Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Edi Rusdi Kamtono mengatakan, sebagai antisipasi pencurian, maka setiap pembatas jalan trotoar yang saat ini sedang di bangun di sepanjang Jalan Ahmad Yani akan menggunakan beton.

“Lebarnya nanti sama dengan yang di depan segmen Museum Kalimantan Barat, yaitu sembilan meter. Nanti untuk pohon-pohon kita pilih, mana yang dipertahankan dan juga mungkin ada yang dipangkas,” kata Edi usai meninjau pembangunan trotoar segmen Jalan Letjen Sutoyo sampai Parit Tokaya, Jumat.

Dia menjelaskan, pembangunan trotoar ini merupakan bagian dari penataan trotoar kota sekaligus melanjutkan pembangunan trotoar sebelumnya di sepanjang Jalan Ahmad Yani, dan nantinya akan berlanjut ke Jalan MT Haryono dan Jalan M Sohor.

Untuk segmen Untan Pontianak sampai Polda juga sedang berjalan penataannya, begitu juga di segmen Kantor Gubernur sampai pintu gerbang perbatasan antar daerah.

“Beberapa titik trotoar akan kita tanami pohon-pohon lagi, agar warga bisa menikmati suasana asri. Contohnya yang bagus itu di depan Auditorium Untan, di sana pohonnya rimbun, siang-siang pun tetap teduh,” ujarnya.

Pembangunan trotoar ini ditargetkan rampung sebelum akhir tahun 2022 nanti. Dia juga menambahkan, trotoar ini sengaja dikonsep dengan gaya humanis agar memanjakan masyarakat, khususnya untuk olahraga joging serta bagi pedestrian. “Untuk total panjangnya sampai tiga kilometer,” ujarnya.

Mengantisipasi hilangnya tiang pembatas trotoar (bollard) seperti kasus beberapa waktu lalu, Wali Kota Edi Kamtono sudah meminta kepada pihak pelaksana untuk menanam bollard di dalam beton, begitu juga dengan manhole. Selain itu, dia menyebut akan ada penambahan CCTV di beberapa lokasi.

“Jadi tidak mudah untuk dicuri. Kita juga akan pasang lagi CCTV di beberapa titik. Seperti kemarin itu bisa kelihatan karena terdeteksi,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pontianak, Firayanta mengatakan, pekerjaan pembangunan trotoar ini ditafsir menggunakan sekitar Rp50 miliar bersumber dari dana APBN. Dia menjelaskan, memang terdapat beberapa kendala dalam pengerjaannya, seperti pembebasan lahan.

“Terkait dengan lahan yang dikuasai oleh kantor-kantor dan milik pribadi, kita sedang melakukan pendekatan. Bapak Wali Kota bahkan langsung bersama instansi terkait memberikan penjelasan,” katanya.

Meski masih ada lokasi lainnya yang memiliki kendala yang sama, pihaknya tengah berupaya untuk meminta kepada pemilik lahan. “Hingga saat ini tinggal tiga titik lagi yang masih kita upayakan untuk pembebasan,” katanya. 

Pewarta: Andilala

Editor : Evi Ratnawati


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022