Pontianak (Antara Kalbar) - PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) mencatat penurunan pendapatan selama tahun 2015 seiring melemahnya harga jual rata-rata minyak kelapa sawit serta turunnya volume produksi karena pengaruh El Nino yang berkepanjangan.
Dalam keterangan tertulis Grup Corporate Head Communications ANJ Nunik Maharani Maulana yang diterima di Pontianak, Senin, setelah RUPS Tahunan dan Paparan Publik yang digelar awal Juni lalu, diakui bahwa tahun 2015 merupakan salah satu tahun tersulit yang pernah dialami ANJ.
Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi yakni harga jual rata-rata minyak kelapa sawit yang melemah secara drastis, pungutan pajak ekspor atas produk kelapa sawit dan kekeringan panjang akibat El Nino yang terjadi di Indonesia, termasuk kabut dari kebakaran hutan di Indonesia yang berakibat pada volume produksi kelapa sawit secara nasional.
Sekalipun bisnis ANJ di perkebunan kelapa sawit yang sudah menghasilkan tetap memperoleh laba, penghasilan grup ANJ secara signifikan terpengaruh oleh kondisi tersebut. Pada 2015, ANJ mencatat total pendapatan sebesar 133,3 juta USD, atau 21,8 persen lebih rendah dibandingkan 2014, dan EBITDA sebesar 23,7 juta USD, atau 62,6 persen lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Baca juga : ANJ Gandeng SAP Untuk Data dan Operasi Bisnis
ANJ membukukan kerugian bersih sebesar 8,3 juta USD dibandingkan dengan keuntungan bersih sebesar 18,3 juta USD pada 2014.
Pendapatan penjualan dari bisnis kelapa sawit ANJ senilai 114,6 juta USD, ini merupakan 95,6 persen dari total pendapatan penjualan. Secara garis besar ini masih sejalan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Volume penjualan CPO meningkat 5,6 persen menjadi 194.248 ton. Volume produksi CPO meningkat menjadi 192.891 ton, atau 2,7 persen di atas volume produksi pada 2014. Kenaikan tersebut sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya produksi perkebunan di Sumatera Utara II – Siais dan panen perdana dari pohon yang baru menghasilkan dari perkebunan di Kalimantan Barat. Akan tetapi, produksi dan volume penjualan yang lebih tinggi terpengaruh oleh penurunan tajam harga jual rata-rata CPO dari 697 USD per ton pada 2014 menjadi 516 USD per ton.
Di usaha inti kelapa sawit, ANJ tidak berhasil mencapai target produksi dan penghasilan untuk 2015. Meski telah mengantisipasi penurunan harga jual CPO dengan harapan untuk meningkatkan produksi sebesar 10-15 persen agar mampu mencatatkan keuntungan bersih dengan nilai yang sama seperti pada 2014. Namun harga CPO turun tajam di bawah antisipasi, yaitu sebesar 650 USD per ton. Sementara itu, kenaikan produksi yang direncanakan terhambat akibat kekeringan yang terjadi di kuartal kedua 2015.
ANJ juga telah menetapkan bahwa sumber utama pertumbuhan produksinya pada masa mendatang akan berasal dari wilayah Timur, melalui pembangunan perkebunan baru di Papua Barat. Untuk mewujudkan ini, pada 2013 dan 2014, ANJ telah mengakuisisi cadangan lahan seluas 105.159 hektare di tiga konsesi.
Untuk komoditas sagu, ANJ telah melakukan penyempurnaan fasilitas pabrik secara tepat waktu pada Oktober 2015. Tes produksi menunjukkan kualitas tepung sagu yang baik. Saat ini ANJ juga sedang menyelesaikan pembangunan pembangkit listrik yang ditargetkan selesai pada kuartal kedua 2016. Produksi skala penuh, dengan kapasitas 1.250 ton/bulan akan dimulai saat fasilitas pembangkit listrik selesai dibangun dan diaktifkan secara penuh.
Sedangkan untuk energi terbarukan, penghasilan investasi ANJ di sektor ini sebesar 6,1 juta USD atau sedikit turun dari 6,2 juta USD pada 2014.
juga ANJ berhasil menyelesaikan peningkatan kapasitas pabrik pembangkit listrik tenaga biogas di Perkebunan Belitung, dari 1,2 MW menjadi 1,8 MW, atau 50 persen lebih besar dibanding 2014 dan sejalan dengan target ANJ untuk meningkatkan kapasitas sebesar 10-13 persen.
Dengan kapasitas baru tersebut, pembangkit listrik tenaga biogas dapat mengalirkan listrik melalui PLN ke sekitar 2.000 rumah tangga dengan kapasitas 900 VA.
Untuk bisnis lain, ANJ mulai melakukan transisi di entitas anak di bidang pemrosesan dan perdagangan tembakau, dengan menghentikan seluruh pembelian tembakau pada 2015 dan berganti fokus ke pemrosesan dan perdagangan hasil pertanian musiman, edamame.
Proyek percobaan perdana dimulai pada 2014 untuk memproduksi edamame. Percobaan tersebut terbukti berhasil dan dikembangkan kembali pada 2015 dengan fokus pada perolehan benih induk sebagai persiapan kegiatan komersial skala besar untuk penanaman dan ekspor edamame.
RUPS akhirnya memutuskan untuk menerima Laporan Tahunan 2015, mengesahkan Laporan Keuangan Tahun 2015, serta menyetujui pembagian dividen kepada pemegang saham ANJ.
ANJ Catat Penurunan Pendapatan Selama 2015
Senin, 6 Juni 2016 8:34 WIB