Beberapa seniman asal Indonesia berkolaborasi dengan seniman Yunani dalam sebuah pameran yang digagas Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Athena sebagai perayaan 75 tahun hubungan budaya yang mendalam antara Indonesia dan Yunani, sekaligus menunjukkan kekuatan seni, inovasi, dan teknologi melalui kolaborasi lintas bidang.

Menurut keterangan pers KBRI Athena yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu, pameran tersebut menampilkan patung kayu zaitun “RAMA SINTHA” karya seniman Bali I Made Sumantra dan I Made Suparta, patung marmer “Antikythera Mechanism” milik seniman Yunani George Kontonikolaou, serta lukisan kolaboratif seniman Indonesia Naufal Abshar dan seniman Yunani Caroline de Souza dan Pavlina Bechrakis.

Duta Besar Indonesia untuk Yunani Dr. Bebeb A.K. Nugraha Djundjunan mengatakan pameran ini bukan hanya memperingati hubungan politik dan ekonomi yang telah terjalin lama, tetapi juga menyoroti hubungan budaya yang telah tumbuh dan berkembang antara Indonesia dan Yunani selama beberapa dekade.

"Kami bangga mempersembahkan kolaborasi seni ini sebagai simbol persahabatan yang kuat dan abadi antara kedua negara sejak 1949, serta sebagai bentuk penghargaan dari Indonesia untuk Yunani atas dukungannya terhadap kemerdekaan kami pada tahun 1945," ujar dia.

Dua orang seniman Bali, I Made Sumantra dan I Made Suparta, menceritakan tantangan yang mereka hadapi dalam menyelesaikan “RAMA SINTHA” dalam waktu terbatas serta makna simbolis kayu zaitun yang melambangkan ketangguhan dan keabadian.
Pameran seni kolaborasi seniman Indonesia-Yunani ini merupakan simbol persahabatan kuat dan abadi antara kedua negara sejak 1949, serta bentuk penghargaan untuk Yunani atas dukungannya terhadap kemerdekaan Indonesia. (ANTARA/HO/Pensosbud KBRI Athena)
“Kami berharap kolaborasi ini dapat mempererat hubungan antara masyarakat Indonesia dan Yunani, serta menginspirasi lebih banyak pertukaran seni dan budaya di masa mendatang,” ujar mereka.

Sementara itu seniman Yunani, George Kontonikolaou, menggambarkan makna dari patung marmer “Antikythera Mechanism” yang ia sebut sebagai penghormatan terhadap ilmu pengetahuan Yunani kuno, sekaligus sebagai perwakilan seni budaya Yunani.

“Karya ini merupakan simbol dari persahabatan 75 tahun kita, sekaligus pondasi untuk pertukaran budaya yang terus berlanjut di masa depan,” tutur dia.

Pameran yang digelar di Michael Cacoyannis Foundation ini merupakan kolaborasi antara KBRI di Athena dengan THEON INTERNATIONAL PLC, Athens School of Fine Arts (ASFA), dan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Bali.

Pendiri dan CEO THEON INTERNATIONAL PLC, Christian Hadjiminas, menyoroti pentingnya pencapaian ini sekaligus merefleksikan masa lalu dan menatap masa depan hubungan Indonesia-Yunani. Dia juga menekankan meningkatnya pengaruh geopolitik Indonesia sebagai kekuatan baru dalam teknologi dan ekonomi, serta mengapresiasi keberhasilan kerja sama THEON dengan industri Indonesia dalam produksi night vision systems.

“Seni dan teknologi mampu melintasi batas-batas negara, mendorong pemahaman dan kerja sama yang lebih baik,” ujar Hadjiminas.

Sementara itu Wakil Rektor ASFA Ioannis Melanitis menekankan kesempatan belajar unik bagi para mahasiswa ASFA yang menyaksikan langsung proses pembuatan ukiran kayu oleh seniman Bali.

“Para mahasiswa sangat terkesan dengan pendekatan intuitif para seniman, yang berkarya berdasarkan pengalaman yang mereka temukan selama proses kerja,” ujar dia.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Indonesia-Yunani rayakan persahabatan melalui kolaborasi seniman

Pewarta: Ahmad Faishal Adnan

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024