Jakarta (Antara Kalbar) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan mendapatkan gelar profesor pertahanan pertama di Indonesia dari Universitas Pertahanan (Unhan) karena dinilai menguasai bidang pertahanan, sekaligus sebagai pelaku pragmatis di bidang pertahanan.
"Pemberian gelar kepada Presiden Yudhoyono paling lambat pada 2014 mendatang. Gelar profesor pertahanan ini menjadi gelar pertama yang diraih warga Indonesia," kata Rektor Unhan Letjen TNI Subekti, saat melakukan pertemuan dengan media massa di Kampus Unhan, Jakarta, Rabu.
Menurut dia hingga kini belum ada profesor bidang pertahanan di Indonesia, sehingga diharapkan ke depannya profesor di bidang ini bisa diperbanyak agar kualitas pemimpin bangsa ke depan semakin maju.
Pemberian gelar profesor pertahanan kepada Presiden, kata dia, dinilai tepat karena jumlah angka kredit (Kum) untuk menjadi seorang profesor hampir memenuhi syarat. Pasalnya Presiden SBY baru-baru ini juga baru mengajar di Unhan. Bahkan, tercatat sudah mengajar empat kali dalam pertemuan besar.
Selain itu, lanjut Subekti, Presiden Yudhoyono juga sering memberikan arahan-arahan terkait program studi yang diajarkan di Unhan. Bahkan, Presiden tergabung bersama sejumlah profesor dari Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Mulawarman, dan sejumlah universitas swasta dalam menggodog program studi pertahanan.
"Pemberian gelar profesor pertahanan terhadap Presiden memang kewajiban Unhan karena beliau sudah sangat expert sebagai pelaku dan praktisi di bidang pertahanan. Beliau juga mendesain kurikulum pascareformasi. Paradigma baru TNI beliau yang menggagas," jelas mantan Direktur Peace Keeping Center atau sekarang disebut Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI.
Presiden juga dinilai berperan menempatkan TNI yang reformis di era demokrasi dan berjasa menempatkan TNI dalam menerapkan tugas-tugas yang berkaitan dengan keputusan politik, sehingga TNI menjadi alat pertahanan negara yang mantap dan disegani bangsa lain serta dicintai rakyatnya.
"Dilihat dari hal tersebut, Kum yang telah dikumpulkan Presiden SBY memang cukup banyak. Tinggal tugas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang nanti menghitung. Mungkin tahun depan Kum-nya bisa terpenuhi dari sekian Kum yang dibutuhkan untuk diberi gelar profesor," jelasnya.
Saat ini, kata dia, Unhan sendiri masih mencetak lulusan master (Strata 2) yang diisi oleh sekitar 70 persen masyarakat sipil, serta 30 persen dari kalangan militer, PNS dan lain-lain. Ke depannya Unhan akan mencetak lulusan doktor (S-3) bidang pertahanan, bahkan akan menganugerahkan gelar profesor pertahanan terhadap orang yang tepat dan sudah mengabdi cukup lama di bidang pertahanan.
Ia menjelaskan, Unhan membutuhkan banyak pakar pertahanan agar bisa menyejajarkan diri dengan bidang lain, sehingga ditargetkan akan membangun intelektualitas perwira militer sejak dini.
"Mulai tahun 2019, saya berharap seorang komandan Batalyon, apapun level kepangkatannya, harus bergelar minimal master. Ini untuk mengimbangi unsur nonmiliter yang pada usia 34 tahun sudah banyak yang bergelar doktor," katanya.
Dengan pendidikan yang tinggi, tambah dia, diharapkan perwira militer bisa berkolaborasi dengan warga sipil membangun bangsa.
Unhan Beri SBY Gelar Profesor Pertahanan
Rabu, 29 Mei 2013 15:43 WIB