Denpasar (ANTARA Kalbar) - Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, menjadi salah satu lokasi percontohan pengelolaan kawasan konservasi yang efektif dengan mengacu pada prinsip "Blue economy".
"Prinsip Blue economy dapat dikembangkan di kawasan ini untuk mendorong perekonomian masyarakat dan pembangunan daerah yang berwawasan lingkungan," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C Sutardjo, Minggu.
Pengelolaan kawasan konservasi di daerah itu akan mengadopsi sistem tata ruang (zonasi). Sistem zonasi di kawasan konservasi merupakan upaya dalam memadukan antara pengelolaan dan pemanfaatan ruang wilayah secara seimbang.
Tujuannya adalah untuk memberikan perlindungan dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
Upaya pengelolaan efektif kawasan tersebut dilakukan melalui pengembangan dan penguatan kelembagaan pengelolaan, rencana pengelolaan dan zonasi kawasan konservasi yang tepat, dukungan infrastruktur serta terlaksananya kegiatan secara kolaboratif yang didukung dengan pendanaan berkelanjutan.
Berbagai bentuk kegiatan pengelolaan kawasan yang efektif ini akan terus dikembangkan di Nusa Penida.
Sistem tata ruang tersebut dapat mendatangkan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat, seperti pengembangan ekowisata bahari melalui wisata mangrove dan rumput laut, rehabilitasi terumbu karang, pengelolaan limbah dan sampah yang dapat menghasilkan kompos.
Jika ditinjau dari sisi ekonomi pesisir, Kawasan Konservasi Nusa Penida memiliki sekitar 20 titik lokasi penyelaman untuk wisata bahari, 308 hektare area budi daya rumput laut dengan produksi rata-rata 500 ton/tahun.
"Sementara jumlah kunjungan wisatawan ke Nusa Penida setiap tahunnya berkisar 200 ribu orang," ujarnya.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Coral Triangle Center (CTC) dengan dukungan USAID dari tahun 2008¿2011, di perairan Nusa Penida telah diidentifikasikan ada sekitar 1.419 hektare terumbu karang yang dihuni oleh 298 jenis karang, 576 jenis ikan dimana lima di antaranya merupakan jenis baru yang belum pernah dijumpai di dunia. 230 hektare hutan mangrove dengan 13 jenis bakau, dan 108 padang lamun.
(T.KR-IGT)
Menteri KKP: Nusa Penida Contoh 'Blue Economy'
Minggu, 30 Desember 2012 17:23 WIB