Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyampaikan kasus yang berujung dua anak tewas tenggelam di Pantai Sigandu, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, merupakan familicida atau bunuh diri bersama keluarga.  

"Ini familicida. Awalnya ibu akan mengajak anak meninggal bersama. Namun dalam kasus ini ibu tidak meninggal karena terseret ombak," kata Anggota KPAI Diyah Puspitarini saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Dia mengatakan ibu korban akan diperiksa kondisi psikologisnya mengingat ada kemungkinan ibu korban mengalami stres.

Baca juga: Orang tua diminta jangan menjadikan anak pelampiasan konflik orang dewasa

Namun demikian, pihaknya mendorong aparat penegak hukum untuk tetap memproses hukum ibu korban.

"Maka ibu tetap harus dijerat hukuman berat sambil diperiksa psikologisnya, karena ada kemungkinan ibu mengalami stres," kata Diyah Puspitarini.

Sebelumnya, dua anak perempuan kakak beradik berusia 6 dan 3 tahun ditemukan tewas di Pantai Sigandu, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Sementara ibunya berinisial VM (31) ditemukan bersembunyi di dalam toilet portabel di sekitaran lokasi kejadian.

Baca juga: MPLS sarana bangun komitmen anti kekerasan

Kejadian tragis ini bermula ketika pada Rabu (30/7) pagi, VM membawa kedua anaknya ke tengah laut hingga keduanya tenggelam.

Namun VM terseret ombak hingga ke tepi pantai. Ia pun kemudian bersembunyi di dalam toilet.

Sore harinya, polisi menemukan VM dalam kondisi linglung.

Sementara ayah korban menyebut istrinya pergi tanpa pamit bersama kedua anaknya dengan menggunakan motor.

Ayah korban juga sudah berusaha mencari istri dan kedua anaknya sebelum akhirnya dua anaknya ditemukan tewas.

Baca juga: KPAI kecam orang tua yang melakukan kekerasan dan penelantaran anak

Pewarta: Anita Permata Dewi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2025