Pelaksanaan kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-109 Kodim 1015/Spt di Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah mendapat beberapa tantangan. Salah satu adalah lebar Sungai Mentaya namun segala tantangan itu dapat diatasi berkat adanya kebersamaan antara anggota TMMD Kodim 1015/Spt dan warga setempat.
Dansatgas TMMD Kodim 1015/Spt, Letkol Czi Akhmad Safari mengatakan, kondisi medan yang cukup sulit menjadi tantangan dalam kegiatan ini, khususnya berkaitan dengan Sungai Mentaya yang cukup lebar karena lokasi kegiatan berada di seberang sungai dan masih terisolasi jalan darat dari pusat Kota Sampit yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur.
"Perkembangan TMMD saat ini alhamdulillah sekarang berjalan dengan baik dan lancar. Hanya saja, faktor alam menjadi hambatan kita, kemudian lebarnya Sungai Mentaya yang mencapai 1,2 kilometer itu cukup menghambat pendorongan material dan lainnya," kata Letkol Czi Akhmad Safari di Sampit, Selasa.
Faktor cuaca berupa hujan, diakuinya terkadang membuat pekerjaan sedikit terhambat. Namun hal itu dinilai sebagai tantangan yang biasa bagi prajurit TNI dalam melaksanakan kegiatan.
"Kondisi Sungai Mentaya yang cukup lebar dan berarus deras, diakui cukup menjadi tantangan. Hal ini lantaran material untuk kegiatan fisik seperti kayu dan lainnya, harus diangkut melalui jalur sungai menggunakan kapal karena terbatasnya akses jalan darat," jelasnya.
Sementara untuk pengangkutan material melalui jalur sungai membutuhkan waktu dibanding melalui jalan darat. Personel TNI harus mengambil kayu dari lokasi pemasok untuk dibawa ke dermaga, kemudian dibongkar lagi dimuat ke gerobak untuk dibawa ke lokasi kegiatan karena belum ada mobil di kecamatan ini.
"Alhamdulillah meski dihadapkan pada kendala-kendala tersebut, sejauh ini kegiatan berjalan lancar. Mudah-mudahan selesai sebelum kegiatan ditutup. Kami berterima kasih atas dukungan dan bantuan masyarakat beserta pemerintah kecamatan dan desa," kata Akhmad Safari.
TMMD Reguler ke-109 dilaksanakan di Desa Bapinang Hilir, Babirah dan Bapinang Hulu Kecamatan Pulau Hanaut mulai 22 September hingga 21 Oktober. Sebanyak 150 personel dilibatkan dalam kegiatan ini, terdiri dari anggota TNI, Polri dan masyarakat yang bekerja secara gotong-royong.
Ada lima sasaran fisik yang ingin dicapai yaitu sasaran jembatan Handil Gayam berukuran panjang 15,30 meter dan lebar 3,80 meter yang berlokasi RT 11/ RW 4 Desa Bapinang Hilir.
Sasaran jembatan Handil Samsu berukuran panjang 42 meter dan lebar 3,80 meter berlokasi di RT 12/ RW 4 Desa Bapinang Hilir. Sasaran jembatan Sie Babirah berukuran panjang 42 meter dan lebar 3,80 meter RT 07/ RW 03 Desa Babirah.
Sasaran fisik lainnya yaitu perbaikan Mushola Al Hidayah berukuran panjang 6,50 meter dan lebar 6,50 meter di Desa Bapinang Hulu dan pembangunan pos terpadu di Desa Bapinang Hulu.
Baca juga: Satgas TMMD Kodim 1015/Spt angkut material bangunan sejauh lima kilometer
Baca juga: Menghadapi medan berat dan musim hujan tak surutkan semangat sukseskan TMMD
Baca juga: Personel Kodim 1015/Spt bertekat sukseskan TMMD di Pulau Hanaut
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
Dansatgas TMMD Kodim 1015/Spt, Letkol Czi Akhmad Safari mengatakan, kondisi medan yang cukup sulit menjadi tantangan dalam kegiatan ini, khususnya berkaitan dengan Sungai Mentaya yang cukup lebar karena lokasi kegiatan berada di seberang sungai dan masih terisolasi jalan darat dari pusat Kota Sampit yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur.
"Perkembangan TMMD saat ini alhamdulillah sekarang berjalan dengan baik dan lancar. Hanya saja, faktor alam menjadi hambatan kita, kemudian lebarnya Sungai Mentaya yang mencapai 1,2 kilometer itu cukup menghambat pendorongan material dan lainnya," kata Letkol Czi Akhmad Safari di Sampit, Selasa.
Faktor cuaca berupa hujan, diakuinya terkadang membuat pekerjaan sedikit terhambat. Namun hal itu dinilai sebagai tantangan yang biasa bagi prajurit TNI dalam melaksanakan kegiatan.
"Kondisi Sungai Mentaya yang cukup lebar dan berarus deras, diakui cukup menjadi tantangan. Hal ini lantaran material untuk kegiatan fisik seperti kayu dan lainnya, harus diangkut melalui jalur sungai menggunakan kapal karena terbatasnya akses jalan darat," jelasnya.
Sementara untuk pengangkutan material melalui jalur sungai membutuhkan waktu dibanding melalui jalan darat. Personel TNI harus mengambil kayu dari lokasi pemasok untuk dibawa ke dermaga, kemudian dibongkar lagi dimuat ke gerobak untuk dibawa ke lokasi kegiatan karena belum ada mobil di kecamatan ini.
"Alhamdulillah meski dihadapkan pada kendala-kendala tersebut, sejauh ini kegiatan berjalan lancar. Mudah-mudahan selesai sebelum kegiatan ditutup. Kami berterima kasih atas dukungan dan bantuan masyarakat beserta pemerintah kecamatan dan desa," kata Akhmad Safari.
TMMD Reguler ke-109 dilaksanakan di Desa Bapinang Hilir, Babirah dan Bapinang Hulu Kecamatan Pulau Hanaut mulai 22 September hingga 21 Oktober. Sebanyak 150 personel dilibatkan dalam kegiatan ini, terdiri dari anggota TNI, Polri dan masyarakat yang bekerja secara gotong-royong.
Ada lima sasaran fisik yang ingin dicapai yaitu sasaran jembatan Handil Gayam berukuran panjang 15,30 meter dan lebar 3,80 meter yang berlokasi RT 11/ RW 4 Desa Bapinang Hilir.
Sasaran jembatan Handil Samsu berukuran panjang 42 meter dan lebar 3,80 meter berlokasi di RT 12/ RW 4 Desa Bapinang Hilir. Sasaran jembatan Sie Babirah berukuran panjang 42 meter dan lebar 3,80 meter RT 07/ RW 03 Desa Babirah.
Sasaran fisik lainnya yaitu perbaikan Mushola Al Hidayah berukuran panjang 6,50 meter dan lebar 6,50 meter di Desa Bapinang Hulu dan pembangunan pos terpadu di Desa Bapinang Hulu.
Baca juga: Satgas TMMD Kodim 1015/Spt angkut material bangunan sejauh lima kilometer
Baca juga: Menghadapi medan berat dan musim hujan tak surutkan semangat sukseskan TMMD
Baca juga: Personel Kodim 1015/Spt bertekat sukseskan TMMD di Pulau Hanaut
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020