Operasi Disaster Victim Identification (DVI) terhadap jenazah korban jatuhnya Sriwijaya Air SJ-181 nomor registrasi PK-CLC yang dilakukan oleh Tim DVI Polri dinyatakan ditutup.
"Bahwa sejak 2 Maret 2021 tugas Tim DVI dinyatakan telah selesai," kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono dalam jumpa pers di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta, Selasa.
Sebelum operasi ditutup, Tim DVI Polri berhasil mengidentifikasi satu jenazah atas nama Razanah, berjenis kelamin perempuan usia 57 tahun.
Jenazah Razanah teridentifikasi dengan metode DNA dan medis menggunakan DNA pembanding dari anak kandungnya.
Teridentifikasinya jenazah Razanah menambah jumlah korban yang berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI, yakni sebanyak 59 orang dari 62 korban.
Hingga operasi DVI dinyatakan ditutup, masih ada tiga jenazah lagi yang belum dapat diidentifikasi.
"Hingga akhir operasi ini belum dapat dinyatakan teridentifikasi karena belum adanya sampel yang dapat dijadikan sebagai pembanding," kata Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Kapusdokes) Polri Brigjen polisi Rusdianto.
Rusdianto menyebutkan, Tim DVI telah selesai melakukan pemeriksaan seluruhnya. Sejak operasi DVI dilaksanakan mulai 9 Januari sampai 2 Maret 2021 telah dilakukan pemeriksaan DNA sejumlah 744 sampel, yang terdiri atas sampel antemortem 174 sampel dan postmortem 570 sampel.
Selama masa operasi berlangsung, Tim DVI telah melaksanakan rekonsiliasi sebanyak 15 kali dan berhasil mengidentifikasi 59 jenazah terdiri atas 30 jenazah laki-laki dan 29 jenazah perempuan. Kurang lebih persentase mencapai 92,5 persen.
Adapun metode identifikasi yang digunakan pertama teridentifikasi melalui DNA, medis dan properteri sejumlah 46 jenazah, sedangkan teridentifikasi melalui sidik jari berjumlah 13 jenazah.
"Dengan telah selesainya seluruh pemeriksaan dan kegiatan dalam rangka operasi DVI Sriwijaya Air SJ-182 yang berlangsung sejak 9 Januari 2021, maka pada hari ini Selasa 2 Maret 2021 pukul 13.50 WIB, operasi Sriwijaya SJ 182 secara resmi dinyatakan ditutup," kata Rusdianto.
Namun terkait tiga korban yang belum teridentifikasi, apabila ada perkembangan lebih lanjut pihaknya akan melaporkan kembali.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 nomor register PK-CLC rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB, kemudian jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Bahwa sejak 2 Maret 2021 tugas Tim DVI dinyatakan telah selesai," kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono dalam jumpa pers di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta, Selasa.
Sebelum operasi ditutup, Tim DVI Polri berhasil mengidentifikasi satu jenazah atas nama Razanah, berjenis kelamin perempuan usia 57 tahun.
Jenazah Razanah teridentifikasi dengan metode DNA dan medis menggunakan DNA pembanding dari anak kandungnya.
Teridentifikasinya jenazah Razanah menambah jumlah korban yang berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI, yakni sebanyak 59 orang dari 62 korban.
Hingga operasi DVI dinyatakan ditutup, masih ada tiga jenazah lagi yang belum dapat diidentifikasi.
"Hingga akhir operasi ini belum dapat dinyatakan teridentifikasi karena belum adanya sampel yang dapat dijadikan sebagai pembanding," kata Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Kapusdokes) Polri Brigjen polisi Rusdianto.
Rusdianto menyebutkan, Tim DVI telah selesai melakukan pemeriksaan seluruhnya. Sejak operasi DVI dilaksanakan mulai 9 Januari sampai 2 Maret 2021 telah dilakukan pemeriksaan DNA sejumlah 744 sampel, yang terdiri atas sampel antemortem 174 sampel dan postmortem 570 sampel.
Selama masa operasi berlangsung, Tim DVI telah melaksanakan rekonsiliasi sebanyak 15 kali dan berhasil mengidentifikasi 59 jenazah terdiri atas 30 jenazah laki-laki dan 29 jenazah perempuan. Kurang lebih persentase mencapai 92,5 persen.
Adapun metode identifikasi yang digunakan pertama teridentifikasi melalui DNA, medis dan properteri sejumlah 46 jenazah, sedangkan teridentifikasi melalui sidik jari berjumlah 13 jenazah.
"Dengan telah selesainya seluruh pemeriksaan dan kegiatan dalam rangka operasi DVI Sriwijaya Air SJ-182 yang berlangsung sejak 9 Januari 2021, maka pada hari ini Selasa 2 Maret 2021 pukul 13.50 WIB, operasi Sriwijaya SJ 182 secara resmi dinyatakan ditutup," kata Rusdianto.
Namun terkait tiga korban yang belum teridentifikasi, apabila ada perkembangan lebih lanjut pihaknya akan melaporkan kembali.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 nomor register PK-CLC rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB, kemudian jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021