Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyisipkan topik Palestina dalam pertemuan bilateral di sela-sela Pekan Pertemuan Tingkat Tinggi Sidang ke-79 Majelis Umum PBB, seperti yang dilakukan pada pertemuan dengan Tunisia dan Irak yang digelar terpisah di New York, AS, pada Senin (23/9).
Dalam pertemuan Menlu Retno dengan Menteri Luar Negeri, Migrasi, dan Urusan Warga Tunisia di Luar Negeri Mohamed Ali Nafti, keduanya membahas penguatan hubungan bilateral, seperti penyelesaian Perjanjian Perdagangan Preferensial (PTA), sedangkan untuk isu Palestina, Retno menyampaikan tentang penegakan hukum internasional terhadap Israel, agak tidak tebang pilih.
“Kita perlu konsisten, ketika Israel melanggar hukum internasional, tidak ada sanksi, bayangkan kalau negara lain yang melakukan,” ujar Retno.
Sementara dengan Menteri Luar Negeri Irak Fuad Mohammed Hussein, pembicaraan mencakup kemitraan kedua negara, misalnya pada sektor perdagangan.
Kedua Menlu juga menandatangani perjanjian bebas visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas.
Dalam pembahasan mengenai Palestina, Retno menyampaikan keprihatinan atas krisis yang memburuk di Gaza dan Tepi Barat, dengan catatan korban tewas mencapai 41.000 jiwa.
Terkait hal itu, Indonesia dan Irak berkomitmen memberikan upaya kolektif kedua negara untuk mengakhiri krisis di Gaza, dalam semangat keanggotaan di wadah yang sama, Organisasi Kerjasama Islam.
Selain dua pertemuan bilateral ini, Retno juga menggelar pertemuan bilateral dengan Irlandia dan Kepulauan Solomon, serta berbicara dalam sejumlah forum.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
Dalam pertemuan Menlu Retno dengan Menteri Luar Negeri, Migrasi, dan Urusan Warga Tunisia di Luar Negeri Mohamed Ali Nafti, keduanya membahas penguatan hubungan bilateral, seperti penyelesaian Perjanjian Perdagangan Preferensial (PTA), sedangkan untuk isu Palestina, Retno menyampaikan tentang penegakan hukum internasional terhadap Israel, agak tidak tebang pilih.
“Kita perlu konsisten, ketika Israel melanggar hukum internasional, tidak ada sanksi, bayangkan kalau negara lain yang melakukan,” ujar Retno.
Sementara dengan Menteri Luar Negeri Irak Fuad Mohammed Hussein, pembicaraan mencakup kemitraan kedua negara, misalnya pada sektor perdagangan.
Kedua Menlu juga menandatangani perjanjian bebas visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas.
Dalam pembahasan mengenai Palestina, Retno menyampaikan keprihatinan atas krisis yang memburuk di Gaza dan Tepi Barat, dengan catatan korban tewas mencapai 41.000 jiwa.
Terkait hal itu, Indonesia dan Irak berkomitmen memberikan upaya kolektif kedua negara untuk mengakhiri krisis di Gaza, dalam semangat keanggotaan di wadah yang sama, Organisasi Kerjasama Islam.
Selain dua pertemuan bilateral ini, Retno juga menggelar pertemuan bilateral dengan Irlandia dan Kepulauan Solomon, serta berbicara dalam sejumlah forum.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024