Sintang (Antara Kalbar) - Bupati Sintang Jarot Winarno mengajak semua pihak untuk mengambil momentum hari jadi ke-654 Kota Sintang untuk mewujudkan semangat kebhinekaan, guna kelanjutan pembangunan kabupaten yang makin maju, sejahtera, aman dan damai.
"Sebagai penghuni kota Sintang yang sudah merasakan manfaat berbagai hal darinya, berkewajiban untuk ikut ambil bagian memajukan kota Sintang, yang Insya Allah bukan hanya menjadi ibukota kabupaten tetapi juga akan menjadi ibukota Provinsi Kapuas Raya di masa mendatang," kata Jarot saat peringatan HUT ke-654 Kota Sintang.
Pada 10 Mei 1362, Jubir Irawan I beserta sanak keluarga dan pengikutnya pindah atau hijrah dari Kerajaan Sepauk ke tempat yang menjadi titik pertemuan alur sungai Kapuas dan sungai Melawi yang arusnya saling bertentangan. Hal ini melahirkan istilah "Senentang" dan di kemudian hari dikenal menjadi nama kota Sintang.
Bupati Sintang menambahkan ada dua nilai penting yang harus diresapi dan aktualisasi dari sejarah perpindahan Jubair Irawan I. Pertama; spirit pindah atau berhijrah yang dilakukan Jubair Irawan I. Jubair bercita-cita agar kerajaan yang dimilikinya dapat berkembang lebih baik, lebih maju dan lebih besar di masa depan.
Pola pikir yang cerdas dan maju ini di kemudian hari ini terbukti sangat tepat, karena Jubair Irawan I mulai meletakkan pondasi kerajaan yang kokoh hingga dapat eksis hingga saat ini.
Jarot menambahkan, untuk masa sekarang, spirit hijrah tersebut harus diadopsi dengan tafsir yang sesuai tantangan zaman. "Secara filosofi, berhijrah meninggalkan sesuatu untuk menuju sesuatu yang baru. Saat ini kita harus siap berhijrah menuju pikiran dan perilaku yang baik seperti kesadaran menjaga lingkungan alam yang lestari, perilaku santun, jujur, toleran sabar, tekun, taat hukum, kerja keras, penuh optimisme, mau berkorban dan berbagi untuk orang lain, serta semangat kerja sama dan berprestasi," kata dia.
Kedua, pilihan tempat yang menjadi titik pertemuan dua alur sungai besar, menggambarkan keinginan mewujudkan suatu peradaban yang didasari nilai persaudaraan kemanusiaan sejati. Generasi masa lalu yang ada pada masa Jubair Irawan telah memiliki kesadaran bahwa perbedaan apapun yang ada tidak boleh menjadi sumber konflik.
"Justru perbedaan itu adalah anugerah yang harus disyukuri dan didayagunakan untuk kemajuan yang lebih besar. Kewajiban kita saat ini, berupaya terus menghidupkan, merawat dan memeprkuat nilai persaudaraan kemanusiaan di kota Sintang dan kabupaten Sintang pada umumnya," ujar dia.
Ia melanjutkan, Kota Sintang adalah rumah besar untukberkarya dan menciptakan peradaban secara bersama-sama, atas dasar persaudaraan, kesetaraan, persamaan dan keadilan.
"Cita-cita Jubair Irawan I menyatukan dua arus sungai besar, yang berarti menyatukan berbagai perbedaan yang ada pada kita sekarang, harus terus kita perjuangkan sehingga terwujud peradaban kota sintang yang aman, damai, maju dan berdaya saing tinggi," katanya menegaskan.
Bupati Sintang : Momentum HUT Untuk Semangat Kebhinekaan
Rabu, 11 Mei 2016 8:13 WIB