Aljazair akan segera memasok bahan bakar ke Lebanon untuk membantu negara itu mengatasi krisis listrik, kata pemerintah Lebanon pada Minggu (18/8).
"Lebanon akan segera dipasok dengan sejumlah bahan bakar untuk membantu mengatasi krisis saat ini di sektor kelistrikan," kata Perdana Menteri Aljazair Nadir Larbaoui kepada Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati melalui sambungan telepon, dikutip pemerintah Lebanon dalam sebuah pernyataan.
Mikati menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune atas "inisiatifnya" dan atas "dukungan berkelanjutan negaranya bagi Lebanon di semua bidang."
Sementara itu, belum ada pernyataan selanjutnya dari Aljazair mengenai laporan itu.
Perusahaan listrik Lebanon pada Sabtu mengumumkan pemadaman listrik nasional setelah kelompok unit produksi terakhir di Pembangkit Listrik Zahrani, yang memasok listrik ke negara itu, berhenti beroperasi setelah kehabisan bahan bakar.
Pemadaman listrik memengaruhi sejumlah fasilitas utama, termasuk Bandara Internasional Rafik Hariri, Pelabuhan Beirut, penjara, fasilitas pengolahan air limbah, dan stasiun pemompaan air minum.
Pembangkit Listrik di Lebanon selatan adalah salah satu pembangkit listrik terpenting di negara itu, dan saat ini menjadi satu-satunya yang beroperasi, yang memasok sebagian besar kebutuhan listrik Lebanon.
Selama beberapa tahun terakhir, frekuensi pemadaman listrik di Lebanon meningkat secara signifikan karena kesulitan keuangan pemerintah, yang menyebabkan ketidakmampuannya menyediakan mata uang asing untuk mengimpor bahan bakar.
Produksi listrik Lebanon sebelumnya berkisar antara 1.600 dan 2.000 megawatt per hari, tetapi kelangkaan bahan bakar dalam beberapa tahun terakhir telah secara bertahap mengurangi produksi ke tingkat yang sangat rendah.
Sumber: Anadolu-OANA
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Lebanon akan segera dipasok dengan sejumlah bahan bakar untuk membantu mengatasi krisis saat ini di sektor kelistrikan," kata Perdana Menteri Aljazair Nadir Larbaoui kepada Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati melalui sambungan telepon, dikutip pemerintah Lebanon dalam sebuah pernyataan.
Mikati menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune atas "inisiatifnya" dan atas "dukungan berkelanjutan negaranya bagi Lebanon di semua bidang."
Sementara itu, belum ada pernyataan selanjutnya dari Aljazair mengenai laporan itu.
Perusahaan listrik Lebanon pada Sabtu mengumumkan pemadaman listrik nasional setelah kelompok unit produksi terakhir di Pembangkit Listrik Zahrani, yang memasok listrik ke negara itu, berhenti beroperasi setelah kehabisan bahan bakar.
Pemadaman listrik memengaruhi sejumlah fasilitas utama, termasuk Bandara Internasional Rafik Hariri, Pelabuhan Beirut, penjara, fasilitas pengolahan air limbah, dan stasiun pemompaan air minum.
Pembangkit Listrik di Lebanon selatan adalah salah satu pembangkit listrik terpenting di negara itu, dan saat ini menjadi satu-satunya yang beroperasi, yang memasok sebagian besar kebutuhan listrik Lebanon.
Selama beberapa tahun terakhir, frekuensi pemadaman listrik di Lebanon meningkat secara signifikan karena kesulitan keuangan pemerintah, yang menyebabkan ketidakmampuannya menyediakan mata uang asing untuk mengimpor bahan bakar.
Produksi listrik Lebanon sebelumnya berkisar antara 1.600 dan 2.000 megawatt per hari, tetapi kelangkaan bahan bakar dalam beberapa tahun terakhir telah secara bertahap mengurangi produksi ke tingkat yang sangat rendah.
Sumber: Anadolu-OANA
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024