Demplot penangkaran bawang merah hasil binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kalbar yang berkolaborasi dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalbar mampu menghasilkan 21 ton umbi basah per hektare.
"Bawang merah merupakan salah satu komoditas strategis nasional yang menjadi penyumbang inflasi. Harga bawang merah tersebut juga cenderung fluktuatif, salah satunya disebabkan karena terbatasnya benih umbi bawang merah yang berkualitas. Untuk itu kita kembangkan demplot," ujar Manager KPw BI Kalbar, Miftahul Huda di Pontianak, Sabtu.
Ia menjelaskan bahwa selama ini penanaman bawang merah yang lazim dilakukan petani adalah menggunakan umbi bawang merah yang diseleksi dari hasil panen.
"Bawang merah umumnya diproduksi dengan menggunakan umbi sebagai bahan tanam atau sumber benih," katanya.
Lanjut Miftahul Huda, kebutuhan akan benih bawang merah yang bermutu secara kuantitas dan kualitas serta jumlah petani penangkar tanaman bawang merah masih sangat terbatas di Kalbar. Hampir mayoritas kebutuhan bawang merah konsumsi dan benih umbi bawang merah di Kalbar didatangkan dari luar Kalbar.
"Untuk mendatangkan benih umbi bawang merah petani di Kalbar masih harus mendatangkan benih umbi bawang dari luar Kalbar yang harganya relatif mahal karena tambahan dengan biaya pengiriman," jelas dia.
Untuk itu katanya, salah satu cara untuk memecah masalah ketersediaan benih umbi bawang merah berkualitas tersebut adalah melalui inovasi teknologi budidaya bawang merah dan melakukan inisiasi penangkaran benih umbi bawang merah yang dilakukan langsung oleh petani setempat.
"Kabupaten Bengkayang sendiri adalah salah satu sentra penghasil bawang merah di Kalbar terutama di Kecamatan Tujuh Belas. Untuk itu dengan BPTP kita berupaya untuk meningkatkan hasil produksi bawang merah dan kebutuhan benih umbi bawang merah yang berkualitas," katanya.
Kegiatan demplot bawang merah ini jelas ia, mulai dilaksanakan dari bulan Oktober 2020 sampai Januari 2021. Penanaman bawang merah dilakukan pada lahan demplot milik beberapa anggota Gapoktan Bina Maju Desa Bengkilu, Kecamatan Tujuh Belas, dengan luas total lahan 1 hektare. Adapun varietas bawang merah yang ditanam yaitu varietas Bima Brebes.
" Berdasarkan perhitungan secara ubinan, demplot bawang merah ini potensi produksi bisa mencapai 21 ton/ha umbi basah. Sedangkan, komponen teknologi yang diterapkan pada demplot bawang merah ini yaitu pemupukan berimbang, pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT), penggunaan mulsa dan perlakuan benih/proses penangkaran umbi dari hasil panen. Dalam rangka pengembangan bawang merah dan kita menginisiasi petani penangkar bawang merah di Gapoktan Bina Maju," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Bawang merah merupakan salah satu komoditas strategis nasional yang menjadi penyumbang inflasi. Harga bawang merah tersebut juga cenderung fluktuatif, salah satunya disebabkan karena terbatasnya benih umbi bawang merah yang berkualitas. Untuk itu kita kembangkan demplot," ujar Manager KPw BI Kalbar, Miftahul Huda di Pontianak, Sabtu.
Ia menjelaskan bahwa selama ini penanaman bawang merah yang lazim dilakukan petani adalah menggunakan umbi bawang merah yang diseleksi dari hasil panen.
"Bawang merah umumnya diproduksi dengan menggunakan umbi sebagai bahan tanam atau sumber benih," katanya.
Lanjut Miftahul Huda, kebutuhan akan benih bawang merah yang bermutu secara kuantitas dan kualitas serta jumlah petani penangkar tanaman bawang merah masih sangat terbatas di Kalbar. Hampir mayoritas kebutuhan bawang merah konsumsi dan benih umbi bawang merah di Kalbar didatangkan dari luar Kalbar.
"Untuk mendatangkan benih umbi bawang merah petani di Kalbar masih harus mendatangkan benih umbi bawang dari luar Kalbar yang harganya relatif mahal karena tambahan dengan biaya pengiriman," jelas dia.
Untuk itu katanya, salah satu cara untuk memecah masalah ketersediaan benih umbi bawang merah berkualitas tersebut adalah melalui inovasi teknologi budidaya bawang merah dan melakukan inisiasi penangkaran benih umbi bawang merah yang dilakukan langsung oleh petani setempat.
"Kabupaten Bengkayang sendiri adalah salah satu sentra penghasil bawang merah di Kalbar terutama di Kecamatan Tujuh Belas. Untuk itu dengan BPTP kita berupaya untuk meningkatkan hasil produksi bawang merah dan kebutuhan benih umbi bawang merah yang berkualitas," katanya.
Kegiatan demplot bawang merah ini jelas ia, mulai dilaksanakan dari bulan Oktober 2020 sampai Januari 2021. Penanaman bawang merah dilakukan pada lahan demplot milik beberapa anggota Gapoktan Bina Maju Desa Bengkilu, Kecamatan Tujuh Belas, dengan luas total lahan 1 hektare. Adapun varietas bawang merah yang ditanam yaitu varietas Bima Brebes.
" Berdasarkan perhitungan secara ubinan, demplot bawang merah ini potensi produksi bisa mencapai 21 ton/ha umbi basah. Sedangkan, komponen teknologi yang diterapkan pada demplot bawang merah ini yaitu pemupukan berimbang, pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT), penggunaan mulsa dan perlakuan benih/proses penangkaran umbi dari hasil panen. Dalam rangka pengembangan bawang merah dan kita menginisiasi petani penangkar bawang merah di Gapoktan Bina Maju," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021