Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menerapkan konsep green curriculum pada program pendidikan vokasinya di Toyota Indonesia Academy (TIA) guna menjawab tantangan kebutuhan sumber daya manusia di era digital dan elektrifikasi.
"Percepatan industri elektrifikasi yang menyeluruh baik secara proses produksi maupun SDM unggul yang ahli menjadi suatu keniscayaan. Tidak hanya menerapkan sistem green manufacturing di lini produksi, namun, juga TMMIN menginisiasikan konsep green curriculum, yaitu kurikulum pendidikan yang mengimpelementasikan teknologi hijau atau teknologi ramah lingkungan dalam pembelajarannya," kata Presiden Direktur TMMIN Nandi Julyanto dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu.
Nandi mengatakan green curriculum juga membahas mengenai isu-isu lingkungan sebagai tanggung jawab bersama dalam membantu upaya Pemerintah Indonesia mencapai netralitas karbon pada 2026.
TIA, kata Nandi, terus bertransformasi demi menjawab tantangan perkembangan teknologi di industri yang begitu cepat. Selain itu, di tahun ke-2 seluruh ahli didikan TIA diberikan program pemagangan di industri selama satu tahun agar mereka dapat lebih cakap beradaptasi dengan teknologi-teknologi baru di industri elektrifikasi.
Pada 2025, TIA telah mencanangkan beberapa target di antaranya peningkatan mutu melalui pengenalan advance manufacture technology, implementasi kurikulum green technology dalam proses pendidikan serta berkontribusi melahirkan tenaga kerja unggul yang bisa menjadi pemimpin tim di bidang pekerjaannya masing-masing.
"Transformasi industri elektrifikasi otomotif Indonesia sejatinya tidak hanya lahir melalui kehadiran sejumlah kendaraan berteknologi elektrifikasi yang ramah lingkungan, namun, juga dengan hadirnya SDM ahli yang berwawasan digitalisasi," kata Wakil Presiden Direktur TMMIN Bob Azam.
Menurut Bob, Indonesia memiliki potensi unggulan berupa besarnya porsi generasi muda untuk menjadi generasi terdepan dalam menjawab tantangan dan persaingan global. Lulusan TIA dibentuk melalui pengajaran dan praktik yang berorientasi kebutuhan industri nasional dan menjadi ahli di bidang digitalisasi seperti big data analytic, IoT, AI, robotic, robotic process automation, serta mechanical engineering.
"Harapannya yaitu, akselerasi para lulusan TIA untuk mencapai level pemimpin pada lini produksi akan semakin cepat," ujar Bob Azam.
Strategi TIA untuk mencetak lebih banyak SDM spesialis lainnya yaitu dengan melakukan ekspansi program pendidikan yang memfasilitasi karyawan TMMIN, pemasok atau rantai pasok berpartisipasi dalam kegiatan shortcourse training dan credential system sehingga menjadi teknisi industri yang ahli dan juga terakreditasi.
Shortcourse training bertujuan untuk mengakselerasi pemenuhan keterampilan spesifik yang dibutuhkan tenaga kerja industri melalui kursus dalam waktu tertentu dan juga on the job development (OJD).
Sementara credential system bertujuan untuk merekognisi keterampilan dan pengalaman tenaga kerja industri ke dalam SKS perkuliahan sehingga dapat mempersingkat masa pendidikan.
Para lulusan TIA juga menorehkan prestasi di ajang nasional juga global di antaranya yaitu Juara 1 Robotic Piala Gubernur Jawa Tengah - Polines Robotic Contest 2022 hingga mengharumkan nama bangsa di ajang internasional dengan meraih medali perak di bidang Internet of Things (IoT) pada ajang World ASEAN Skill Contest 2023 di Singapore.
Pada Jumat (13/10) TIA mewisuda 30 ahli dari keterampilan produksi bidang perakitan kendaraan roda empat dan enam ahli dari keterampilan perawatan mesin otomasi yang telah menuntaskan pendidikan sebagai spesialis untuk menjawab kebutuhan industri otomotif, khususnya di era elektrifikasi.
Sejak didirikan di tahun 2016 hingga saat ini, TIA telah memberikan kontribusi hingga 255 SDM ahli yang sudah merealisasikan ilmu pendidikannya baik di TMMIN maupun juga di rantai pasok.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Percepatan industri elektrifikasi yang menyeluruh baik secara proses produksi maupun SDM unggul yang ahli menjadi suatu keniscayaan. Tidak hanya menerapkan sistem green manufacturing di lini produksi, namun, juga TMMIN menginisiasikan konsep green curriculum, yaitu kurikulum pendidikan yang mengimpelementasikan teknologi hijau atau teknologi ramah lingkungan dalam pembelajarannya," kata Presiden Direktur TMMIN Nandi Julyanto dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu.
Nandi mengatakan green curriculum juga membahas mengenai isu-isu lingkungan sebagai tanggung jawab bersama dalam membantu upaya Pemerintah Indonesia mencapai netralitas karbon pada 2026.
TIA, kata Nandi, terus bertransformasi demi menjawab tantangan perkembangan teknologi di industri yang begitu cepat. Selain itu, di tahun ke-2 seluruh ahli didikan TIA diberikan program pemagangan di industri selama satu tahun agar mereka dapat lebih cakap beradaptasi dengan teknologi-teknologi baru di industri elektrifikasi.
Pada 2025, TIA telah mencanangkan beberapa target di antaranya peningkatan mutu melalui pengenalan advance manufacture technology, implementasi kurikulum green technology dalam proses pendidikan serta berkontribusi melahirkan tenaga kerja unggul yang bisa menjadi pemimpin tim di bidang pekerjaannya masing-masing.
"Transformasi industri elektrifikasi otomotif Indonesia sejatinya tidak hanya lahir melalui kehadiran sejumlah kendaraan berteknologi elektrifikasi yang ramah lingkungan, namun, juga dengan hadirnya SDM ahli yang berwawasan digitalisasi," kata Wakil Presiden Direktur TMMIN Bob Azam.
Menurut Bob, Indonesia memiliki potensi unggulan berupa besarnya porsi generasi muda untuk menjadi generasi terdepan dalam menjawab tantangan dan persaingan global. Lulusan TIA dibentuk melalui pengajaran dan praktik yang berorientasi kebutuhan industri nasional dan menjadi ahli di bidang digitalisasi seperti big data analytic, IoT, AI, robotic, robotic process automation, serta mechanical engineering.
"Harapannya yaitu, akselerasi para lulusan TIA untuk mencapai level pemimpin pada lini produksi akan semakin cepat," ujar Bob Azam.
Strategi TIA untuk mencetak lebih banyak SDM spesialis lainnya yaitu dengan melakukan ekspansi program pendidikan yang memfasilitasi karyawan TMMIN, pemasok atau rantai pasok berpartisipasi dalam kegiatan shortcourse training dan credential system sehingga menjadi teknisi industri yang ahli dan juga terakreditasi.
Shortcourse training bertujuan untuk mengakselerasi pemenuhan keterampilan spesifik yang dibutuhkan tenaga kerja industri melalui kursus dalam waktu tertentu dan juga on the job development (OJD).
Sementara credential system bertujuan untuk merekognisi keterampilan dan pengalaman tenaga kerja industri ke dalam SKS perkuliahan sehingga dapat mempersingkat masa pendidikan.
Para lulusan TIA juga menorehkan prestasi di ajang nasional juga global di antaranya yaitu Juara 1 Robotic Piala Gubernur Jawa Tengah - Polines Robotic Contest 2022 hingga mengharumkan nama bangsa di ajang internasional dengan meraih medali perak di bidang Internet of Things (IoT) pada ajang World ASEAN Skill Contest 2023 di Singapore.
Pada Jumat (13/10) TIA mewisuda 30 ahli dari keterampilan produksi bidang perakitan kendaraan roda empat dan enam ahli dari keterampilan perawatan mesin otomasi yang telah menuntaskan pendidikan sebagai spesialis untuk menjawab kebutuhan industri otomotif, khususnya di era elektrifikasi.
Sejak didirikan di tahun 2016 hingga saat ini, TIA telah memberikan kontribusi hingga 255 SDM ahli yang sudah merealisasikan ilmu pendidikannya baik di TMMIN maupun juga di rantai pasok.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023