Pemerintah Kota Singkawang, Kalimantan Barat akan melaksanakan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) dengan sasaran anak-anak kelas I dan II Sekolah Dasar (SD).

"Sebagai tindak lanjut Pemerintah Kota Singkawang, nantinya akan dibentuk Tim Satgas Penanganan Penyebaran Penyakit Difteri di Kota Singkawang," kata Sekretaris Daerah Kota Singkawang, Sumastro, di Singkawang, Selasa.

Berdasarkan laporan yang didapat dari Dinkes dan KB Kota Singkawang, dampak penyakit difteri ini cukup fatal sehingga bisa menyebabkan pasien tersebut meninggal dunia.

"Untuk itu kita akan segera menyusun Tim Satgas Penanganan Penyebaran Penyakit Difteri di Kota Singkawang," ujarnya.

Harapannya, setiap pemangku kepentingan turut mendukung kelancaran program ini agar bisa segera tertanggulangi dengan baik.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Singkawang Mursalin mengatakan dalam kurun waktu 2019-2021 terdapat 26 kasus difteri di semua kecamatan di Kota Singkawang.

"Dari 10 kelurahan di Kota Singkawang memiliki angka incidence rate (IR) tertinggi terkait kasus suspek difteri ini," katanya.

Salah satunya, berada di Kelurahan Setapuk Kecil dengan angka IR sebesar 37,2 per 100.000 penduduk.

Dia mengatakan terjadi peningkatan case fatality rate (CFR) dalam kurun waktu 2020-2021 sebesar 64 persen. Tercatat, pada 2020 terdapat satu angka kematian di Kecamatan Singkawang Selatan. Pada 2021 terdapat dua angka kematian, masing-masing di Kecamatan Singkawang Timur dan Singkawang Barat.

“Kelurahan dengan CFR tertinggi adalah Kelurahan Nyarumkop sebesar 100 persen. Diikuti, Kelurahan Sedau dan Pasiran, masing-masing sebesar 50 persen. Peningkatan angka kematian atau CFR ini tentu menjadi perhatian bagi Pemerintah kota Singkawang, khususnya Dinas Kesehatan dan KB kota Singkawang.” ujarnya.

Dia menjelaskan difteri adalah infeksi bakteri Corynebacterium Diphtheriae pada hidung dan tenggorokon. Pada umumnya, bakteri difteri dapat menyerang siapa saja, namun anak-anak adalah individu yang rentan terserang penyakit ini.

“Setiap individu bisa tertular difteri bila tidak sengaja menghirup atau menelan percikan liur yang dikeluarkan penderita saat batuk ataupun bersin. Difteri ini tergolong penyakit menular berbahaya dan dapat mengancam jiwa. Namun, bisa dicegah dengan imunisasi," ujarnya.

Difteri lebih berisiko terjadi di area padat penduduk yang kebersihan lingkungannya tidak terjaga baik. Selain itu, infeksi ini lebih mudah menyerang jika seseorang berpergian ke wilayah yang sedang mengalami wabah difteri dan memiliki kekebalan tubuh yang rendah.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021