Kembali lagi bertanding di kandang sendiri, di Stadion Wembley, Inggris termotivasi ekspektasi tinggi yang didorong performa yang terus meningkat, sedangkan Denmark yang pernah dua kali mengalahkan Inggris di Wembley pada September 1983 dan Oktober 2020 memiliki daya tahan tinggi alias lagi terbakar energi bangkit.

Emosi dipastikan membuncah di lapangan Wembley nanti. Pasukan Gareth Southgate masuk semifinal dengan bekal tak terkalahkan dalam lima laga dan satu-satunya tim Euro 2020 yang tak pernah kebobolan. Ini yang membuat Inggris menatap cerah semifinal Euro 2020 ini.

Tapi Denmark tak kalah bersemangat karena walau kalah dalam dua laga pertamanya, mereka melesat tinggi bersama kemenangan-kemenangan besar setelah itu yang dipicu oleh energi bangkit Christian Eriksen yang tumbang terkena serangan jantung dalam laga pertama.

Tim asuhan Kasper Hjulmand sudah mencetak 11 gol yang 10 di antaranya disarangkan pada tiga laga terakhir. Jumlah gol ini lebih besar dari yang dibuat tim Denmark yang mencapai semifinal Euro 1984 dan 1992.

“Saya kira kami sedang dalam posisi yang amat sangat bagus pada saat kami mengawali turnamen ini, kami sudah bersiap matang sekali,” kata Hjulmand seperti dikutip AP.



Denmark masih akan bermain dalam emosi karena energi bangkit Eriksen yang sejauh ini telah menginspirasi perjalanan Tim Dinamit untuk terus menang.

Semifinal ini terjadi 55 tahun sejak Inggris mencapai satu-satunya final turnamen besar pada Piala Dunia 1966 yang juga di Wembley.

Namun sejak Gareth Southgate menjadi manajer, Inggris sukses melangkah ke semifinal Piala Dunia dan Nations League, tapi keduanya gagal karena dijegal oleh Kroasia dan Belanda.

“Kami tak pernah bisa mencapai final Kejuaraan Eropa, jadi kami bisa menjadi tim pertama (yang mencapai final) yang akan sungguh menyenangkan semua orang,” kata Southgate seperti dikutip Reuters.

Fondasi Inggris maju ke semifinal adalah pertahanan solid yang tak pernah kebobolan, bahkan dalam laga terakhir catatan itu disempurnakan oleh kemenangan besar 4-0 atas Ukraina.

Namun grafik Denmark juga tak kalah menanjak. Menggunakan formasi 4-2-3-1 dan 3-4-3, mereka bangkit setelah terkapar di tangan Finlandia dan Belgia, dengan menyingkirkan Rusia, Wales dan kemudian Republik Ceko.

“Dengan semua yang telah kami lalui sejak pertandingan pertama sampai di tempat kami berada saat ini, adalah sungguh luar biasa,” kata gelandang Denmark Christian Norgaard.

Denmark siap meledakkan lagi dinamitnya untuk meneruskan dongeng seperti yang pernah mereka tulis pada Euro 1992.




Prediksi sebelas pemain pertama

Inggris (4-2-3-1):
Jordan Pickford; Kyle Walker, John Stones, Harry Maguire, Luke Shaw; Kalvin Phillips, Declan Rice; Jadon Sancho, Mason Mount, Raheem Sterling; Harry Kane

Denmark (3-4-3): Kasper Schmeichel; Andreas Christensen, Simon Kjaer, Jannik Vestergaard; Stryger Larsen, Pierre-Emile Hojbjerg, Thomas Delaney, Thomas Maehle; Martin Braithwaite, Kasper Dolberg, Mikkel Damsgaard


Skenario pertandingan

Gareth Southgate memiliki skuad yang sepenuhnya siap diturunkan melawan Denmark, termasuk Bukayo Saka. Namun, Saka mungkin masuk lapangan dari bangku cadangan karena Jadon Sancho yang tampil menawan saat menghadapi Ukraina akan lebih dipilih sebagai starter.  Pemain baru Manchester United ini mengisi bagian kanan sayap serangan, sedangkan Raheem Sterling menempati sayap kiri lapangan.

Pengisi peran nomor 10 akan diserahkan kepada Mason Mount, sedangkan Harry Kane menjadi ujung serangan. Sancho dan Mount ditugaskan memberikan umpan-umpan terobosan, sedangkan Sterling akan mengisi ruang yang tercipta karena pergerakan Kane yang bebas beroperasi di sepertiga terakhir lapangan.

Untuk lini tengah, Jordan Henderson kemungkinan tetap pemain pengganti walaupun menciptakan gol keempat Inggris saat menggebuk Ukraina 4-0. Southgate akan tetap berpegang kepada formula yang sudah teruji. Ini artinya Declan Rice dan Kalvin Phillips tetap dipasang sebagai poros ganda sejak kickoff.

Southgate makin tak ingin mengubah lini belakangnya sehingga duo bek tengah John Stones dan Harry Maguire akan kembali diapit duo bek sayap eksplosif Kyle Walker dan Luke Shaw. Kedua bek sayap sering menusuk sampai ke jantung pertahanan lawan, selain menjadi deputi andal Stones-Maguire saat memproteksi Jordan Pickford yang menjadi satu-satunya kiper Euro 2020 yang belum kebobolan.



Dari Denmark, pelatih Kasper Hjulmand juga siap menurunkan siapa pun dalam skuadnya, kecuali Christian Eriksen. Hjulmand juga cenderung mempertahankan susunan sebelas pemain pertamanya.

Kasper Schmeichel kembali menjaga gawang Denmark dalam formasi 3-4-3. Schmeichel akan diproteksi trio bek tengah Andreas Christensen, Simon Kjaer dan Jannik Vestergaard. Kjaer lebih memainkan peran sweeper, sedangkan Christensen dan Vestergaard menjadi dua palang pintu kokoh saat tim memasuki fase defensifnya.

Duo ini juga menjadi kurir untuk umpan-umpan jauh ke pertahanan lawan. Sedangkan distribusi bola konstan dari sisi lapangan ke sepertiga terakhir lapangan dipercayakan kepada duo bek sayap, Jens Stryger Larsen dan Joakim Maehle. Larsen punya nilai tambah sebagai spesialis penuntas set-piece, sedangkan Maehle merdeka beroperasi sampai jauh ke jantung pertahanan lawan. Tapi keduanya bisa cepat membentuk formasi lima bek ketika Denmark diserang atau kehilangan bola.

Akan halnya Pierre-Emile Hojbjerg dan Thomas Delaney, akan tetap menjadi jangkar di lini tengah, termasuk untuk mematikan Jadon Sancho dan Mason Mount. Saat yang sama, Delaney akan cepat mengisi kelengahan Inggris dengan kemampuan berlarinya yang kencang. Ini akan ditopang oleh kemampuan Hojbjerg dalam meluncurkan umpan-umpan yang membelah pertahanan Inggris.

Triumvirat serangan menjadi tanggung jawab Martin Braithwaite, Kasper Dolberg dan Mikkel Damsgaard. Trisula ini membentuk kemitraan serang yang cair di mana Dolberg berada di tengah dan siap menerima kiriman bola dari kedua sayap Denmark.





Statistik pertemuan kedua tim

Kedua negara sudah 23 kali bertemu sebelumnya. Inggris menang 13 kali, Denmark hanya menang lima kali.

Tapi ini pertemuan kedua mereka dalam putaran final Euro setelah Euro 1992 di Malmo yang berakhir 0-0 dalam fase grup. Inggris gagal lanjut ke fase grup, Denmark lolos sebagai runner up Grup 1 untuk akhirnya menjuarai turnamen ini setelah menaklukkan Jerman 2-0 dalam final.

Pertemuan kedua mereka dalam turnamen utama terjadi pada Piala Dunia 2002 ketika Rio Ferdinand, Michael Owen dan Emile Heskey membawa Inggris menang 3-0 atas Denmark dalam babak 16 besar.

Salah satu dari empat kemenangan Denmark dalam pertandingan resmi melawan Inggris terjadi dalam UEFA Nations League pada 14 Oktober 2020 ketika gol semata wayang Christian Eriksen membuat mereka menang 1-0 di Stadion Wembley. Sebelum gol itu Harry Maguire mendapatkan kartu merah. Sebelumnya pada 8 September 2020 di Stadion Parken di Kopenhagen, kedua tim sama kuat 0-0.

Kemenangan Oktober 2020 itu adalah kemenangan ketiga Denmark di kandang Inggris dan yang kedua di Wembley setelah September 1983 ketika tendangan penalti Allan Simonsen memenangkan Denmark 1-0. Akibat jauh dari laga ini, Denmark lolos putaran final Euro 1984 sementara Inggris terhenti.

Kedua negara juga berada dalam satu grup babak kualifikasi Euro 1980 tapi kedua pertemuan mereka dalam fase ini menjadi milik Inggris karena menang 4-3 di Kopenhagen dan menang 1-0 di Wembley.
 

Pewarta: Jafar M Sidik

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021