Jakarta (ANTARA Kalbar) - Pasien penderita tumor otak di Indonesia kini memiliki opsi lain
pengobatan, yaitu dengan menggunakan gamma-knife atau metode bedah
radiasi (radiosurgery) untuk menghancurkan sel tumor pada otak, kata
Direktur Neurosurgeon dari Gamma Knife Center Indonesia Siloam Hospital,
Lutfi Hendriansyah, MD.
"Metode ini tidak mebutuhkan pembukaan
tempurung otak, tidak perlu sayatan pada kulit kepala, bahkan tidak
perlu bius umum," kata Lutfi saat dijumpai usai memberikan paparan
mengenai metode pengobatan tumor otak di Jakarta, Sabtu.
Lutfi
menjelaskan, meskipun metode ini sudah dikenal sejak lama di dunia
kedokteran internasional, gamma-knife merupakan metode yang baru
diperkenalkan di Indonesia.
"Pengobatan ini dirancang untuk mengobati tumor otak baik ganas
maupun jinak, namun bervolume kecil atau maksimum berukuran 30cc atau 4
cm," tutur Lutfi.
Untuk tumor bervolume besar, metode ini dianggap kurang efektif,
karena radiasi sinar gamma akan kurang terfokus.
Metode gamma-knife dinilai cukup nyaman, karena prosedur pelaksanaannya
yang berlangsung lebih cepat dan pasien tidak memerlukan rawat inap.
"Usai menjalani gamma-knife, pasien sudah dapat melakukan kegiatan seperti biasa," ujar Lutfi.
Lebih
lanjut Lutfi mengemukakan, meskipun radiasi sinar gamma ini dianggap
sangat akurat dan presisi dalam menghancurkan sel tumor tanpa mengganggu
sel otak disekitarnya, efek samping dari radiasi akan menganggu
kesehatan bagian tubuh yang lainnya.
"Selain itu, biaya pengobatan radiasi gamma ini sangatlah mahal karena mencapai ratusan juta rupiah," pungkas Lutfi.
(M048)
Bedah Tumor Otak Tanpa Pisau Dengan Gamma-Knife
Senin, 3 September 2012 8:42 WIB