Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono menyatakan latihan bersama ASEAN Solidarity Exercise (ASEX-01 N) Natuna 2023 di Batam, 18–23 September 2023, merupakan wujud dukungan angkatan bersenjata negara-negara anggota ASEAN untuk ASEAN Outlook on Indo-Pacific (AOIP).
Latihan bersama yang pertama kalinya digelar dan diikuti seluruh angkatan bersenjata negara-negara anggota ASEAN ini mengusung Sentralitas ASEAN serta visi utama dari Perspektif ASEAN terhadap Indo-Pasifik (AOIP).
“ASEAN Outlook on Indo-Pacific merupakan peneguhan peran ASEAN untuk menjaga perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kesejahteraan di kawasan Indo-Pasifik. Outlook ini mengedepankan dialog yang inklusif dan terbuka serta kerja sama menjaga keamanan maritim, ekonomi, konektivitas, dan tujuan pembangunan yang berkelanjutan (SDGs), dan kerja sama militer menjadi bagian dari implementasi AOIP pada masa mendatang,” kata Laksamana Yudo saat acara Diskusi Panel Para Ahli (SMEE) di Batam, Kepulauan Riau, Selasa.
SMEE, yang merupakan bagian dari rangkaian latihan ASEX-01 Natuna 2023 mengangkat isu-isu keamanan dan ancaman nontradisional di kawasan Asia Tenggara. Dalam acara diskusi itu, Panglima TNI memberikan pidato kunci (keynote speech), kemudian diikuti dengan sejumlah pembicara lain, yaitu Komandan Gugus Tempur Laut (Danguspurla) Komando Armada I Laksamana Pertama (Laksma) TNI Muhammad Taufik dan Kepala Information Fusion Centre (IFC) Singapura LTC Lester Yong.
Laksma Muhammad Taufik dalam acara itu mengidentifikasi bentuk ancaman nontradisional dan cara-cara mengantisipasi melalui perspektif kerja sama militer di ASEAN. Sementara itu, delegasi dari Singapura membahas langkah menindaklanjuti kerja sama pertukaran informasi antarnegara di kawasan.
Terkait kerja sama antarnegara di ASEAN, Panglima TNI menegaskan negara-negara anggota ASEAN agar tidak terseret dalam perdebatan dan tensi geopolitik dunia.
“Jangan sampai kita dihadapkan pada pilihan untuk berpihak pada satu kubu. Kita harus menjadi yang terdepan dalam menjaga prinsip sentralitas, menjaga relevansi (ASEAN di kawasan), dan menjadi yang terdepan dalam mengubah rivalitas menjadi kerja sama, begitu pula dalam mengubah rasa tidak percaya (distrust) menjadi rasa saling percaya yang strategis,” kata Laksamana Yudo.
Dalam ASEX-01 Natuna 2023, sebanyak 10 negara anggota ASEAN hadir dan mengikuti rangkaian latihan, sementara Timor Leste menjadi satu-satunya negara yang bertindak sebagai pengamat (observer).
Rangkaian kegiatan latihan yang digelar, di antaranya mencakup operasi keamanan laut (maritime security), patroli bersama (maritime patrol), latihan pencarian dan penyelamatan (SAR), latihan pemulihan pascabencana (HA/DR) dan bakti sosial, program layanan kesehatan untuk masyarakat (MEDCAP), program pembangunan infrastruktur untuk masyarakat (ENCAP).
Kemudian rangkaian latihan lainnya, pendaratan helikopter/pesawat udara di atas kapal (deck landing qualification) dan latihan isi bahan bakar atau mengirimkan munisi/barang-barang lainnya di tengah laut (replenishment at sea).
Latihan patroli bersama itu nantinya diikuti sejumlah kapal perang Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. Indonesia mengerahkan dua kapal perang untuk ASEX-01 Natuna 2023, yaitu KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992 dan KRI Jhon Lie-358.
Angkatan Tentara Malaysia mengerahkan satu kapal patroli KD Terengganu, Brunei Darussalam dengan kapal patroli KDB Darulehsan, dan Singapura mengerahkan satu kapal perang jenis korvet RSS Vigour. Kapal-kapal itu nantinya berpatroli bersama di Laut Natuna Utara selama ASEX-01 Natuna yang berakhir pada 23 September 2023.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
Latihan bersama yang pertama kalinya digelar dan diikuti seluruh angkatan bersenjata negara-negara anggota ASEAN ini mengusung Sentralitas ASEAN serta visi utama dari Perspektif ASEAN terhadap Indo-Pasifik (AOIP).
“ASEAN Outlook on Indo-Pacific merupakan peneguhan peran ASEAN untuk menjaga perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kesejahteraan di kawasan Indo-Pasifik. Outlook ini mengedepankan dialog yang inklusif dan terbuka serta kerja sama menjaga keamanan maritim, ekonomi, konektivitas, dan tujuan pembangunan yang berkelanjutan (SDGs), dan kerja sama militer menjadi bagian dari implementasi AOIP pada masa mendatang,” kata Laksamana Yudo saat acara Diskusi Panel Para Ahli (SMEE) di Batam, Kepulauan Riau, Selasa.
SMEE, yang merupakan bagian dari rangkaian latihan ASEX-01 Natuna 2023 mengangkat isu-isu keamanan dan ancaman nontradisional di kawasan Asia Tenggara. Dalam acara diskusi itu, Panglima TNI memberikan pidato kunci (keynote speech), kemudian diikuti dengan sejumlah pembicara lain, yaitu Komandan Gugus Tempur Laut (Danguspurla) Komando Armada I Laksamana Pertama (Laksma) TNI Muhammad Taufik dan Kepala Information Fusion Centre (IFC) Singapura LTC Lester Yong.
Laksma Muhammad Taufik dalam acara itu mengidentifikasi bentuk ancaman nontradisional dan cara-cara mengantisipasi melalui perspektif kerja sama militer di ASEAN. Sementara itu, delegasi dari Singapura membahas langkah menindaklanjuti kerja sama pertukaran informasi antarnegara di kawasan.
Terkait kerja sama antarnegara di ASEAN, Panglima TNI menegaskan negara-negara anggota ASEAN agar tidak terseret dalam perdebatan dan tensi geopolitik dunia.
“Jangan sampai kita dihadapkan pada pilihan untuk berpihak pada satu kubu. Kita harus menjadi yang terdepan dalam menjaga prinsip sentralitas, menjaga relevansi (ASEAN di kawasan), dan menjadi yang terdepan dalam mengubah rivalitas menjadi kerja sama, begitu pula dalam mengubah rasa tidak percaya (distrust) menjadi rasa saling percaya yang strategis,” kata Laksamana Yudo.
Dalam ASEX-01 Natuna 2023, sebanyak 10 negara anggota ASEAN hadir dan mengikuti rangkaian latihan, sementara Timor Leste menjadi satu-satunya negara yang bertindak sebagai pengamat (observer).
Rangkaian kegiatan latihan yang digelar, di antaranya mencakup operasi keamanan laut (maritime security), patroli bersama (maritime patrol), latihan pencarian dan penyelamatan (SAR), latihan pemulihan pascabencana (HA/DR) dan bakti sosial, program layanan kesehatan untuk masyarakat (MEDCAP), program pembangunan infrastruktur untuk masyarakat (ENCAP).
Kemudian rangkaian latihan lainnya, pendaratan helikopter/pesawat udara di atas kapal (deck landing qualification) dan latihan isi bahan bakar atau mengirimkan munisi/barang-barang lainnya di tengah laut (replenishment at sea).
Latihan patroli bersama itu nantinya diikuti sejumlah kapal perang Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. Indonesia mengerahkan dua kapal perang untuk ASEX-01 Natuna 2023, yaitu KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992 dan KRI Jhon Lie-358.
Angkatan Tentara Malaysia mengerahkan satu kapal patroli KD Terengganu, Brunei Darussalam dengan kapal patroli KDB Darulehsan, dan Singapura mengerahkan satu kapal perang jenis korvet RSS Vigour. Kapal-kapal itu nantinya berpatroli bersama di Laut Natuna Utara selama ASEX-01 Natuna yang berakhir pada 23 September 2023.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023