Jakarta (Antara Kalbar) - Sekitar 70 persen pasien kanker payudara di Indonesia terlambat berobat dan baru datang ke rumah sakit setelah sampai tahap advanced Breast Cancer (aBC) atau stadium lanjut.
"Di Indonesia, dalam setahun diperkirakan ada sekitar 49 ribu kasus baru penderita kanker payudara. Dari jumlah tersebut diperkirakan hampir 20 ribu pasien kanker payudara meninggal dunia," kata pakar kanker payudara yang juga dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Kanker Dharmais Dr Ronald A Hukom di Jakarta, Kamis.
Dokter yang juga merupakan Konsultan Hematologi dan Onkologi Medik Rumah Sakit Kanker Dharmais ini menyebutkan gejala stadium lanjut yang mudah dikenali pasien adalah bila benjolan payudara yang membesar menimbulkan luka, bernanah, atau adanya keluhan terkait metastasis atau penyebaran jauh misalnya di paru (batuk, sesak), di hati (lemas, badan menjadi kuning) atau tulang (nyeri).
Ia juga mengingatkan pentingnya pasien aBC untuk segera pergi ke rumah sakit, meminta pendapat dokter multidisiplin (oncologist atau internist, ahli bedah, ahli radiasi) mengenai kombinasi cara pengobatan yang paling tepat (terapi sistemik atau kemoterapi, operasi, radiasi, dan sebagainya), beserta urutan cara pengobatan yang optimal.
Pasien pada stadium IV, lanjutnya, umumnya tidak lagi membutuhkan tindakan operasi seperti pada stadium I atau II. Selain penatalaksanaan kanker payudara yang tepat, dibutuhkan juga terapi paliatif pada pasien agar termotivasi selama menjalani perawatan.
Motivasi, kesabaran dan perhatian dari pasangan dan keluarga merupakan hal mendasar yang penting untuk meningkatkan kepercayaan diri dan semangat pasien, ujar dia.
Dengan penanganan tim dokter multidisiplin yang baik, sekitar 60--70 persen stadium III dan 15-20 persen stadium IV bisa tetap hidup setelah lima tahun (5-year survival rate). Selain itu, asuhan paliatif dan akses terhadap informasi yang tepat dapat membantu pasien kanker payudara stadium lanjut untuk meraih hidup yang lebih berkualitas.
Berdasarkan data Rumah Sakit Dharmais menunjukkan hanya 20--30 persen pasien kanker payudara datang pada stadium dini yaitu stadium I dan II. Padahal, tahap lanjut ini merupakan tahap yang memiliki risiko kematian tertinggi, selain pasien aBC dapat menghadapi penurunan kualitas hidup yang signifikan.
Dalam upaya menggugah kepedulian masyarakat, terutama keluarga, untuk wanita dengan aBC maka Novertis Indonesia melalui forum SEHATi Bicara 6.0 Early vs advanced Breast Cancer (aBC) menggandeng Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dan LovePink untuk mendukung kampanye World Breast Cancer Month melalui upaya memotivasi wanita Indonesia dengan aBC untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik, kata Chief Market Access and Government Affairs Officer PT Novartis Indonesia Helena Rahayu.
Kanker payudara tercatat sebagai kanker peringkat pertama yang diderita wanita baik di negara maju maupun negara berkembang. Sedangkan Di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, kanker payudara didiagnosis pada tahap sangat terlambat yaitu stadium III.