untuk menyampaikan aspirasinya. Saat tiba, demonstran langsung menyeruduk kantor dewan itu sambil mencari anggota dewan. Beruntung Wakil Ketua DPRD Sulsel Syaharuddin Alrif datang menenangkan aksi tersebut.
Koordinator aksi, Didi, di kantor dewan setempat menyampaikan bahwa selama masa pandemi COVID-19, bayaran insentif mereka tidak lagi dibayarkan sesuai komitmen. Bahkan saat aksi di kantor perwakilan, mereka tidak diterima oleh pihak manajemen dengan itu kebijakan pusat.
"Kami ingin mengadu ke DPRD Sulsel karena pihak Gojek tidak menerima kami dengan baik.Mereka selalu memberikan kami syarat-syarat yang sulit kami penuhi," katanya.
Pihaknya menuntut pembayaran insentif yang selama ini tidak dibayarkan. Meski awalnya bersabar dua bulan karena masa PSBB COVID-19 masih berlangsung, tapi hingga selesai, insentif tidak kunjung diberlakukan.
"Kami menuntut untuk dibayarkan insentif. Selama ini kami dikasih Rp200 ribu per 30 poin, tapi sejak pandemi insentif itu hilang. Tapi kami selama dua bulan mengerti dan setelah situasi normal kami meminta insentif itu kembali, namun tidak dikembalikan," ungkap dia.
Kedatangan ratusan pengemudi mitra Gojek ini ke dewan untuk meminta dimediasi dengan pihak Gojek. Jika tidak digubris, maka pihaknya akan menggelar aksi dengan jumlah lebih banyak.
Wakil Ketua DPRD Sulsel Syaharuddin Alrif saat menerima aksi tersebut meminta agar tetap tenang, sebab ini masih masa pandemi Corona. Pihaknya akan berusaha mencari jalan keluar yang terbaik.
"Tolong tenang dulu, saya sebagai pimpinan DPRD Sulsel sudah mendengarkan aspirasi tentang keinginan mengembalikan insentif itu. Solusinya, saya akan berkomunikasi dengan pihak Gojek cabang Makassar," ujar pria yang dinobatkan sebagai bapak Gojek Makassar itu.
Legislator DPRD Sulsel asal Fraksi NasDem ini menyatakan, bila jalur komunikasi buntu di tingkat kota, maka akan menyampaikan permasalahan itu sampai ke tingkat pusat, guna mencari solusinya.
"Kalau tidak bisa selesai, itulah gunanya ada wakil rakyat, nanti saya akan minta diselesaikan, dikomunikasikan supaya kalian bisa kembali kerja. Saya akan mengkomunikasikan ini sebentar. Bila perlu, saya akan menyurat Gojek secara resmi mempertanyakan putusan insentif itu," tegas pria disapa akrab Sahar ini.
Dikonfimasi terpisah dari pihak manajemen Gojek, belum bisa memberikan informasi secara resmi, sembari menunggu keputusan dari pusat karena ini bersifat nasional.
Baca juga: Maxim dihimbau segera melakukan penyesuaian tarif
Baca juga: Demo sopir pangkalan tolak kehadiran Gojek dan Grab
Baca juga: Tarif lebih murah, kantor Maxim digeruduk pengemudi Gojek dan Grab
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
Aksi ini dilakukan di dua tempat yakni di kantor Gojek Indonesia Cabang Makassar, jalan Sultan Alauddin dan kemudian bergeser ke kantor DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, jalan Urip Sumoharjo. Unjukrasa tersebut mendapat pengawalan dari aparat keamanan.
Saat di kantor perwakilan Gojek, ratusan mitra Gojek ini meminta penjelasan kepada manajemen soal insentif itu, mengingat sudah dua bulan sejak pandemi, insentif tidak diberlakukan dan dinilai terkesan dihilangkan. Namun sayangnya, tidak ada satupun pihak manajemen yang menjelaskan.
Kendati aksi itu terpimpin, namun protokol kesehatan seperti physical distancing atau jaga jarak tidak dihiraukan, bahkan ada beberapa diantaranya tidak mengenakan masker, pendemo tetap berkumpul sambil meneriakkan tuntutan mereka.
Karena tidak digubris pihak manajemen, demonstran pun bergeser ke kantor DPRD Sulsel untuk menyampaikan aspirasinya. Saat tiba, demonstran langsung menyeruduk kantor dewan itu sambil mencari anggota dewan. Beruntung Wakil Ketua DPRD Sulsel Syaharuddin Alrif datang menenangkan aksi tersebut.
Koordinator aksi, Didi, di kantor dewan setempat menyampaikan bahwa selama masa pandemi COVID-19, bayaran insentif mereka tidak lagi dibayarkan sesuai komitmen. Bahkan saat aksi di kantor perwakilan, mereka tidak diterima oleh pihak manajemen dengan itu kebijakan pusat.
"Kami ingin mengadu ke DPRD Sulsel karena pihak Gojek tidak menerima kami dengan baik.Mereka selalu memberikan kami syarat-syarat yang sulit kami penuhi," katanya.
Pihaknya menuntut pembayaran insentif yang selama ini tidak dibayarkan. Meski awalnya bersabar dua bulan karena masa PSBB COVID-19 masih berlangsung, tapi hingga selesai, insentif tidak kunjung diberlakukan.
"Kami menuntut untuk dibayarkan insentif. Selama ini kami dikasih Rp200 ribu per 30 poin, tapi sejak pandemi insentif itu hilang. Tapi kami selama dua bulan mengerti dan setelah situasi normal kami meminta insentif itu kembali, namun tidak dikembalikan," ungkap dia.
Kedatangan ratusan pengemudi mitra Gojek ini ke dewan untuk meminta dimediasi dengan pihak Gojek. Jika tidak digubris, maka pihaknya akan menggelar aksi dengan jumlah lebih banyak.
Wakil Ketua DPRD Sulsel Syaharuddin Alrif saat menerima aksi tersebut meminta agar tetap tenang, sebab ini masih masa pandemi Corona. Pihaknya akan berusaha mencari jalan keluar yang terbaik.
"Tolong tenang dulu, saya sebagai pimpinan DPRD Sulsel sudah mendengarkan aspirasi tentang keinginan mengembalikan insentif itu. Solusinya, saya akan berkomunikasi dengan pihak Gojek cabang Makassar," ujar pria yang dinobatkan sebagai bapak Gojek Makassar itu.
Legislator DPRD Sulsel asal Fraksi NasDem ini menyatakan, bila jalur komunikasi buntu di tingkat kota, maka akan menyampaikan permasalahan itu sampai ke tingkat pusat, guna mencari solusinya.
"Kalau tidak bisa selesai, itulah gunanya ada wakil rakyat, nanti saya akan minta diselesaikan, dikomunikasikan supaya kalian bisa kembali kerja. Saya akan mengkomunikasikan ini sebentar. Bila perlu, saya akan menyurat Gojek secara resmi mempertanyakan putusan insentif itu," tegas pria disapa akrab Sahar ini.
Dikonfimasi terpisah dari pihak manajemen Gojek, belum bisa memberikan informasi secara resmi, sembari menunggu keputusan dari pusat karena ini bersifat nasional.
Baca juga: Maxim dihimbau segera melakukan penyesuaian tarif
Baca juga: Demo sopir pangkalan tolak kehadiran Gojek dan Grab
Baca juga: Tarif lebih murah, kantor Maxim digeruduk pengemudi Gojek dan Grab
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020