Ratusan tatung di Kota Singkawang melaksanakan ritual tolak bala di kelenteng masing-masing, untuk menghindari kerumunan, guna mencegah penyebaran COVID-19 pada kegiatan Cap Go Meh 2022 di kota itu. 

Salah satu tokoh Tionghoa Singkawang, Bong Wui Khong mengatakan, ritual tolak bala merupakan kegiatan keagamaan yang berbau Tridharma ketika bebas dari ancaman wabah penyakit.  

Menurutnya, ritual.tolak bala yang dilakukan oleh tatung ini merupakan budaya yang sangat langka. "Budaya ini hanya ada di Indonesia khususnya di Singkawang Kalimantan Barat, kalau di negara lain sulit diketemukan," katanya di Singkawang, Selasa.

Dirinya sangat menyayangkan, dua tahun berturut-turut (2021-2022), parade tatung yang biasa digelar di hari ke-15 pada perayaan Imlek tidak digelar di Kota Singkawang. Hal itu dikarenakan Indonesia khususnya di Kota Singkawang masih dalam kondisi pandemi COVID-19.

Dengan begitu, kegiatan yang sifatnya arak-arakan dan cuci jalan ditiadakan, namun ritual tetap berjalan dan hanya diperbolehkan dilakukan di kelenteng masing-masing. 

"Itupun dibatasi umatnya sebesar 75 persen dari kapasitas Kelenteng," ujarnya. 

Dia meminta kepada umatnya untuk bisa mentaati surat edaran yang dikeluarkan Satgas COVID-19 Kota Singkawang, yang salah satunya tidak turun ke jalan melakukan ritual ataupun arak-arakan.

"Untuk kebersamaan, mari kita jaga diri masing-masing agar tidak terkena virus COVID-19," pintanya. 

Dia juga meminta kepada tatung untuk memohon kepada Tuhan agar Indonesia khususnya Singkawang bisa terbebas dari wabah COVID-19. 

"Dengan begitu, kondisi Singkawang bisa kembali normal dan perekonomian masyarakat bisa pulih kembali," tuturnya.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022