Jakarta (Antara Kalbar) - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pemerintah khususnya otoritas fiskal dalam mengendalikan ekspektasi inflasi yang diperkirakan akan terus meningkat.
"Yang kami lihat lebih jauh adalah inflasi. Karena ekspektasi terhadap inflasi sudah terlihat nyata. Kami selalu ingin berkoordinasi dengan otoritas lain, khususnya otoritas fiskal, jadi kami akan terus amati itu," kata Agus kepada wartawan di kompleks Gedung BI, Jakarta, Jumat.
Menurut Agus, perekonomian Indonesia sedang mengalami banyak tantangan, baik secara eksternal maupun internal atau dari dalam negeri.
Dia menjelaskan saat ini transaksi berjalan Indonesia terus mengalami defisit yang membesar disertai dengan defisit neraca perdagangan dan fiskal.
"Selain itu 'primary balance' juga negatif, sehingga persepsi investor semakin khawatir," ujar dia.
Lebih jauh dia mengatakan pada periode Juni, Juli dan Agustus, secara historis juga selalu terjadi kenaikan laju inflasi. Tingginya inflasi di bulan-bulan tersebut akan semakin meningkat jika kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dilakukan.
Oleh karena itu, kata dia, BI mengambil langkah "pre-emptive" atau antisipasi dalam mengendalikan ekspektasi inflasi ke depan.
Langkah antisipasi itu, menurut Agus, akan ditempuh dengan bauran kebijakan diantaranya yang sudah diterapkan yakni menaikkan suku bunga acuan dan bunga Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (Fasbi) masing-masing 25 basis poin.
Jadi yang kami respons adalah ekspektasi inflasi. Dan ada kekhususan juga bagi kami untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, karena situasi ekonomi dunia yang tidak pasti," kata dia.
BI Koordinasi Dengan Pemerintah Kendalikan Inflasi
Jumat, 14 Juni 2013 16:08 WIB