Pekanbaru (Antara Kalbar) - Rencana Satgas Tanggap Darurat Asap untuk memadamkan kebakaran menggunakan helikopter pembom air terpaksa batal akibat pekatnya asap di Provinsi Riau, Sabtu.
"Melihat situasi asap yang begitu pekat, heli tidak bisa terbang dan ditambah banket untuk penampung air juga belum terpasang," kata Komandan Lanud Roesmin Nurjadi Kol. Pnb. Andyawan kepada wartawan di Posko Tanggap Darurat Asap Riau, Pekanbaru.
Satgas sejatinya pada hari ini akan melakukan operasi pemadaman lewat udara dengan menerbangkan dua helikopter ke lokasi kebakaran di Giam Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis. Namun, pekatnya asap sisa kebakaran lahan dan hutan telah menurunkan jarak pandang hingga dinilai berbahaya untuk penerbangan.
Pekatnya asap juga membuat aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, terganggu.
Direktur Bantuan Darurat BNPB, Harmensyah, mengatakan plotting 43 titik api hasil survey Satgas udara di peta Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) menunjukan sebanyak 25 titik di area open access, dan tiga titik di Cagar Biosfir Giam Siak Kecil.
Selain itu, 15 titik api juga terdapat di area konsesi hutan tanaman industri (HTI).
Berdasarkan data BMKG di Posko Tanggap Darurat Asap Riau di Lanud Roesmin Nurjadi, Pekanbaru, jumlah titik panas kini mencapai 963 titik di sejumlah wilayah Riau, khususnya di Kabupaten Bengkalis. Jumlah tersebut meningkat dari hari sebelumnya, yakni 359 titik.
Pemprov Riau telah menetapkan status Tanggap Darurat Asap sejak 26 Februari lalu.
Komandan Satgas Tanggap Darurat yang juga Danrem 031/WB Brigjen TNI Prihadi Agus mengatakan pemadaman lewat darat terus berusaha dilakukan meski diakui kurang efektif karena sumber air banyak yang mengering. Sedangkan, pesawat bom air berkapasitas besar bantuan BNPB dijadwalkan tiba pada awal Maret nanti.
(M. Taufik)
Asap Pekat, Helikopter Bom Air Riau Gagal Terbang
Sabtu, 1 Maret 2014 19:19 WIB