Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meminta upaya mengejar rating di industri media juga harus dibarengi dengan peningkatan kualitas dari muatan siar.
"Saya memahami kebutuhan industri terhadap peringkat, yang menjadi salah satu indikator utama keberhasilan suatu program siaran. Namun, upaya mengejar rating juga harus dibarengi dengan peningkatan kualitas dari muatan siaran," ungkap Wapres memberi sambutan pada acara Anugerah Syiar Ramadhan (ASR) 2024 dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.
Acara tersebut merupakan hasil kerja sama Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementerian Agama (Kemenag). Tema ASR 2024, yakni "Merajut Persatuan Melalui Siaran Ramadhan yang Menyejukkan".
Wapres mengharapkan konten yang disampaikan tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik, bisa dipertanggungjawabkan, menjunjung tinggi norma yang berlaku, dan sarat dengan nilai-nilai toleransi untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Dalam sambutannya, Wapres juga menyoroti media penyiaran yang semakin dituntut untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman. Penyiaran berbasis konvensional mulai beralih menjadi digital, sebagaimana penyiaran berbasis kelembagaan sekarang mulai merambah ke ranah personal.
"Oleh karena itu, saya memandang perlunya pembaharuan pengaturan terkait penyiaran, utamanya agar mencakup penyiaran digital dan media sosial," kata dia.
Menurut Wapres, penyesuaian regulasi dibutuhkan agar tetap relevan dengan situasi terkini, sekaligus menjadi pedoman yang solid untuk antisipasi tantangan di masa mendatang. Hal itu juga penting untuk memastikan perlindungan bagi masyarakat.
"Selain itu, saat ini bisa kita amati bahwa sebagian masyarakat masih belum sepenuhnya memahami aturan dan etika digital. Untuk itu, saya minta media agar turut berkontribusi dalam meningkatkan literasi digital masyarakat," ujar Wapres.
Hal itu, kata Wapres, penting untuk menjaga rasa aman dan nyaman dalam berinteraksi digital, juga mencegah timbulnya masalah hukum akibat pelanggaran peraturan terkait informasi dan transaksi elektronik.
Menutup sambutannya, Wapres juga mengapresiasi upaya KPI dalam meningkatkan kualitas siaran untuk dikonsumsi masyarakat Indonesia.
"Saya mendorong KPI untuk terus meningkatkan kapasitasnya, utamanya sebagai garda terdepan yang mengawal dan mengawasi penyiaran di tanah air," kata Wapres.
Sebelumnya, Ketua KPI Pusat Ubaidillah menyampaikan kegiatan ASR 2024 yang telah dilaksanakan sejak 2012 itu memiliki semangat untuk mengapresiasi program penyiaran yang berkomitmen dalam menyebarluaskan nilai-nilai kebajikan dan kebijaksanaan serta moderasi beragama.
Harapannya, apresiasi tersebut juga dapat memicu program lain untuk memberikan konten-konten berkualitas pada masyarakat.
"Pemberian apresiasi diharapkan memantik lembaga penyiaran untuk mendorong transformasi positif bagi masyarakat karena bagaimanapun kita membutuhkan alternatif informasi yang sudah terkonfirmasi kebenarannya dan dapat dipertanggungjawabkan," kata Ubaidillah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Saya memahami kebutuhan industri terhadap peringkat, yang menjadi salah satu indikator utama keberhasilan suatu program siaran. Namun, upaya mengejar rating juga harus dibarengi dengan peningkatan kualitas dari muatan siaran," ungkap Wapres memberi sambutan pada acara Anugerah Syiar Ramadhan (ASR) 2024 dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.
Acara tersebut merupakan hasil kerja sama Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementerian Agama (Kemenag). Tema ASR 2024, yakni "Merajut Persatuan Melalui Siaran Ramadhan yang Menyejukkan".
Wapres mengharapkan konten yang disampaikan tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik, bisa dipertanggungjawabkan, menjunjung tinggi norma yang berlaku, dan sarat dengan nilai-nilai toleransi untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Dalam sambutannya, Wapres juga menyoroti media penyiaran yang semakin dituntut untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman. Penyiaran berbasis konvensional mulai beralih menjadi digital, sebagaimana penyiaran berbasis kelembagaan sekarang mulai merambah ke ranah personal.
"Oleh karena itu, saya memandang perlunya pembaharuan pengaturan terkait penyiaran, utamanya agar mencakup penyiaran digital dan media sosial," kata dia.
Menurut Wapres, penyesuaian regulasi dibutuhkan agar tetap relevan dengan situasi terkini, sekaligus menjadi pedoman yang solid untuk antisipasi tantangan di masa mendatang. Hal itu juga penting untuk memastikan perlindungan bagi masyarakat.
"Selain itu, saat ini bisa kita amati bahwa sebagian masyarakat masih belum sepenuhnya memahami aturan dan etika digital. Untuk itu, saya minta media agar turut berkontribusi dalam meningkatkan literasi digital masyarakat," ujar Wapres.
Hal itu, kata Wapres, penting untuk menjaga rasa aman dan nyaman dalam berinteraksi digital, juga mencegah timbulnya masalah hukum akibat pelanggaran peraturan terkait informasi dan transaksi elektronik.
Menutup sambutannya, Wapres juga mengapresiasi upaya KPI dalam meningkatkan kualitas siaran untuk dikonsumsi masyarakat Indonesia.
"Saya mendorong KPI untuk terus meningkatkan kapasitasnya, utamanya sebagai garda terdepan yang mengawal dan mengawasi penyiaran di tanah air," kata Wapres.
Sebelumnya, Ketua KPI Pusat Ubaidillah menyampaikan kegiatan ASR 2024 yang telah dilaksanakan sejak 2012 itu memiliki semangat untuk mengapresiasi program penyiaran yang berkomitmen dalam menyebarluaskan nilai-nilai kebajikan dan kebijaksanaan serta moderasi beragama.
Harapannya, apresiasi tersebut juga dapat memicu program lain untuk memberikan konten-konten berkualitas pada masyarakat.
"Pemberian apresiasi diharapkan memantik lembaga penyiaran untuk mendorong transformasi positif bagi masyarakat karena bagaimanapun kita membutuhkan alternatif informasi yang sudah terkonfirmasi kebenarannya dan dapat dipertanggungjawabkan," kata Ubaidillah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024