Sedikitnya 342 orang meninggal akibat demam berdarah dengue (DBD) selama Agustus, yang merupakan angka bulanan tertinggi di Bangladesh sejak otoritas kesehatan mulai mencatat kasus DBD pada 2000.

Pada 31 Agustus, otoritas melaporkan 17 jumlah kematian tambahan, termasuk 16 kematian di Ibu Kota Dhaka, menurut Direktorat Jenderal Layanan Kesehatan (DGHS).

Total angka kematian akibat gigitan nyamuk itu naik menjadi 593 orang sejak Januari tahun ini, dan 438 di antaranya  dilaporkan dari Dhaka.

Sementara itu menurut data DGHS, secara nasional ada 2.308 kasus baru yang memerlukan perawatan di rumah sakit, termasuk 875 kasus di Dhaka.

Total kasus rawat inap saat ini mencapai 123.808, termasuk 71.976 kasus yang muncul pada Agustus saja dan 58.021 kasus di antaranya tercatat di Dhaka.

Tahun lalu, ada 281 orang yang meninggal akibat DBD di negara Asia Selatan tersebut.

Jumlah kasus DBD yang tinggi mulai membebani sistem kesehatan di Bangladesh, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Bank Dunia pada Kamis (31/8) menyetujui pengeluaran dana sebesar 200 juta dolar AS (sekitar Rp3 triliun) untuk membantu mengatasi krisis saat situasi endemik DBD kian buruk.

Demam berdarah adalah infeksi virus yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi, namun tidak ada pengobatan khusus untuk infeksi tersebut.


Sumber: Anadolu

Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 1206 Putussibau Letkol Inf Sri Widodo memerintah Babinsa untuk turut serta membantu pihak Puskesmas dalam upaya penanganan dan pencegahan sebaran Demam berdarah dengue (DBD).

"Babinsa ujung tombak di lapangan mesti turut serta dalam mengatasi kasus DBD di wilayahnya masing-masing," kata Letkol Inf Sri Widodo, di Putussibau Kapuas Hulu, Jumat.

Disampaikan Widodo, pencegahan yang bisa dilakukan seperti dengan melakukan pengasapan atau fogging serta memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat dan bersih.

Menurutnya, dalam mengatasi kasus DBD di Kapuas Hulu perlu kerja sama semua pihak terlebih lagi kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Oleh karena itu, Widodo memerintah seluruh jajaran koramil dan babinsa agar bersama-sama pihak kepolisian, kecamatan dan Puskesmas melakukan upaya pencegahan di tengah lingkungan masyarakat.

Diketahui kasus DBD Kapuas Hulu tersebar di 13 kecamatan dari 23 kecamatan di wilayah Kapuas Hulu dengan jumlah kasus sebanyak 85 kasus.

Ada pun sebaran DBB di 13 kecamatan yaitu Kecamatan Putussibau Utara delapan kasus, Putussibau Selatan 15 kasus, Kalis dua kasus, Bunut Hulu 10 kasus, Boyan Tanjung tiga kasus, Pengkadan empat kasus, Hulu Gurung satu, Seberuang 18 kasus, Semitau enam kasus, Embaloh Hulu lima kasus, Batang Lupar enam kasus, Badau satu kasus dan Kecamatan Empanang enam kasus.

Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kapuas Hulu Kastono mengajak masyarakat juga berperan aktif dalam upaya pencegahan penyebaran kasus DBD di Kapuas Hulu.Baca juga: Dandim Putussibau perintahkan Babinsa turut cegah sebaran DBD



 

Pewarta: Asri Mayang Sari

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023