Prancis, atas permintaan pemerintah Yordania, mencegat drone (pesawat tanpa awak) serta rudal Iran di wilayah udara Yordania selama serangan Iran terhadap Israel, kata Kementerian Luar Negeri Prancis pada Kamis (18/4).

Wakil juru bicara Kemenlu Prancis Christophe Lemoine mengungkapkan langkah Prancis itu ketika menanggapi pertanyaan selama konferensi pers mingguan.

"Prancis mencegat rudal dan drone Iran yang awalnya menargetkan Israel pada malam hari dari Sabtu hingga Minggu, atas permintaan Yordania," kata Lemoine.

"Kami memiliki pangkalan udara di Yordania, dan wilayah udara Yordania dilanggar oleh tembakan-tembakan ini. Ini yang disampaikan presiden republik ini, jadi saya menggunakan kata-katanya," ujarnya.

"Kami berkomitmen pada keamanan Israel. Namun dalam hal ini, pencegatan rudal dan drone ini dilakukan atas permintaan Yordania, yang wilayah udaranya dilanggar," katanya, menambahkan.

Iran pada Sabtu (14/4) meluncurkan serangan udara terhadap Israel sebagai balasan atas serangan udara pada 1 April ke fasilitas diplomatiknya di ibu kota Suriah.

Iran dilaporkan menembakkan lebih dari 300 drone dan rudal, dan hampir semuanya dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel dan sekutunya --Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris.

Israel mengatakan pasukan sekutu-sekutunya telah membantunya melawan serangan tersebut. Israel juga menyatakan niatnya untuk membalas serangan udara Iran, yang semakin meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut.

Dalam wawancara yang disiarkan televisi pada Senin(15/4), Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Prancis telah melakukan intervensi "dalam upaya perlindungan dan pertahanan secara ketat" setelah "Iran melanggar wilayah udara beberapa negara."

Dia juga menekankan bahwa Prancis ingin "menghindari pertempuran besar" di kawasan.

Sumber: Anadolu






 

Pewarta: Katriana

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024