Manama (Antara Kalbar/Xinhua-OANA) - Kementerian Kesehatan di Bahrain mengumumkan, Ahad (4/5), negara Teluk itu berencana melancarkan kampanye kesadaran di seluruh negeri tersebut mengenai wabah paling akhir Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS), yang mematikan, di wilayah tersebut.
Tindakan itu dilakukan setelah gagasan pendidikan serupa yang dilakukan oleh negara tetangganya seperti Arab Saudi, yang telah melaporkan 371 infeksi yang dikonfirmasi mengenai virus pembunuh tersebut dan korban jiwa berjumlah 107 dalam dua tahun belakangan.
"Bahrain memiliki rencana tambahan yang siap diluncurkan guna mengendalikan wabah koronavirus dan semua rumah sakit serta pusat kesehatan telah diinstruksikan untuk segera melaporkan setiap kasus yang dicurigai," kata Menteri Kesehatan Bahrain Sadiq Ash-Shehabi di dalam satu pernyataan.
Menteri itu menelepon timpalannya dari Arab Saudi Adel Fakeih pada Ahad dan membahas rencana serta strategi untuk mengendalikan virus tersebut dan menangani penularan baru.
Ash-Shehabi menekankan "peta jalan bersama" di kedua negara tersebut yang mencakup semua pemegang saham, termasuk pekerja perawatan kesehatan, untuk mengendalikan penyebaran virus tersebut, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin sore.
Ia menyatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan staf laboratorium kesehatan umum juga akan bekerja sepanjang waktu di bagian tanggap darurat.
Selain itu, kegiatan nasional akan segera diluncurkan untuk mendidik warga dan pekerja asing mengenai tindakan pencegahan.
Ash-Shehabi menambahkan kasus virus MERS rendah dan tidak meningkat jadi "wabah global", berdasarkan kriteria WHO.
Namun, Kementerian Kesehatan pada Sabtu (3/5) melaporkan empat pasien di Bahrain diduga telah terserang virus itu, tapi hasil pemeriksaan belakangan memperlihatkan semua pasien tersebut tidak terinfeksi virus MERS.
(C003/Chaidar)
Bahrain Siaga Cegah Virus Mers di Tengah Keprihatinan Regional
Senin, 5 Mei 2014 16:21 WIB