Surabaya (Antara Kalbar) - Mobil tenaga surya buatan tim "ITS Solar Car
Racing Team" yang dinamakan "Widya Wahana V (WW-5)" berhasil
menyelesaikan rute dari Darwin hingga Adelaide, Australia, meski tidak
sampai 3.000 kilometer, karena tim masih meraba-raba karakteristik
mobil.
"WW 5 berhasil berhenti di Victoria Square, pusat kota Adelaide
pada 22 Oktober lalu dan berhasil menempuh jarak sepanjang 1.638 dari
total rute 3.000 kilometer, sehingga WW-5 menduduki peringkat ke-7 dari
total 12 peserta, sedangkan mobil pertama yang berhasil masuk finish
adalah Nuna 8 dari Belanda," kata Manajer Tim WW 5, Aufar Nugraha, dalam
keterangan, Rabu.
WW-5 sudah kali kedua ikut dalam lomba kategori cruiser (kategori
mobil yang bisa ditumpangi oleh 2-4 orang) dan menjadi wakil Indonesia
dalam kompetisi mobil bertenaga surya World Solar Challenge (WSC) 2015
di Australia pada 18-24 Oktober lalu.
Secara keseluruhan, mobil Widya Wahana 5 berhasil menjalani rute
sepanjang 1.638 kilometer itu, karena ketika di Australia masih
meraba-raba karakteristik mobil untuk menyesuaikan dengan medan. Hal itu
terjadi, karena mobil sebelumnya mengalami kesulitan menemukan jalan
sepanjang 3.000 kilometer di Indonesia untuk uji coba.
Untuk mekanisme lomba itu, kompetisi dibagi dalam berbagai tahap,
yang setiap tahap memiliki batas waktu tertentu, ketika mobil tidak
mencapai batas waktu yang ditentukan, maka mobil tersebut diangkut
dengan trailer untuk menuju awal start pada tahap selanjutnya.
"Meski saat dihitung hanya 1.638 kilometer yang ditempuh WW-5,
namun WW-5 dari sisi teknologi tidak merasa rendah dari mobil tim lain,
karena mobil WW-5 sendiri mempunyai nilai efisiensi yang lebih baik,
yaitu hanya memiliki bobot 280 kilogram, sedangkan mobil lain bisa
mencapai 300 kilogram, sehingga kami tetap optimistis untuk dapat
berpartisipasi kembali pada lomba mendatang," terangnya.
Menanggapi hasil itu, Dosen Pembimbing Mobil WW-5, Dr M Nur
Yuniarto mengatakan untuk level Asia Tenggara, WW-5 menduduki posisi
pertama mengalahkan Singapura, Malaysia dan Thailand dalam keseluruhan
kelas, bahkan mobil dari Malaysia sempat terbakar karena cara "handling"
baterai yang salah.
"Keunggulan WW-5 memiliki bobot yang ringan, yaitu kurang lebih 280
kilogram, sehingga banyak yang memuji mobil karya kami karena menjadi
kendaraan yang paling ringan di kelas cruiser, seperti peserta dari
Massasuchets Institute of Technology (MIT) dan University of Cambride
misalnya," tuturnya.
Tidak hanya itu, ia menambahkan WW-5 ternyata juga menjadi
primadona di Adelaide, karena bentuknya yang mirip dengan salah satu
mobil di film animasi (Batman) yang sempat menyita perhatian, terutama
bagi anak kecil.
Aufar mengatakan dari perlombaan ini, tim ITS dapat mengambil
banyak pelajaran, karena saat di Indonesia tidak memiliki kesempatan
yang memadai untuk melakukan uji coba kendaraan, sebab timnya kesulitan
menemukan jalan sepanjang rute perlombaan di Australia.
"Pada 17 Agustus 2015, WW-5 memang telah melakukan Tour de Java
Bali dengan pitstop di beberapa kota besar yang dilalui seperti Jakarta
yang menjadi start, Semarang, Banyuwangi, dan Denpasar sebagai finish,
namun dari uji coba kami masih merasa belum cukup puas, sebab masih jauh
dari jarak 3.000 kilometer itu," paparnya.
Sebelumnya, tim ITS pernah mengikuti lomba serupa pada 2013, namun
mobil Widya Wahana IV saat itu belum berhasil menyelesaikan lomba hingga
akhir race karena kesalahan perhitungan, desain, sistem elektro sampai
kesalahan "fabric" yang telah terjadi.
Mobil Tenaga Surya Selesaikan Rute Darwin-Adelaide
Kamis, 29 Oktober 2015 8:26 WIB