Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan dalam deteksinya berhasil memantau sebanyak 153 titik panas yang tersebar di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), sehingga pihak terkait diharapkan melakukan penanganan.

"Sebanyak 153 titik panas itu terpantau hari Ahad (20/8) ni mulai pukul 01.00 hingga 17.00 WITA," kata Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman - Sepinggan Balikpapan Diyan Novrida di Balikpapan, Ahad.

Ia menjelaskan titik panas merupakan indikator kebakaran hutan atau lahan (karhutla) yang terdeteksi dari suatu lokasi, dengan suhu relatif tinggi dibandingkan dengan suhu di sekitarnya.

Untuk itu ia mengajak semua lapisan masyarakat saling menjaga dan waspada, seperti tidak membuang puntung rokok sembarangan, kemudian tidak melakukan pembakaran saat mengelola lahan.

Apalagi saat ini merupakan musim kemarau yang menyebabkan banyak daun dan ranting mengering, sehingga kondisi ini sangat rawan terjadi karhutla walau ada sedikit pemicu saja.

Sebaran 153 titik panas tersebut telah diinformasikan kepada pihak terkait di wilayah kerja masing-masing, termasuk ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

Sebelumnya, Jumat (18/8), BMKG Balikpapan juga mendeteksi 66 titik panas yang tersebar di enam kabupaten yakni Paser (6), Kutai Barat (3), Kutai Timur (21), Kutai Kartanegara (27), Berau (1), dan Kabupaten Mahakam Ulu (8) titik panas.

Namun titik panas tersebut sudah padam setelah diinformasikan ke pihak terkait dan langsung dilakukan penanganan, sedangkan 153 titik panas yang terpantau Ahad ini merupakan titik panas di lokasi berbeda.

Sebanyak 153 titik panas ini tersebar di satu kota dan tujuh kabupaten, yakni Kota Bontang ada 1 titik, kemudian Kabupaten Paser (22), Penajam Paser Utara (1), Kutai Barat (14), Kutai Timur (29), Kutai Kartanegara (46), Berau (26), dan Kabupaten Mahakam Ulu (14) titik panas.

"Rinciannya antara lain 14 titik di Kabupaten Kutai Barat tersebar pada lima) kecamatan yakni Kecamatan Bongan (1), Jempang (4), Linggang Bigung (1), Muara Pahu (3), dan Nyuatan (5) titik. Titik panas tersebut memiliki tingkat kepercayaan tinggi, menengah dan rendah," demikian Diyan Novrida.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Selatan (Kalsel) menyebutkan sebanyak 4.345 titik api terdeteksi terkait peristiwa kebakaran hutan dan lahan (kathutla) di provinsi setempat sejak Juni hingga Agustus 2023.  

Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi Penanganan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Kalsel hingga Minggu (6/8) sore, luas peristiwa karhutla mencapai 1.170,89 hektare dengan ribuan titik api yang menyebar di 13 kabupaten dan kota.

“Kota Banjarbaru masih mendominasi peristiwa kebakaran hutan dan lahan,” kata Kepala BPBD Kalsel Raden Suria Fadliansyah saat dikonfirmasi di Banjarmasin, Minggu malam.

Kota tersebut tidak terlalu banyak terdeteksi sumber panas yakni hanya sekitar 164 titik api, namun peristiwa karhutla hampir setiap hari terjadi.

“Kota Banjarmasin paling minim peristiwa karhutla,” ucapnya.

Suria menyebutkan luas karhutla di Kota Banjarbaru mencapai 464,94 hektare, kemudian wilayah terluas kedua yakni Kabupaten Tanah Laut mencapai 279,13 hektare lalu disusul oleh Kabupaten Banjar dengan luas karhutla kurang lebih 223,8 hektare.

Pantauan ANTARA, ketiga wilayah yang berdekatan tersebut menjadi wilayah rentan peristiwa karhutla dengan luas total 967,87 hektare dan jumlah sumber panas sekitar 1.605 titik api.

Sementara itu, berdasarkan data yang tercatat sebanyak 401 kali peristiwa kebakaran lahan dengan luas 1.082,19 hektare dan 21 kali peristiwa kebakaran hutan dengan luas 88,7 hektare. Baca berita selengkapnya: 4.345 titik api karhutla terdeteksi di Kalimantan Selatan

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023