Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menggelar sejumlah Operasi Pasar yang menjual berikut bagai kebutuhan pokok sebagai antisipasi lonjakan inflasi dampak kenaikan harga BBM subsidi.
"Operasi pasar ini kami gelar sebagai bentuk dukungan terhadap gerakan nasional pengendalian inflasi pangan," kata Gubernur Kalbar, Sutarmidji di Pontianak, Sabtu.
Dia menjelaskan kegiatan Operasi Pasar yang diselenggarakan ini merupakan hasil kerja sama dengan Perum Bulog Kalbar, Dinas Koperasi, Usaha Mikro Dan Perdagangan Kota Pontianak, serta CV Borneo Food Indotama.
Sejak pukul 07.30 WIB, berbagai bahan pokok dijual di Pasar Flamboyan Pontianak, yang menjual berbagai kebutuhan pokok dengan harga lebih murah dari harga normal atau yang dijual di pasar-pasar.
Seperti beras sebanyak satu ton, yakni harga normalnya untuk seberat lima kilogram dijual Rp56 ribu, tetapi di Operasi Pasar dijual Rp45 ribu atau diberikan subsidi Ro2. 300/kilogram beras.
Kemudian minyak goreng premium total sebanyak 350 liter, harga normal sebesar Rp15.800/liter, kemudian di Operasi Pasar dijual dengan harga Rp14.000/liter atau subsidi Rp1.800/liter. Gula pasir total 300 kilogram, harga normal Rp14.000/kilogram, harga Operasi Pasar Rp12.000/kilogram atau subsidi Rp1.800/kilogram.
Kemudian bawang merah total 100 kilogram dikemas per 250 ons, yakni harga jual di Operasi Pasar sebesar Rp7.500 atau subsidi Rp 2.000/kilogram. Telur ayam total 1.300 kilogram, yakni harga jual normal Rp28.000/kilogram, harga Operasi Pasar Rp26.000/kilogram atau subsidi Rp2.000/kilogram.
Selain di Pasar Flamboyan, kegiatan Operasi Pasar di Kota Pontianak juga akan diselenggarakan di beberapa titik pasar tradisional lainnya.
Kegiatan serupa juga akan dilaksanakan di dua kota lainnya, yaitu Kota Singkawang dan Kabupaten Sintang, atau sebagai tiga kota yang menjadi tolak ukur perhitungan inflasi di Kalimantan Barat. Dan akan disusul dengan Operasi Pasar di kabupaten lainnya, kata Sutarmidji.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskumdag) Kota Pontianak, Junaidi menyatakan, pihaknya siap mendukung kelancaran Operasi Pasar yang diselenggarakan oleh Pemprov Kalbar sebagai upaya dalam menekan inflasi dampak kenaikan harga BBM subsidi.
"Hingga saat ini berbagai kebutuhan pokok di Kota Pontianak umumnya belum menunjukkan kenaikan, yang baru mulai bergerak naik dari pantau kami di lapangan baru daging ayam potong dan telur ayam ras, itupun masih dalam batas normal," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Operasi pasar ini kami gelar sebagai bentuk dukungan terhadap gerakan nasional pengendalian inflasi pangan," kata Gubernur Kalbar, Sutarmidji di Pontianak, Sabtu.
Dia menjelaskan kegiatan Operasi Pasar yang diselenggarakan ini merupakan hasil kerja sama dengan Perum Bulog Kalbar, Dinas Koperasi, Usaha Mikro Dan Perdagangan Kota Pontianak, serta CV Borneo Food Indotama.
Sejak pukul 07.30 WIB, berbagai bahan pokok dijual di Pasar Flamboyan Pontianak, yang menjual berbagai kebutuhan pokok dengan harga lebih murah dari harga normal atau yang dijual di pasar-pasar.
Seperti beras sebanyak satu ton, yakni harga normalnya untuk seberat lima kilogram dijual Rp56 ribu, tetapi di Operasi Pasar dijual Rp45 ribu atau diberikan subsidi Ro2. 300/kilogram beras.
Kemudian minyak goreng premium total sebanyak 350 liter, harga normal sebesar Rp15.800/liter, kemudian di Operasi Pasar dijual dengan harga Rp14.000/liter atau subsidi Rp1.800/liter. Gula pasir total 300 kilogram, harga normal Rp14.000/kilogram, harga Operasi Pasar Rp12.000/kilogram atau subsidi Rp1.800/kilogram.
Kemudian bawang merah total 100 kilogram dikemas per 250 ons, yakni harga jual di Operasi Pasar sebesar Rp7.500 atau subsidi Rp 2.000/kilogram. Telur ayam total 1.300 kilogram, yakni harga jual normal Rp28.000/kilogram, harga Operasi Pasar Rp26.000/kilogram atau subsidi Rp2.000/kilogram.
Selain di Pasar Flamboyan, kegiatan Operasi Pasar di Kota Pontianak juga akan diselenggarakan di beberapa titik pasar tradisional lainnya.
Kegiatan serupa juga akan dilaksanakan di dua kota lainnya, yaitu Kota Singkawang dan Kabupaten Sintang, atau sebagai tiga kota yang menjadi tolak ukur perhitungan inflasi di Kalimantan Barat. Dan akan disusul dengan Operasi Pasar di kabupaten lainnya, kata Sutarmidji.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskumdag) Kota Pontianak, Junaidi menyatakan, pihaknya siap mendukung kelancaran Operasi Pasar yang diselenggarakan oleh Pemprov Kalbar sebagai upaya dalam menekan inflasi dampak kenaikan harga BBM subsidi.
"Hingga saat ini berbagai kebutuhan pokok di Kota Pontianak umumnya belum menunjukkan kenaikan, yang baru mulai bergerak naik dari pantau kami di lapangan baru daging ayam potong dan telur ayam ras, itupun masih dalam batas normal," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022