Dikatakan Abdul Halim, berbagai bentuk keresahan yang dirasakan oleh masyarakat adalah ketidakjelasan asal usul, munculnya kecurigaan adanya misi terselubung, banyaknya warga tanpa memiliki dokumen diri, enggan membaurnya pendatang dengan masyarakat bahkan terkesan tertutup. Untuk bertamu pun harus melalui prosedur khusus sehingga terlihat adanya kesan ekslusif.
"Mereka kurang bermasyarakat dan terkesan tertutup," kata Abdul Halim.
Lebih dari itu, Abdul Halim menyampaikan, di camp Desa Satai Lestari, anak-anak usia sekolah tidak sekolah seperti anak pada umumnya. Namun mereka belajar secara tersendiri bahkan sistem kegiatan belajar mengajar sudah menggunakan teknologi, lalu setiap Minggu anak-anak sudah dilatih olahraga.
Jika berkunjung, maka tamu akan diarahkan ke salah satu orang yang ditunjuk saja yang akan diberi kesempatan berkomunikasi, sementara lainnya akan menepi dan terkesan menghindar.