Serangan darat Israel ke Lebanon tampaknya "tidak akan segera terjadi," kata Pentagon, yang adalah markas Departemen Pertahanan Amerika Serikat, pada Rabu (25/9).
"Saya yakin konteksnya adalah dalam hal serangan darat ... sepertinya tidak akan terjadi sesuatu yang mendesak. Tapi ... tanyakan ke Israel tentang operasi mereka sendiri," kata juru bicara Pentagon Sabrina Singh kepada wartawan.
Sing menyampaikan bahwa AS tentu tidak menginginkan ada tindakan apa pun yang dapat meningkatkan ketegangan di kawasan itu.
"Kami masih yakin bahwa masih ada waktu dan ruang untuk diplomasi. Kami ingin melihat adanya resolusi diplomatik dan suatu penyelesaian untuk mencegah perang habis-habisan," tuturnya.
Saat ditanya apakah AS mendukung operasi Israel di Lebanon, termasuk dengan dukungan intelijen, Sing mengatakan, "Tidak, tidak mendukung."
"Jika menyangkut Lebanon, militer AS tidak terlibat dalam operasi Israel," katanya menekankan.
Singh mengonfirmasi bahwa AS mengirim "sejumlah kecil" personel militer untuk menambah pasukan AS yang sudah ada di kawasan tersebut, seiring dengan ketegangan yang masing tinggi antara kelompok Lebanon Hizbullah dan Israel.
"Saya tidak dapat mengonfirmasi jumlahnya... Saya tidak bisa memberi tahu lebih spesifik," katanya menambahkan.
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas batas sejak awal serangan Israel di Jalur Gaza.
Gempuran Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 41.400 orang, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, menyusul serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.
Masyarakat internasional telah memperingatkan agar Lebanon jangan sampai diserang, karena serangan dikhawatirkan akan membuat konflik Gaza meluas di kawasan.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Saya yakin konteksnya adalah dalam hal serangan darat ... sepertinya tidak akan terjadi sesuatu yang mendesak. Tapi ... tanyakan ke Israel tentang operasi mereka sendiri," kata juru bicara Pentagon Sabrina Singh kepada wartawan.
Sing menyampaikan bahwa AS tentu tidak menginginkan ada tindakan apa pun yang dapat meningkatkan ketegangan di kawasan itu.
"Kami masih yakin bahwa masih ada waktu dan ruang untuk diplomasi. Kami ingin melihat adanya resolusi diplomatik dan suatu penyelesaian untuk mencegah perang habis-habisan," tuturnya.
Saat ditanya apakah AS mendukung operasi Israel di Lebanon, termasuk dengan dukungan intelijen, Sing mengatakan, "Tidak, tidak mendukung."
"Jika menyangkut Lebanon, militer AS tidak terlibat dalam operasi Israel," katanya menekankan.
Singh mengonfirmasi bahwa AS mengirim "sejumlah kecil" personel militer untuk menambah pasukan AS yang sudah ada di kawasan tersebut, seiring dengan ketegangan yang masing tinggi antara kelompok Lebanon Hizbullah dan Israel.
"Saya tidak dapat mengonfirmasi jumlahnya... Saya tidak bisa memberi tahu lebih spesifik," katanya menambahkan.
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas batas sejak awal serangan Israel di Jalur Gaza.
Gempuran Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 41.400 orang, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, menyusul serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.
Masyarakat internasional telah memperingatkan agar Lebanon jangan sampai diserang, karena serangan dikhawatirkan akan membuat konflik Gaza meluas di kawasan.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024