Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Kalimantan Selatan (FKPT Kalsel) mengatakan perlunya mewaspadai gerakan bawah tanah kelompok teroris memanfaatkan dana sumbangan kemanusiaan dari Indonesia untuk Palestina.

“Saya ingatkan masyarakat waspada dengan dana yang sudah dikumpulkan, pastikan bantuan kemanusiaan itu tepat sasaran melalui lembaga resmi, jangan sampai ada oknum memanfaatkan momen ini mengumpulkan dana untuk membangkitkan teroris,” kata Ketua FKPT Kalsel Aliansyah Mahadi  di Banjarmasin, Kamis.

Dia mengungkapkan rasa khawatir terhadap gerakan teroris yang memanfaatkan momen perang antara Hamas dan Israel untuk memperbanyak pundi-pundi uang melalui sumbangan yang seharusnya untuk warga Palestina justru disalahgunakan kelompok tertentu. Apalagi biasanya masyarakat setelah menyumbangkan dana tidak terlalu perduli apakah dana tersebut tepat sasaran atau tidak.

“Untuk menyikapi perang antara Hamas dan Israel, kita perlu perkuat pemahaman masyarakat melalui pendekatan sosial, kita harus pastikan sumbangan untuk Palestina tepat sasaran,” ucapnya.

Pada pekan depan, FKPT Kalsel menggelar sosialisasi pencegahan paham radikal di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, pada momen itu pihaknya memberikan pemahaman terkait perang Hamas dan Israel untuk disikapi lebih bijak. Kemudian mengimbau soal bantuan kemanusiaan agar disalurkan melalui lembaga terpercaya.

Aliansyah menjelaskan pengalaman masyarakat yang terjadi beberapa waktu lalu di Yogyakarta, ada sekitar 1.400 kotak amal seluruh dananya mengalir ke kelompok jaringan teroris. Dia tidak menginginkan hal serupa terjadi di Kalimantan Selatan.

Ia menyebutkan dalam rangka pencegahan paham radikalisme dan terorisme, pemuda merupakan garda terdepan untuk mencegah paham ideologi tersebut. Hal kecil misalnya dengan cara memerangi konten negatif di sosial media menggunakan konten bermuatan positif.

Menurut dia, pemuda merupakan kelompok yang rentan terpapar ideologi teroris, terlebih kelompok wanita, bahkan termasuk juga orang-orang yang tinggal di perkotaan. Berdasarkan penelitian pada 2020 lalu, potensi kerawanan paham radikalisme terpapar di Kalsel berada di angka 10,4 persen, kemudian pada 2022 turun ke angka 10,2 persen.

Dia mengatakan persentase potensi paham radikalisme itu masih berada di angka rata-rata nasional yakni sebesar 10,2 persen.

“Strategi paling tepat memerangi paham radikalisme adalah dengan melibatkan seluruh komponen, karena jika kita lengah maka kapanpun paham teroris siap bangkit. Apalagi saat ini tahun politik menjadi momen kelompok teroris memanfaatkan situasi,” ujar Aliansyah.

Baca juga: 59 tersangka teroris ditangkap sepanjang Oktober 2023

Baca juga: Densus 88 tangkap 18 tersangka teroris di enam provinsi selama Oktober

 

Pewarta: Tumpal Andani Aritonang

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023