Pemerintah Kota Pontianak, menyampaikan apresiasi kepada pengurus Masjid As Salam di Jalan Budi Karya, Kecamatan Pontianak Selatan yang menyediakan warung makan gratis dan posko pemadam kebakaran (damkar).
Wali Kota Pontianak yang juga Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Kamis, memberikan apresiasi kehadiran Masjid As Salam yang dinilainya sebagai masjid yang paripurna dan bisa menjadi percontohan bagi masjid lainnya dengan menjalankan fungsinya sebagai hablun minallah dan hablun minannas.
Masjid selain berfungsi sebagai sarana ibadah, juga memiliki fungsi sosial dan pemberdayaan ekonomi, seperti halnya Masjid As Salam di Jalan Budi Karya Kecamatan Pontianak Selatan.
Kehadiran masjid yang berdiri megah ini, kata dia, juga dilengkapi baitulmal, warung makan gratis, swalayan, dan posko damkar dengan kendaraan operasional.
"Saya berharap Masjid As Salam yang baru diresmikan ini bisa menjadi 'role model' (percontohan) bagi masjid-masjid lainnya di Kota Pontianak," ujarnya usai meresmikan Masjid As Salam.
Ia menambahkan keberadaan Masjid As Salam ini menjadi cerminan masjid yang inovatif dalam mengoptimalkan fungsinya selain sebagai tempat melaksanakan ibadah.
Artinya, katanya, selain sebagai sarana ibadah, Masjid As Salam juga memiliki fungsi pemberdayaan ekonomi dan sosial.
"Kehadiran masjid seperti inilah yang diharapkan jamaah karena memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar masjid dengan semangat gotong royong untuk menjawab permasalahan sosial dan kemiskinan," kata Edi.
Ia mengatakan para pengurus masjid juga harus memikirkan bagaimana memakmurkan masjid agar senantiasa terisi oleh jamaah untuk melaksanakan ibadah.
"Tidak hanya ibadah wajib tetapi ibadah-ibadah lainnya seperti kajian islami, Taman Pendidikan Al Quran (TPA), dan kegiatan-kegiatan keagamaan serta kegiatan produktif lainnya," ungkapnya.
Saat ini, jumlah masjid di Kota Pontianak tercatat sebanyak 347 masjid.
Edi menyebut dalam pengelolaan masjid juga dibutuhkan kreativitas dan inovasi, seperti mengatur jadwal pengajian dan pengelolaan keuangan masjid.
Oleh sebab itu, katanya, ide-ide kreatif dan inovatif dibutuhkan dalam mengembangkan manajemen masjid.
"Kalau saya lihat sebagian banyak masjid sudah bertransformasi ke arah pengelolaan yang lebih profesional dengan transparansi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
Wali Kota Pontianak yang juga Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Kamis, memberikan apresiasi kehadiran Masjid As Salam yang dinilainya sebagai masjid yang paripurna dan bisa menjadi percontohan bagi masjid lainnya dengan menjalankan fungsinya sebagai hablun minallah dan hablun minannas.
Masjid selain berfungsi sebagai sarana ibadah, juga memiliki fungsi sosial dan pemberdayaan ekonomi, seperti halnya Masjid As Salam di Jalan Budi Karya Kecamatan Pontianak Selatan.
Kehadiran masjid yang berdiri megah ini, kata dia, juga dilengkapi baitulmal, warung makan gratis, swalayan, dan posko damkar dengan kendaraan operasional.
"Saya berharap Masjid As Salam yang baru diresmikan ini bisa menjadi 'role model' (percontohan) bagi masjid-masjid lainnya di Kota Pontianak," ujarnya usai meresmikan Masjid As Salam.
Ia menambahkan keberadaan Masjid As Salam ini menjadi cerminan masjid yang inovatif dalam mengoptimalkan fungsinya selain sebagai tempat melaksanakan ibadah.
Artinya, katanya, selain sebagai sarana ibadah, Masjid As Salam juga memiliki fungsi pemberdayaan ekonomi dan sosial.
"Kehadiran masjid seperti inilah yang diharapkan jamaah karena memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar masjid dengan semangat gotong royong untuk menjawab permasalahan sosial dan kemiskinan," kata Edi.
Ia mengatakan para pengurus masjid juga harus memikirkan bagaimana memakmurkan masjid agar senantiasa terisi oleh jamaah untuk melaksanakan ibadah.
"Tidak hanya ibadah wajib tetapi ibadah-ibadah lainnya seperti kajian islami, Taman Pendidikan Al Quran (TPA), dan kegiatan-kegiatan keagamaan serta kegiatan produktif lainnya," ungkapnya.
Saat ini, jumlah masjid di Kota Pontianak tercatat sebanyak 347 masjid.
Edi menyebut dalam pengelolaan masjid juga dibutuhkan kreativitas dan inovasi, seperti mengatur jadwal pengajian dan pengelolaan keuangan masjid.
Oleh sebab itu, katanya, ide-ide kreatif dan inovatif dibutuhkan dalam mengembangkan manajemen masjid.
"Kalau saya lihat sebagian banyak masjid sudah bertransformasi ke arah pengelolaan yang lebih profesional dengan transparansi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022