Ikatan Keluarga Remaja Gang Kuantan (IKRAN), Kota Pontianak sedang menyiapkan tujuh meriam karbit dalam menyambut dan memeriahkan malam Idul Fitri 1445 Hijriah.

"Dalam mempersiapkan meriam karbit ini, IKRAN membentuk panitia yang diketuai oleh Agus Sopian. Dalam pemilihan ketua dipilih secara turun temurun dari orang tua senior yang lebih tahu terlebih dahulu tentang proses pembuatan meriam karbit dan sekarang orang tua disini hanya tinggal sedikit dan diteruskan oleh generasi yang baru," ucap humas IKRAN, Ryan, di Pontianak, Minggu.

Ryan mengatakan meski tahun ini tidak ada festival meriam karbit, namun IKRAN akan turut memainkan meriam saat menyambut perayaan Idul Fitri. Karena permainan meriam itu sudah berlangsung turun temurun.

Dia mengatakan, untuk menyiapkan meriam itu, pembuatan meriam sudah dilakukan sejak hari pertama bulan puasa. Kegiatan dimulai setelah selesai tarawih pada pukul 20.30 WIB. 

Kayu yang dipakai dalam pembuatan meriam karbit ini ada yang berukuran kecil hingga besar yang berdiameter 50-80 centimeter dan panjangnya rata-rata 5-7 meter. Saat ini proses pembuatan meriam karbit sudah mencapai 60 persen dan sekarang baru sampai tahap penyimpaian atau pengikatan meriam karbit menggunakan rotan. 

"Target penyelesaian pembuatan meriam ini biasanya selesai pada H-3 malam idul fitri," ucapnya.

Pembuatan meriam karbit ini disesuaikan dengan kondisi kayu. Misalnya ada balok kayu meriam yang sudah tidak bisa dipakai kembali makan diganti dengan balok yang baru. 

"Kemarin kita di tahun lalu menambah 4 balok meriam baru," katanya. Untuk tahun ini ada 7 balok meriam dan ada rencana untuk menambah balok baru, namun waktunya diperkirakan tidak terkejar dikarenakan susah untuk menemukan kayu tersebut. 

"Jenis kayu untuk pembuatan meriam yang kuat dipakai sampai belasan tahun biasanya kayu mabang, bengkirai dan meranti," katanya. 

Dia menyatakan, saat ini kayu tersebut susah didapatkan, kalau ada pun harganya sangat mahal. Sehingga solusinya adalah memakai kayu kempas yang masih tersedia. Bahkan kayu dari pohon buah durian sampai buah asam pun bisa dipakai, hanya saja daya tahannya kurang dan itu pun harus disimpan di tempat yang tidak ada air agar tidak berulat dan tahan lama.

Ryan mengatakan ada beberapa kendala dalam menyiapkan meriam karbit. Di antaranya karena kayu sudah susah didapatkan. Kalau pun ada, kayu dijual dengan harga yang sangat mahal dan kalau dibawa dari tempat beli balok kayunya masih terkena razia. Kemudian harga karbit yang semakin mahal atau naik setiap tahunnya. 

"Satu drum  karbit dengan berat 100 kg berkisar Rp4.000.000 dan kita setiap tahunnya membutuhkan sekitar 200 kg karbit atau sama dengan 2 drum karbit," kata dia lagi.

Sehingga total dana yang diperlukan dalam pembuatan meriam karbit ini sekitar Rp48.855.000. Dan dana pembuatan meriam itu ada yang berasal dari iuran masyarakat gang tempat tinggal warga. Kemudian dari proposal yang diajukan, disetujui atau ditandatangani dan ditandai cap oleh ketua RT dan kelurahan setempat.

Ryan menambahkan dalam proses pengerjaan meriam karbit ini tidak ada paksaan dari pihak manapun dan tidak diberi imbalan, murni terpanggil dari hati nurani demi menjaga dan melestarikan tradisi yang telah ada.

Baca juga: Festival Meriam Karbit diharapkan jadi daya tarik wisatawan ke Pontianak

Baca juga: Warga Pontianak siapkan meriam karbit sambut Idul Fitri

Baca juga: 180 meriam karbit disiapkan untuk meriahkan malam takbiran di Kota Pontianak
 

Pewarta: Lia Apriani/Magang FKIP

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024