Pontianak (ANTARA Kalbar) - Pemerintah Kabupaten Sanggau, Kalimantan
Barat mengajak tokoh masyarakat dan Muspika yang ada di kabupaten itu
untuk ikut menyelesaikan masalah pedagang kali lima yang semakin
menjamur di sejumlah titik pusat ibu kota kabupaten.
"Untuk menuntaskan permasalahan PKL yang bertahun-tahun telah
menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Sanggau, kita menggelar rapat
dengar pendapat dengan sejumlah tokoh masyarakat untuk penertiban dan
keindahan Kota Sanggau," kata Bupati Sanggau, Setiman Haji Sudin, Jumat.
Dia menyatakan, hal itu dilakukan untuk mencari solusi bersama dalam
penanganan PKL tersebut agar tidak ada pihak yang merasa di perlakukan
tidak adil, khususnya bagi para PKL itu sendiri.
"Makanya, dalam rapat dengar pendapat ini kita mengundang sejumlah
unsur Forkopimda Kabupaten Sanggau, Instansi terkait seperti Dishub,
DPU, Sat Pol PP, Camat,
Lurah, perwakilan Ormas dan lain sebagainya hadir untuk dengar pendapat," katanya.
Menurut Setiman, pihaknya sudah melakukan segenap daya dan upaya
telah dikerahkan untuk melakukan penertiban PKL. Namun bukan tujuan
bersama berupa penyelesaian yang dihasilkan, malah yang ada kericuhanlah
yang terjadi.
"Bahkan setiap kali penertiban yang dilakukan petugas, kerap
berujung pada nyaris bentrok fisik antara PKL dan petugas," tuturnya.
Sementara itu, salah seorang tokoh masyarakat Kabupaten Sanggau, H
Gusti Arif mengatakan dugaan adanya oknum yang membekingi PKL menjadi
salah satu isu penting.
"Saya hidup dari zaman Belanda, hingga sampai saat ini, saya melihat
Sanggau ini bukan malah makin bersih, tapi makin kumuh. Penertiban yang
dilakukan pemerintah sepertinya diabaikan saja oleh masyarakat," kata
Gusti.
Beberapa contoh yang disampaikannya, misalnya ada papan pengumuman
dilarang berjualan di suatu tempat, tapi PKL masih tenang saja berjualan
di tempat yang dilarang tersebut.
"Saya menduga PKL ini ada yang membekingi," katanya.
Bahkan, Gusti Arif tak segan-segan mengaku malu dengan kondisi tata
kota yang menjenuhkan seperti sekarang ini. Dirinya pun mempertanyakan
kemampuan Pemerintah Daerah dalam mengurus tata ruang kota.
"Saya kadang-kadang malu, saya sudah pernah kemana-mana, ke
Singapura bahkan sampai ke Belanda. Saya sering mempertanyakan bagaimana
pemerintah setempat melakukan penertiban kepada para pedagang,
sedangkan di sini, masalah Rawa Bangun saja tidak selesai-selesai, contoh
Sirian, kecil kotanya tapi mampu diurus," tuturnya.
Gusti Arif pun meminta kepada pemerintah agar tegas mengusutnya,
kalau memang benar adanya bekingan tersebut, dirinya meminta agar pelaku
diproses secara hukum, karena telah dianggap telah melawan kebijakan
yang sah dengan cara menghasut orang lain untuk membuat pertentangan dan
berpotensi timbulnya tindakan anarkis.
"Tangkap. Kalau ada oknum PNS yang bekingi, pecat atau pindahkan dia keujung sungai sana," tegasnya.
(pso-171)
Pemkab Sanggau Ajak Tokoh Masyarakat Tangani PKL
Jumat, 16 November 2012 21:05 WIB
Saya hidup dari zaman Belanda, hingga sampai saat ini, saya melihat Sanggau ini bukan malah makin bersih, tapi makin kumuh.