Damaskus (ANTARA Kalbar) - Sepuluh warga sipil tewas akibat serangan mortir pemerintah dan
12 tentara tewas dalam bentrokan senjata dengan pemberontak termasuk di
antara yang tewas di Suriah hanya beberapa jam setelah seruan baru PBB
untuk menghormati gencatan senjata.
Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan pemerintah dan oposisi harus
bekerja sama penuh membantu para pemantau PBB saat menjalankan missinya
untuk mengawasi perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku 12 April,
lapor AFP.
Kendatipun imbauannya itu, para pemantau hak asasi manusia
melaporkan aksi kekerasan tidak berhenti, sehari setelah serangkaian
ledakan yang dikecam Ban sebagai "serangan-serangan bom teroris" yang
menewaskan lebih dari 20 orang.
Sembilan orang dari satu keluarga termasuk di antara 10 orang yang
tewas akibat serangan pemerintah di satu desa di provinsi Idlib, Suriah
barat laut, kata Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah yang
berpangkalan di London.
Satu serangan mortir menghantam rumah mereka di desa Mashmashan
dekat kota Jisr al-Shughur, kata kelompok pemantau itu dan menambahkan
empat wanita dan dua anak termasuk di antara mereka yang tewas.
Di luar kota Damaskus seorang pria berusia 80 tahun tewas di kota
Qatna akibat ditembak dari sebuah minibus, kata observatorium itu.
Di provinsi Deir Ezzor di timur laut, 12 tentara tewas dalam
bentrokan dengan para petempur pemberontak, tambah pemantau itu.
Seorang warga sipil juga tewas dalam pertempuran di daerah Busayra,
provinsi itu, di mana pasukan menanggapi serangan dengan rudal dan
senapan mesin berat, katanya.
Ban menyerukan semua pihak bekerja sama dengan misi pemantau PBB
yang akan ditingkatkan jumlah dari rombongan pendahuluannya 30 personil
menjadi 300 pemantau dalam beberapa hari dan pekan ke depan.
"Kendatipun menyatakan adanya perbaikan di daerah-daerah di antara
para pemantau PBB digelar, sekjen PBB tetap sangat cemas dengan adanya
laporan-laporan aksi kekerasan yang terus terjadi, pembunuhan dan
penyiksaan di Suriah dalam beberapa hari belakangan ini," kata satu
pernyataan.
Ia menyeru "aksi kekerasan bersenjata dalam segala bentukya oleh
semua pihak segera dihentikan dan semua pihak bekerja sama penuh dengan
tugas Misi Pengawas PBB di Suriah saat meningkatkan kehadiran di
lapangan."
Dua pemantau sudah digelar di Idlib, satu provinsi yang berbatasan
dengan Turki di mana para petempur pemberontak Tentara Pembebasan Suriah
aktif. Tidak ada pemantau di Deir Ezzor.
Masing-masing dua pemantau telah dikerahkan di tiga pusat protes
lainnya -- kota-kota Hama dan Homes dan Daraa provinsi, selatan Damaskus
dan pusat pemberontakan terhadap pemerintah Presiden Bashar al-Assad
yang meletus Maret tahun lalu.
Dalam aksi kekerasan Senin, bom-bom menghantam kota Idlib dan daerah-daerah pinggiran Damaskus.
"Ledakan-ledakan bom itu ditujukan pafa dua markas besar keamanan,
satu kompleks inteljen angkatan udara dan intelijen militer," kata ketua
observatorum itu Rami Abdel Rahman kepada AFP.
Kantor berita resmi SANA mengatakan "teroris-teroris" berada
dibelakang serangan pembom-pembom bunuh diri" itu. (RN/B002)
10 sipil, 12 Tentara Tewas di Suriah Setelah Seruan Gencatan Senjata
Sabtu, 5 Mei 2012 9:29 WIB