Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki mengapresiasi digelarnya Sannipata Nusantara Waisak 2024 karena menjadi forum yang strategis untuk memperkuat kesadaran umat Buddha dalam memperkokoh persatuan bangsa.
"Sannipata Nusantara sangat bermanfaat untuk menggugah kembali semangat persatuan dan kesatuan bangsa melalui kesadaran akan keberagaman," ujar Wamenag dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Sannipata Nusantara Waisak digelar dalam rangkaian memeringati Hari Raya Waisak 2568 B.E di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang Selatan, Sabtu.
Pertemuan akbar nasional yang mengusung tema “Kesadaran Keberagaman Jalan Hidup Luhur, Harmonis dan Bahagia” ini dihadiri sekitar 5.000 umat dari berbagai elemen Buddha dari seluruh Indonesia.
Kegiatan ini juga dihadiri sejumlah anggota DPR, anggota dewan pertimbangan presiden (wantimpres) dan para pimpinan di Kemenag.
Wamenag menilai Sannipata Nusantara sangat efektif karena mempertemukan seluruh elemen umat Buddha di Indonesia dengan satu tujuan mulia.
Menurut dia, dalam agama Budhha, umat faktanya memiliki tata cara ritual, upacara, dan tradisi yang beragam. Namun demikian, berbagai keragaman tersebut sejatinya memiliki tujuan yang sama yaitu meluhurkan ajaran Buddha.
"Yakni, tidak berbuat jahat, senantiasa menambah kebajikan, serta menyucikan hati dan pikiran. Sebagai bhakti dan puja kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sannipata menjadi sarana tepat untuk mengikat kesamaan tujuan tersebut," kata dia.
Pandangan serupa juga disampaikan Bhante Pannavaro Mahathera. Menurut dia, keragaman dan perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia adalah sebuah kenyataan dan kewajaran.
Atas kesadaran itulah, menurutnya, sudah seharusnya perbedaan itu justru menjadi kekuatan yang perlu terus dijaga bersama sampai kapan pun.
"Kita tidak mungkin memungkiri dan menghindar dari perbedaan. Untuk itu keberagaman ini harus dijaga dengan baik. Jika tidak, maka akan menyebabkan kehancuran," kata Bhante Pannavaro.
Menurut Bhante, masyarakat Indonesia perlu bersyukur karena memiliki semboyan bangsa yang kuat, yakni Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan inilah yang terbukti mampu mengikat kuat persatuan bangsa hingga kini.
Bahkan semboyan yang ditulis oleh Mpu Tantular dalam Kitab Sutasoma ini diapresiasi dunia seperti yang pernah disampaikan oleh Sekjen PBB Antonio Guterres.
"Untuk itu perbedaan harus dijaga karena bisa menciptakan keharmonisan dan kekuatan yang dahsyat untuk kebangsaan," kata dia.
Sementara itu, Dirjen Bimas Buddha Supriyadi mengatakan Sannipata bermakna pertemuan agung umat Buddha Indonesia di Bulan Waisak atas dasar kesadaran dari kondisi-kondisi yang baik.
"Diharapkan juga menjadi sarana meningkatkan pengertian, pemahaman dan pengamalan nilai-nilai luhur ajaran Buddha serta memperteguh sikap, perilaku dan cara pandang kehidupan beragama yang lebih moderat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Sannipata Nusantara sangat bermanfaat untuk menggugah kembali semangat persatuan dan kesatuan bangsa melalui kesadaran akan keberagaman," ujar Wamenag dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Sannipata Nusantara Waisak digelar dalam rangkaian memeringati Hari Raya Waisak 2568 B.E di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang Selatan, Sabtu.
Pertemuan akbar nasional yang mengusung tema “Kesadaran Keberagaman Jalan Hidup Luhur, Harmonis dan Bahagia” ini dihadiri sekitar 5.000 umat dari berbagai elemen Buddha dari seluruh Indonesia.
Kegiatan ini juga dihadiri sejumlah anggota DPR, anggota dewan pertimbangan presiden (wantimpres) dan para pimpinan di Kemenag.
Wamenag menilai Sannipata Nusantara sangat efektif karena mempertemukan seluruh elemen umat Buddha di Indonesia dengan satu tujuan mulia.
Menurut dia, dalam agama Budhha, umat faktanya memiliki tata cara ritual, upacara, dan tradisi yang beragam. Namun demikian, berbagai keragaman tersebut sejatinya memiliki tujuan yang sama yaitu meluhurkan ajaran Buddha.
"Yakni, tidak berbuat jahat, senantiasa menambah kebajikan, serta menyucikan hati dan pikiran. Sebagai bhakti dan puja kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sannipata menjadi sarana tepat untuk mengikat kesamaan tujuan tersebut," kata dia.
Pandangan serupa juga disampaikan Bhante Pannavaro Mahathera. Menurut dia, keragaman dan perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia adalah sebuah kenyataan dan kewajaran.
Atas kesadaran itulah, menurutnya, sudah seharusnya perbedaan itu justru menjadi kekuatan yang perlu terus dijaga bersama sampai kapan pun.
"Kita tidak mungkin memungkiri dan menghindar dari perbedaan. Untuk itu keberagaman ini harus dijaga dengan baik. Jika tidak, maka akan menyebabkan kehancuran," kata Bhante Pannavaro.
Menurut Bhante, masyarakat Indonesia perlu bersyukur karena memiliki semboyan bangsa yang kuat, yakni Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan inilah yang terbukti mampu mengikat kuat persatuan bangsa hingga kini.
Bahkan semboyan yang ditulis oleh Mpu Tantular dalam Kitab Sutasoma ini diapresiasi dunia seperti yang pernah disampaikan oleh Sekjen PBB Antonio Guterres.
"Untuk itu perbedaan harus dijaga karena bisa menciptakan keharmonisan dan kekuatan yang dahsyat untuk kebangsaan," kata dia.
Sementara itu, Dirjen Bimas Buddha Supriyadi mengatakan Sannipata bermakna pertemuan agung umat Buddha Indonesia di Bulan Waisak atas dasar kesadaran dari kondisi-kondisi yang baik.
"Diharapkan juga menjadi sarana meningkatkan pengertian, pemahaman dan pengamalan nilai-nilai luhur ajaran Buddha serta memperteguh sikap, perilaku dan cara pandang kehidupan beragama yang lebih moderat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024