Wakil Bupati Sanggau, Yohanes Ontot mengungkapkan kesiapsiagaan dalam menghadapi kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kabupaten Sanggau sangat penting dilaksanakan.
Hal itu diungkap orang nomor dua di Kabupaten Sanggau saat memimpin apel gelar pasukan kesiapsiagaan pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan berlangsung di lapangan PT. Multi Prima Entakai (MPE), Kamis (8/4/2021).
Hadir dalam apel tersebut, TNI/Polri, BPBD, Manggala Agni, Damkar Kabupaten Sanggau, Damkar PT. MPE, Tim Brigade Api PT. MPE, Dishub, Sat Pol PP, UPK Sanggau, Brigade Dalkarhutla wilayah Sanggau Timur dan Wilayah Sanggau Barat, Badan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana (BKPD) Pemuda Pancasila, instansi vertikal, Forkompimcam Mukok dan tamu undangan lainnya.
“Karena lebih awal kita ingatkan lebih bagus, ketimbang ketika Karhutla terjadi baru kita ingatkan. Karhutla inikan bencana yang tidak bisa kita prediksi secara pasti, tapi dia merupakan sebuah bencana yang rutin terjadi,” ungkap Ontot.
Menurut Ontot perlu melibatkan seluruh stakeholder terkait untuk mencegah karhutla ini, termasuk masyarakat-masyarakat yang ada di daerah perdesaan.
" Sumber kebakaran ini ada, ketika kita tidak berhati-hati pada musim kemarau. Maka kebakaran lahan dan hutan bisa terjadi. Oleh karena itu, bapak Presiden menegaskan bahwa terkait kebakaran ini merupakan tanggungjawab kita bersama, termasuk juga pihak korporasi,” paparnya.
Ditambahkan, soal sanksi apabila pihak korporasi atau perusahaan lalai dalam melakukan antisipasi dan mengatasi Karhutla di wilayah kerjanya.
“Kita berharap kehati-hatian dan kesiapsiagaan kita, terutama para korporasi atau perusahaan ini diwajibkan untuk menyiapkan pasukannya, peralatan dan memetakan daerah-daerah yang rawan terjadi kebakaran lahan,” tegasnya.
Sementara, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sanggau, Siron mengatakan pada tahun 2021 ini titik hotspot di Sanggau terhitung cukup tinggi. Dari bulan Januari sampai April sudah tercatar 24 titik hotspot.
“Mengapa kita melaksanakan apel siaga pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan pada hari ini, karena kita melihat perkembangan-perkembangan titik api yang semakin tahun semakin meningkat,” ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
Hal itu diungkap orang nomor dua di Kabupaten Sanggau saat memimpin apel gelar pasukan kesiapsiagaan pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan berlangsung di lapangan PT. Multi Prima Entakai (MPE), Kamis (8/4/2021).
Hadir dalam apel tersebut, TNI/Polri, BPBD, Manggala Agni, Damkar Kabupaten Sanggau, Damkar PT. MPE, Tim Brigade Api PT. MPE, Dishub, Sat Pol PP, UPK Sanggau, Brigade Dalkarhutla wilayah Sanggau Timur dan Wilayah Sanggau Barat, Badan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana (BKPD) Pemuda Pancasila, instansi vertikal, Forkompimcam Mukok dan tamu undangan lainnya.
“Karena lebih awal kita ingatkan lebih bagus, ketimbang ketika Karhutla terjadi baru kita ingatkan. Karhutla inikan bencana yang tidak bisa kita prediksi secara pasti, tapi dia merupakan sebuah bencana yang rutin terjadi,” ungkap Ontot.
Menurut Ontot perlu melibatkan seluruh stakeholder terkait untuk mencegah karhutla ini, termasuk masyarakat-masyarakat yang ada di daerah perdesaan.
" Sumber kebakaran ini ada, ketika kita tidak berhati-hati pada musim kemarau. Maka kebakaran lahan dan hutan bisa terjadi. Oleh karena itu, bapak Presiden menegaskan bahwa terkait kebakaran ini merupakan tanggungjawab kita bersama, termasuk juga pihak korporasi,” paparnya.
Ditambahkan, soal sanksi apabila pihak korporasi atau perusahaan lalai dalam melakukan antisipasi dan mengatasi Karhutla di wilayah kerjanya.
“Kita berharap kehati-hatian dan kesiapsiagaan kita, terutama para korporasi atau perusahaan ini diwajibkan untuk menyiapkan pasukannya, peralatan dan memetakan daerah-daerah yang rawan terjadi kebakaran lahan,” tegasnya.
Sementara, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sanggau, Siron mengatakan pada tahun 2021 ini titik hotspot di Sanggau terhitung cukup tinggi. Dari bulan Januari sampai April sudah tercatar 24 titik hotspot.
“Mengapa kita melaksanakan apel siaga pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan pada hari ini, karena kita melihat perkembangan-perkembangan titik api yang semakin tahun semakin meningkat,” ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021